Pengaruh Olimpiade Tokyo 2020 pada Roadmap Pengembangan Street Fighter V

Kendala terbesar Street Fighter V saat ini adalah server untuk menampung backup data.

Street Fighter V, di antara sekian banyak judul fighting game yang beredar di generasi console PS4, mungkin adalah yang paling banyak mengalami naik-turun dalam perjalanannya. Ketika pertama dirilis pada tahun 2016, banyak pihak yang kecewa dengan game ini karena berbagai hal, mulai dari roster yang kurang padat, netcode bermasalah, hingga minimnya konten dan fitur. Namun Capcom terus memberikan update dan konten baru dalam wujud DLC (gratis maupun berbayar), hingga kini Street Fighter V sudah jadi game “gemuk” yang layak bersanding dengan judul-judul populer lainnya.

Yoshinori Ono, Executive Produser seri Street Fighter, belum lama ini menceritakan beberapa hal menarik dari perjalanan seri tersebut di era Street Fighter IV dan Street Fighter V dalam wawancara bersama Eurogamer. Ia juga mengungkap kendala yang sedang dihadapi Capcom saat ini, rencana untuk Street Fighter V ke depannya, serta bagaimana ekosistem esports mempengaruhi roadmap pengembangan game tersebut. Terutama ajang Intel World Open yang merupakan acara pembuka Olimpiade Tokyo 2020. Berikut ini beberapa poin yang ia sampaikan.

Capcom sempat menolak pengembangan Street Fighter IV

Hal yang satu ini mungkin sudah jadi pengetahuan umum di kalangan penggemar berat Street Fighter. Yoshinori Ono adalah tokoh yang sudah lama sekali berkecimpung di Capcom, bahkan ia mendapat julukan “Mr. Street Fighter” di perusahaan itu. Ia sempat merasakan masa jaya fighting game di era 90an, tapi kemudian fighting game mengalami masa penurunan di era tahun 2000an.

(Anda bisa membaca pembahasan lengkap sejarah ini di artikel berikut: Fighting Game Esports – Sejarah, Tokoh, dan Perkembangannya)

Ketika dunia fighting game sedang “gersang” itu, Capcom sama sekali tidak berminat merilis Street Fighter IV. Karena itulah ada rentang waktu yang sangat panjang antara perilisan Street Fighter III: 3rd Strike ke Street Fighter IV, hampir 10 tahun. Ono bahkan berkata, “Sebagai sebuah perusahaan, Capcom secara umum sudah tidak membuat fighting game lagi. Sudah 99,9% diputuskan bahwa era fighting game telah tamat dan kami pun bergerak ke hal-hal lain.”

Street Fighter IV, era kebangkitan fighting game modern | Sumber: The Fighters Generation

Tapi kemudian Ono melihat fenomena yang aneh. Ketika ia sedang mengerjakan game Onimusha, ia menemukan bahwa ke mana pun ia pergi, orang-orang selalu bertanya tentang Street Fighter baru. Ono pun berusaha meyakinkan petinggi-petinggi Capcom pada masa itu (termasuk salah satunya Keiji Inafune) untuk membuat Street Fighter lagi. Ono punya ide bagaimana cara menghadirkan Street Fighter dan membuatnya populer.

“Andai hasilnya tidak sebagus itu, mungkin saya sudah dipecat... Saya bersyukur Street Fighter IV bisa sedemikian laris,” ujar Ono.

NetherRealm Studios ingin karakter Street Fighter masuk Mortal Kombat

Ed Boon, Creative Director di NetherRealm Studios, ternyata sempat meminta izin kepada Capcom untuk memasukkan salah satu karakter Street Fighter ke Mortal Kombat. Ia juga pernah bertemu dengan Yoshinori Ono di Brasil dan membicarakan hal tersebut. Tapi sayang, akhirnya Capcom memutuskan untuk menolaknya. Menurut Ono, alasan utamanya adalah karena dunia Street Fighter kurang cocok untuk digabungkan ke dalam dunia Mortal Kombat.

Ono berkata bahwa keputusan itu bukan datang dari dirinya, namun dari Capcom secara keseluruhan. Tapi bukan berarti Capcom tertutup sama sekali pada kemungkinan kolaborasi. Lagipula mereka sudah sering melakukan kolaborasi dengan pihak lain, seperti di franchise Marvel vs. Capcom, atau Tatsunoko vs. Capcom. “(Usulan) itu tidak berhasil saat ini, tapi Capcom tertarik melakukan hal sejenis. Jika kami bisa mendapatkan sesuatu yang kami rasa bagus, kami bisa bergerak cukup cepat untuk mewujudkannya,” cerita Ono.

Saya masih berharap suatu saat Tatsunoko vs. Capcom akan muncul di console selain Wii | Sumber: Polygon

Persiapan menyambut Intel World Open (IWO)

Street Fighter V jelas bukan pendatang baru di dunia esports, akan tetapi ajang Intel World Open tahun 2020 nanti punya peran yang lebih signifikan daripada turnamen esports biasanya. Ono mengaku bahwa saat ini mereka sedang sibuk mempersiapkan berbagai hal untuk menyambut ajang tersebut, dan belum mau berpikir tentang console next gen (PS5) yang kabarnya juga akan dirilis di tahun 2020.

Seperti apa persiapan yang dimaksud? Hal pertama yang diinginkan Ono adalah stabilitas Street Fighter V di versi yang sekarang. Ia ingin semuanya bisa berjalan dengan baik. Ono juga ingin bisa memfasilitasi Intel World Open yang babak kualifikasinya digelar secara online. Oleh karena itu Street Fighter V telah mendapat fitur baru yaitu mode turnamen online yang saat ini masih sedang berada dalam status beta.

“Sekarang kita sudah punya turnamen grup, kira-kira 8 orang bisa diundang masuk ke lobby. Mode baru ini nanti akan punya skala yang jauh lebih besar. Kami masih mengerjakan detailnya di fase beta, tapi yang jelas nantinya lusinan, bahkan ratusan orang akan bisa berpartisipasi di sebuah turnamen dalam waktu yang sama. Kami sedang melakukan penyetelan akhir dan mode ini akan siap dalam beberapa bulan ke depan,” papar Ono.

Selain mode baru di atas, Ono tidak memberikan detail lebih lanjut. Tapi rumor yang beredar, Capcom akan menghentikan perubahan balance dan perilisan karakter baru sampai Intel World Open berakhir. Update akhir 2019 akan menjadi update besar terakhir untuk sementara, dan setelahnya Street Fighter V akan berubah judul dari Street Fighter V: Arcade Edition menjadi Street Fighter V: Tournament Edition. Namun semua ini masih rumor, kita tunggu saja konfirmasinya setelah Capcom Cup 2019 nanti.

Harapan Yoshinori Ono untuk Intel

Hal unik lain dari Street Fighter V adalah kemauan Capcom untuk memupuk ekosistem esports di dalamnya hingga terus tumbuh subur. Meskipun ada judul-judul fighting game lain yang booming seperti Dragon Ball FighterZ atau Mortal Kombat 11, Yoshinori Ono tak ambil pusing. Ono sadar bahwa pemain fighting game biasanya tidak hanya memainkan satu judul, tapi mereka akan mencoba-coba hal baru termasuk di luar genre fighting juga.

Saat ini Street Fighter V masuk peringkat 13 dalam “Platinum Titles” (peringkat game terlaris) di Capcom, dengan total penjualan 3,9 juta unit. Angka tersebut berada di bawah Dragon Ball FighterZ dan

?lang=en" target="_blank">Tekken 7 yang sama-sama sudah melebihi angka 4 juta unit, apalagi bila dibandingkan dengan Super Smash Bros. Ultimate (15,38 juta unit). Akan tetapi Ono sadar bahwa Street Fighter punya sejarah yang panjang, dan masih akan terus menciptakan sejarah di masa depan. Ia merasa tidak perlu mengekor judul-judul lain, dan lebih baik fokus pada visi Street Fighter itu sendiri.

Satu hal saja yang menurut Ono masih jadi kendala besar adalah soal penyimpanan data. Street Fighter V memiliki fitur untuk menyimpan berbagai data, termasuk replay setiap pertandingan yang dilakukan pemain. Replay ini bisa diakses secara online lewat jaringan yang disebut Capcom Fighters Network. Kemudian Capcom bisa menganalisis data tersebut untuk riset, lalu menentukan karakter mana yang butuh buff atau nerf.

Masalahnya, saat ini dalam sehari bisa ada lebih dari 500.000 pertandingan di Street Fighter V. Capcom menyimpan backup data tersebut di server Amazon Web Service dan Google, tapi penggunaan layanan-layanan ini butuh banyak biaya. Ono berkata, “Itu hal yang ingin saya coba perbaiki di masa depan. Jadi misal ajang IWO ini berhasil, saya bisa mendatangi Intel dan berkata, tolong beri kami server space untuk menyimpan backup.”

Sumber: Eurogamer