Dark
Light

Pendapat Praktisi Media Sosial Polandia Tentang Industri E-Commerce Indonesia

2 mins read
November 20, 2014

Sekitar sebulan yang lalu, beberapa praktisi teknologi dan media sosial asal Polandia mengunjungi Jakarta untuk menghadiri acara E-Commerce Partnership Gathering Event. Dua dari mereka adalah Michal Sadowski, CEO Brand24, dan Jan Zajac, CEO Sotrender. Keduanya merupakan pengusaha di bidang monitoring dan analisis media sosial. Mereka menyampaikan beberapa pemikiran mengenai dunia Internet dan e-commerce Indonesia, termasuk bila dibandingkan dengan pasar yang lebih mapan seperti Polandia.

Michal membuka percakapan dengan mengatakan, “Saya percaya bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar yang paling penting. Ada banyak bakat yang berasal dari Indonesia. Selama kunjungan saya ke Jakarta, saya bertemu dengan banyak ahli pemasaran dan branding yang luar biasa. Utamanya, Indonesia merupakan ekonomi yang berkembang pesat. Ini adalah pasar yang penuh dengan peluang. Itulah mengapa kami sangat senang dapat menjadi bagian di dalamnya.”

“Terlebih lagi, 75 juta pengguna internet menghasilkan banyak sekali data. Jakarta tidak diragukan lagi merupakan ibukota media sosial dunia. Indonesia merupakan salah satu pasar dengan perkembangan terpesat dalam hal penggunaan internet. Normalnya, pengeluaran untuk internet juga akan meningkat. Perusahaan akan mulai mempertimbangkan usaha pemasaran mereka yang akan berujung pada social listening atau brand tracking,” dia menambahkan.

Mengenai hal ini, Jan mengamini. Ia mengatakan, “Indonesia tampak sangat menggembirakan sekarang, dan saya pikir pertumbuhannya akan semakin pesat ke depannya. Populasi pengguna Internet masih terbilang rendah, jadi masih banyak ruang untuk berkembang. Di sisi lain, mereka yang telah menggunakan Internet mengaksesnya dengan sangat intensif. Laporan kami mengenai pemasaran media sosial memperlihatkan jumlah fans dan followers, engagement, dan tingkat pertumbuhan yang besar setiap bulannya. Pasar media sosial di Indonesia saat ini berkembang sebaik apa yang ditunjukkan di pasar Eropa 2-3 tahun lalu, artinya kita bisa mengharapkan pertumbuhan yang signifikan ke depannya.”

Ketika ditanya mengenai perbedaan antara pasar e-commerce di Polandia dan Indonesia, Jan menjawab, “E-commerce di Polandia terbangun di sekitar Allegro (eBay versi Polandia), termasuk OLX, beragam layanan iklan baris, dengan banyak sekali toko online kecil dan ritel online. Di Indonesia, saya melihat pasar yang lebih bervariasi. Pemain seperti OLX di C2C, Berniaga di classified, Kaskus di forum dan marketplace atau Lazada, Zalora dan Rakuten di B2C. Sangat mengesankan.”

Dia menambahkan, “Berdasarkan data Sotrender, kebanyakan perusahaan e-commerce besar juga hadir di media sosial di Indonesia. Setelah bertemu dengan orang-orang yang berkecimpung di dalamnya, saya sangat terkesan dengan tingkat keahlian dan passion mereka tentang media sosial.”

Michal menekankan bahwa skala pasar e-commerce di Indonesia dan Polandia menjadi perbedaan dari kedua negara tersebut, juga bagaimana mobile memainkan peranan penting di negaranya. Dia menyatakan, “Perbedaan utama antara internet Indonesia dan Polandia terkait dengan penggunaan mobile dan kuantitas data yang dihasilkan oleh para pengguna internet. Orang Indonesia menghasilkan lebih banyak post, like, share, dll. Contohnya Kaskus.co.id menghasilkan lebih banyak data dibandingkan dengan gabungan semua layanan messaging Polandia.”

Strategi pemasaran media social bagi perusahaan e-commerce

Dalam hal investasi untuk menumbuhkan pasar ke depannya, khususnya strategi media sosial, Michal membayangkan, “Saya rasa sulit untuk tetap berpegang hanya pada pemasaran media sosial. Bisnis modern seharusnya menggunakan kombinasi media sosial, performa pemasaran, pemasaran konten, dll. Kini semakin sulit untuk memisahkan hal-hal tersebut, contohnya antara performa pemasaran dan pemasaran media social yang tentunya menggunakan lebih banyak iklan. Terlebih lagi, kini penting untuk mengukur efek pemasaran. Inilah transisi utama pada pemasaran. Kami akan berpindah dari strategi ‘mari kita buat fanpage perusahaan’ menjadi strategi berbasis ROI.”

Mengenai hal yang sama, Jan mengatakan, “Saya sangat yakin bahwa media sosial merupakan salah satu kanal yang mempercepat pertumbuhan. Saya juga merekomendasikan perusahaan e-commerce, terutama yang bergerak di bidag B2B, untuk menerapkan strategi pemasaran. Saya merekomendasikan situs Neil Patel, karena ada banyak sekali sumber gratis dan topik menarik di sana. Lebih jauh, tool otomatisasi akan menjadi hal hebat berikutnya.”

Ia menambahkan, “Untuk bisnis online, media sosial memainkan banyak peran yang berbeda. Pertama, sebagai penghubung perusahaan dengan banyak orang dengan dana yang sangat minim, bahkan setelah penurunan organic reach Facebook. Terlebih lagi, dengan menargetkan iklan dengan tepat, Anda dapat meraih berbagai kelompok, berdasarkan demografi mereka, lifestyle bahkan ketertarikan. Kedua, media sosial sebagai pengikat klien, untuk membangun hubungan baik dan mendapatkan feedback. Terakhir, sebagai kanal yang baik untuk pelayanan konsumen. Dibutuhkan proses penyesuaian dan individu berdedikasi untuk hal ini. Seperti yang dapat Anda lihat, para pemain e-commerce besar menerima ratusan permintaan dan komentar setiap bulannya. Tentunya akan lebih murah dan cepat untuk terhubung dengan para pelanggan melalui media sosial.

[Ilustrasi: Shutterstock 1|2]

Previous Story

Aplikasi Cashflow Bantu UKM Dan Profesional Dalam Mengatur Keuangan

Next Story

Hanifa Ambadar Menantang Halangan Gender

Latest from Blog

Don't Miss

Twitter X

Setelah Twitter Ganti Nama, Merek Dagang “X” Ternyata Dipegang oleh Meta

Pada 23 Juli 2023, Elon Musk secara terbuka mengumumkan perubahan
Twitter rebranding jadi X

Elon Musk Ganti Nama dan Logo Twitter Jadi “X”

Elon Musk kembali mengumumkan perubahan drastis terkait Twitter. Melalui akun