Startup SaaS Moka mengumumkan perolehan pendanaan seri B senilai US$24 juta (sekitar Rp355 miliar) yang dipimpin oleh Sequoia Capital India. Investor baru yang bergabung dalam putaran ini ada Softbank Korea, EDBI, dan EV Growth. Investor terdahulu yakni Mandiri Capital, Convergence, dan Fenox turut serta dalam putaran ini.
CEO dan Co-Founder Moka Haryanto Tanjo menuturkan, pendanaan tersebut mayoritas akan diarahkan ke pengembangan produk, seiring fokus Moka yang kini menempatkan diri sebagai platform one-stop-service untuk mitranya. Pasalnya tidak hanya bermain di Point of Sales (POS) saja, Moka telah merambah ke segmen pembayaran dan bantuan modal.
Di segmen pembayaran, Moka telah terintegrasi dengan OVO, TCASH, dan Akulaku. DANA dan Kredivo direncanakan menjadi partner berikutnya. Dengan kerja sama ini, seluruh merchant Moka dapat menerima pembayaran elektronik melalui aplikasi Moka.
Sementara untuk bantuan modal, Moka memiliki unit bisnis terbaru dinamai Moka Capital untuk memberikan kesempatan bagi merchant mendapatkan tambahan modal usaha. Moka Capital bertindak sebagai agregator yang menghubungkan merchant dengan pemain p2p lending yang sudah bermitra, yaitu KoinWorks, Taralite, dan Modalku.
Merchant bisa mengajukan pinjaman langsung dari dasbor dengan nominal pinjaman mulai dari 5 juta hingga 2 miliar Rupiah. Data penting soal kinerja usaha yang tersimpan dalam cloud Moka akan dipakai perusahaan p2p lending untuk mengukur risiko supaya tidak terjadi kredit macet.
“Kita baru memiliki 12 ribu merchant berlangganan di Moka, sementara ada jutaan pelaku usaha yang belum kita jangkau. Untuk short term kita mau fokus ke dalam negeri dulu, mungkin berikutnya ke arah regional bila ada peluang,” terang Haryanto, Rabu (12/9).
Ia melanjutkan, dana segar juga akan dipakai untuk merekrut talenta baru di bidang pemasaran dan teknologi. Saat ini Moka sudah memiliki 400 karyawan, ada kantor pemasaran tersebar di 25 kota, tim teknologi terpusat di Jakarta. Moka juga punya tim kecil untuk data dan teknologi di Singapura.
Perkembangan bisnis Moka
Moka Capital dan perluasan bisnis ke sistem pembayaran, sambung Haryanto, adalah cara Moka dalam menggaet merchant baru tidak hanya untuk skala UKM saja, namun kini sudah menyasar ke enterprise. Semakin tinggi skala bisnis suatu usaha, maka layanannya tentu akan lebih kompleks tidak sesederhana ketika masih jadi UKM.
Menurutnya, akan ada banyak produk yang akan diluncurkan Moka untuk melayani klien korporasi. Kendati demikian, ia enggan membeberkan lebih detail terkait hal tersebut, karena masih dalam tahap pengembangan.
Haryanto memastikan dari sekian banyak pengembangan produk yang sudah ada, tidak akan menggeser bisnis utama Moka sebagai pemain SaaS yang menyediakan mesin POS. Bisnis ini menjadi pintu masuk bagi para merchant sebelum menikmati seluruh pengembangan produk di luar POS.
“Jadi produk yang kita kembangkan itu hanya dikhususkan untuk para merchant yang sudah bergabung.”
Sejak Moka Capital di luncurkan dua bulan lalu, ia mengklaim telah memfasilitasi pinjaman ke 50 merchant tanpa menyebutkan nominal dana yang disalurkan. Moka akan terus menambah mitra p2p lending agar merchant bisa memiliki banyak opsi sebelum mengajukan pinjaman.
Soal kemungkinan Moka membangun badan usaha sendiri untuk Moka Capital, Haryanto menyebutkan untuk waktu dekat kemungkinan belum ada. Namun pada 2-3 tahun mendatang, ia terus membuka opsi apakah Moka Capital akan diseriusi lebih jauh.
“Untuk sekarang belum ke arah mau jadi perusahaan p2p tersendiri karena kita lihat sekarang bisa dilakukan lewat partner. Tapi dalam 2-3 tahun ke depan kami terus buka kemungkinan, apakah nantinya ada potensi yang bisa kita kerjakan di situ.”
Sejak awal berdiri tahun 2014, Moka mengawali bisnisnya dengan menghadirkan aplikasi POS dengan berbagai fitur yang memudahkan pelaku bisnis, meliputi loyalty program, ingredient inventory, serta fitur merchant intelligence yang dapat membantu menganalisis kinerja bisnis.
Moka tidak sendirian dalam menghadirkan layanannya, perusahaan bermitra dengan startup lainnya seperti Sleekr dan Jurnal untuk sistem akuntansi.
Terhitung Moka telah memiliki lebih dari 12 ribu merchant yang kebanyakan bergerak di bisnis kuliner, sisanya layanan jasa, dan ritel. Berhasil memproses lebih dari 100 juta transaksi dengan volume transaksi mencapai US$1 miliar (hampir 15 triliun Rupiah) per tahunnya.