Hari ini Google mengumumkan fasilitas pendaftaran aplikasi berbayar bagi para pengembang di Google Play Store Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya. Seiring dengan semakin meningkatnya popularitas platform Android di kawasan ini, keputusan ini adalah hal yang ditunggu-tunggu para pengembang untuk mengoptimalisasi potensi yang ada. Di Indonesia sendiri per hari ini konsumen sudah menikmati harga aplikasi yang dikonversikan dalam Rupiah dengan Rp 12.000 sebagai harga termurah.
Android menjadi platform yang terakhir di antara platform smartphone populer yang membolehkan pendaftaran aplikasi berbayar di toko aplikasinya yang beroperasi di Indonesia. Prosedur yang diarahkan adalah penggunaan akun Google Wallet Merchant yang dikaitkan dengan dengan profil pengembang di Google Play Developer Console. Pengembang Indonesia nanti bisa memperoleh dana transfer untuk setiap pendapatan yang sudah mencapai nilai minimum $100.
Langkah Google ini memberi angin segar bagi model bisnis pengembang aplikasi mobile, terutama yang menyasar platform Android. Selama ini monetisasi yang bisa digunakan adalah penggunaan iklan seperti layanan AdMob. Kecuali aplikasi yang dibuat sangat populer, misalnya Angry Birds ataupun yang paling baru Flappy Bird, pendapatan yang diperoleh belum tentu optimal. Untuk pendapatan melalui Google Play, Google memberlakukan potongan standar 30%.
Menurut data bulan Desember 2013 yang dilansir oleh GfK, Android mendominasi pasar smartphone di Asia Tenggara dengan raihan 72%. GfK mengklaim bahwa sepanjang tahun 2013, smartphone Android menguasai 60% dari seluruh perangkat telepon pintar yang terjual di Indonesia. Tercatat dalam 9 bulan pertama di tahun 2013, terjual hampir 15 juta unit smartphone di seluruh penjuru tanah air.
Setelah masalah pendaftaran aplikasi berbayar di Google Play Store diselesaikan, kini Google tinggal mendorong tingkat konsumsi aplikasi berbayar yang lebih baik oleh konsumen di kawasan ini. Untuk Indonesia sendiri, selain penggunaan kartu kredit sebagai solusi pembayaran, wacana carrier billing atau potong pulsa untuk kemudahan konsumen sudah sering didengungkan tapi realisasinya masih menunggu aksi nyata.
[Hat tip: Ibnu Maksum | Ilustrasi foto: Shutterstock]