Selain ingin memperkenalkan Samsung Galaxy Note 9 kepada para jurnalis yang diundang, Samsung juga ingin memperkenalkan jam pintar terbaru mereka yang bernama Galaxy Watch. Jam pintar ini juga bersamaan diluncurkan dengan Samsung Galaxy Note 9.
Jam pintar yang satu ini mungkin cukup berbeda dengan produk sejenis yang ada dipasaran. Samsung Galaxy Watch memiliki sebuah dial atau pemutar pada bagian atasnya. Dial tersebut bisa digunakan untuk melakukan pilihan yang ada dilayarnya. Tentu saja, karena sebuah jari akan terlalu besar dalam menekan icon yang ada didalamnya.
Sistem operasi yang digunakan pada jam pintar ini adalah Tizen, OS buatan dapur Samsung sendiri. Bagi Anda yang mencari jam dengan sistem operasi selain Android Wear OS, ada baiknya untuk melirik jam yang satu ini. Walaupun bukan menggunakan Wear OS, tetapi fungsi dan feature yang ditawarkan cukup lengkap.
Samsung menjual Galaxy Watch dengan dua jenis dimensi, yaitu dengan diameter 42 mm dan 46 mm. Sang penerus Galaxy Gear S3 ini khusus dibuat dengan dua dimensi karena versi 46 mm akan terasa besar untuk digunakan oleh perempuan.
Samsung juga mengatakan bahwa baterai dari yang versi 42 mm akan bertahan selama 5 hari dan yang 46 mm akan bertahan selama 7 hari. Itu pun menggunakan GPS 24 jam. Akan tetapi, perangkat yang kami gunakan pada saat workshop hanya bertahan sekitar dua hari saja.
Seperti kebanyakan jam pintar yang ada dipasaran, Samsung Galaxy Watch juga mampu memberikan pengingat kepada para penggunanya mengenai aktivitas yang akan dilakukan. Fungsi kalender pun juga telah disematkan pada jam pintar ini, sehingga ada fungsi pengingat setiap hari yang bakal muncul di setiap pagi.
Untuk yang senang berolah raga, smartwatch ini juga mampu melakukan 39 rekam jejak latihan olah raga. Jadi pada saat berolah raga, kita mampu mengetahui seberapa banyak kalori yang keluar dari masing-masing latihan yang kita lakukan.
Yang lebih unik dari jam pintar ini adalah kemampuan untuk mengukur tingkat stres sang penggunanya. Saat detak jantung tinggi, jam pintar ini pun akan meminta sang pengguna untuk bernafas secara teratur. Sayangnya, karena saya tidak stres pada saat workshop, notifikasi tersebut tidak muncul. Bisa jadi karena memang saya orangnya santai. 😀
Selain itu, seperti kebanyakan jam pintar yang beredar di pasaran, Galaxy Watch mampu mengambil data detak jantung penggunanya. Galaxy Watch akan mengambil data detak jantung secara otomatis sehingga penggunanya tidak perlu melakukannya secara manual.
Workshop pun berpindah ke sebuah kolam renang terbesar se-Asia Tenggara. Kolam renang tersebut pun menggunakan air asin yang menyerupai air laut, sehingga cukup berbahaya untuk jam-jam yang ada di pasaran. Akan tetapi, tidak untuk Samsung Galaxy Watch.
Sertifikasi Samsung Galaxy Watch sudah ditingkatkan dari IP68 ke 5 ATM. Standar 5 ATM merupakan standar militer yang mengharuskan sebuah perangkat untuk dapat bertahan di kedalaman 50 meter selama 90 menit pada air asin, yang berarti air laut.
Pihak Samsung mengatakan bahwa jam pintar tersebut hanya boleh digunakan untuk melakukan snorkling saja. Jangan digunakan untuk melakukan diving karena tekanannya bisa merusak smartwatch tersebut. Dan setelah menyelam di air asin, cucilah dengan air biasa agar tidak menimbulkan korosi.
Samsung Galaxy Watch tidak memiliki port di seluruh bagian badannya. Jadi, tidak ada ruang terbuka yang mampu dimasukkan air. Untuk melakukan pengisian baterai, charger-nya pun merupakan sebuah pengisi nirkabel yang juga bisa digunakan untuk mengisi Samsung Galaxy Note 9.
Yang cukup membingungkan dari Samsung Galaxy Watch memang tampilan menunya. Untuk mengoperasikan dengan benar, kita harus benar-benar mengenali icon yang ada. Pada pertama kali menggunakannya, tidak sedikit peserta yang kesulitan menemukan menu Samsung Health pada Galaxy Watch.
Kaca dari jam pintar ini sudah menggunakan Gorilla Glass DX yang memang khusus digunakan untuk perangkat wearable. Akan tetapi, sisi-sisi dari smartwatch ini cukup rentan terhadap benturan. Perangkat beberapa peserta memiliki cacat karena jam pintar tersebut terbentur dengan tembok.
Di Indonesia, Samsung Galaxy Watch yang dijual adalah yang versi bluetooth saja. Versi LTE belum akan dijual di Indonesia karena keterbatasan dari operator di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Samsung Galaxy Watch versi LTE hanya mendukung eSIM dan operator di Indonesia belum mendukung SIM versi terbaru ini.
Samsung Galaxy Watch sudah dipasarkan semenjak tanggal 7-15 September 2018 yang lalu dan sudah tersedia di seluruh gerai Samsung semenjak tanggal 16 September 2018. Tentunya, produk demonya pun juga sudah hadir disana.