Mendapatkan tempat khusus di hati para gamer veteran, Pong adalah video game arcade bertema olahraga pertama. Di sana, Atari mencoba mengadopsi permainan tenis meja ke grafis dua dimensi. Meskipun judul seperti Computer Space hadir lebih dulu darinya, Pong merupakan game yang sukses secara komersial dan mengangkat kepopularitasan arcade.
Lebih dari empat dekade semenjak perilisannya, seorang penggemar bernama Daniel Perdomo menunjukkan kecintaannya terhadap Pong dengan berupaya membuat versi sungguhannya. Upaya tersebut, Perdomo namai Table Pong Project, ternyata lebih unik dari perkiraan sang inventor. Meski awalnya terinspirasi dari tenis meja, Table Pong Project malah menyerupai mainan air hockey.
Wujudnya memang seperti yang kita bayangkan. Game dinikmati di atas meja berwarna hitam, ada bola berbentuk kubus dan juga sepasang bantalan pemukul di kedua area papan. Layaknya Pong di arcade, bola dan paddle tertambat ke meja dengan menggunakan magnet, sehingga kita tetap harus memainkannya secara dua dimensi. Perdomo bermaksud untuk tetap berpegang teguh pada desain asli permainan.
Proses pembuatannya tidak mudah, Perdomo dan kawan-kawannya menghabiskan dua tahun untuk membangun versi mekanik ini, memanfaatkan 3D printing, las, serta kemahiran DIY lain. Model purwarupa sendiri membutuhkan proses pengembangan ekstensif, karena developer cuma bisa menyusunnya di waktu luang mereka. Semua informasi diperoleh dari video-video YouTube, Google dan forum online.
Dalam wawancara bersama Killscreen, ide Table Pong Project muncul setelah Daniel bermain-main dengan magnet bersama putrinya. Komponen magnet merupakan solusi sekaligus tantangan besar bagi developer. Tim harus memastikan keseimbangan antara daya tarik, jarak, bobot bola dan tipe permukaan meja. Jika magnet terlalu lemah, maka bola tidak bisa mengikuti perubahan arah tiba-tiba. Namun seandainya terlalu kuat, gaya gesek jadi besar dan bola tak dapat bergerak cepat.
Melalui kerja keras Perdomo dan timnya, Table Pong Project terhidang layaknya Pong di arcade. Ia memiliki sensasi presisi dengan gerakan yang mulus, seluruhnya bekerja secara makanik. Developer tak lupa membubuhkan unit controller terpisah (tentu saja tidak langsung dikendalikan dari paddle seperti air hockey), serta board Arduino ditambah display LED buat memperlihatkan skor.
Perdomo dan kawan-kawan masih menyempurnakan Table Pong Project, dan belum mengumumkan harga serta memberi tahu kapan perangkat itu dapat dibeli. Tapi Anda bisa mengawasi pengembangannya via Facebook mereka.
Sumber: Table Pong Project.