Dark
Light

CoHive Raih Pendanaan Seri B Lebih dari 192 Miliar Rupiah, Incar Tutup di Angka 285 Miliar Rupiah

2 mins read
June 20, 2019
Pendanaan Seri B CoHive
Peresmian kantor pusat CoHive 101 / CoHive

Startup operator coworking space CoHive mengumumkan perolehan pendanaan putaran pertama seri B senilai US$13,5 juta (lebih dari Rp192 miliar) yang dipimpin Stonebridge Ventures. Investor lainnya yang turut bergabung di antaranya Kolon Investment, Stassets Investment, pengembang properti lokal, dan investor sebelumnya di Seri A, termasuk H&CK Partners.

Founder dan CEO CoHive Jason Lee menuturkan, pendanaan seri B ini akan ditutup dengan nominal US$20 juta (lebih dari Rp285 miliar). Proses masih berlangsung dan diharapkan akan diumumkan pada akhir tahun ini. Nominal dana tersebut sama persis dengan pendanaan yang berhasil dikantongi perusahaan saat seri A tahun lalu.

Modal tambahan yang didapat sepenuhnya akan dipakai buat ekspansi coworking space di lokasi lainnya, termasuk Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Makassar. Juga mengembangkan produk barunya yakni CoLiving dan CoRetail. CoHive belum menunjukkan minatnya untuk ekspansi ke luar Indonesia.

“Ada sembilan tambahan lokasi coworking yang siap kami bangun, sehingga total coworking space sampai akhir tahun ini ada di angka 40. Tak menutup kemungkinan, kami mencari lokasi potensial lainnya karena mengikuti demand pengguna,” terangnya, Rabu (19/6).

Secara keseluruhan, CoHive memiliki 31 lokasi di empat kota, yaitu Jakarta, Medan, Yogyakarta, dan Bali; dengan total luas sekitar 65 ribu meter persegi. Jumlah anggota sekitar 9 ribu orang yang menyewa produk ruang kerja selama satu bulan. Adapun jumlah startup yang menyewa mencapai 8 ribu startup.

CoHive sendiri, sebelumnya bernama EV Hive, telah beroperasi sejak 2015 sebagai proyek awal dari East Ventures. Pergerakan bisnis CoHive bisa dikatakan sangat agresif. Di Juni 2018, CoHive baru tersebar di 17 lokasi dengan total luas 30.300 meter persegi dan 3.100 anggota.

Diklaim, CoHive menjadi pemimpin pasar coworking space dengan lokasi terbanyak di Indonesia. Lalu disusul GoWork, Kolega, Union Space, Freeware Space, dan Conclave.

Produk baru CoHive

Dalam kesempatan yang sama, Jason memperkenalkan tiga produk barunya yakni CoLiving, CoRetail, CoHive Event Space, serta peresmian gedung pusat yang dinamai CoHive 101 di Mega Kuningan, Jakarta. CoLiving adalah ruang kerja sekaligus tempat tinggal. Lokasi pertamanya ada di Tower Crest West Vista, Jakarta Barat yang dibangun bersama Keppel Land Indonesia.

Di sana, CoLiving menyediakan 64 ruangan dengan luas total 2.800 meter persegi. Jason mengklaim lantai pertama CoLiving, telah resmi beroperasi di Mei 2019. Tingkat okupansinya telah mencapai 90%. Untuk lantai dua, bakal diresmikan pada September mendatang.

Adapun, CoRetail diperuntukkan buat pengusaha ritel yang fleksibel dengan harga terjangkau dan menjual produknya di komunitas startup seperti CoHive. Konsep ritel yang diusung mulai dari toko pop up sementara, toko permanen, dan kantin.

Produk tersebut baru tersedia di lantai dasar CoHive 101. Beberapa tenant yang sudah memanfaatkan adalah Go-Food Festival, Fore Coffee, Pepenero Bakery, Bukalapak, dan lainnya.

“CoRetail memudahkan penjual untuk berjualan tanpa harus pusing bayar biaya sewa yang menyusahkan dan komitmen pembayaran di muka. Beda halnya ketika mereka mau buka toko di pusat perbelanjaan, mereka harus komitmen sewa antara 3-5 tahun dan bayar di muka sampai 12 bulan.”

Jason melanjutkan, produk teranyar yang terakhir yakni CoHive Event Space, diarahkan untuk membantu anggotanya dan mitra bisnis untuk mengadakan pertemuan dan acara perusahaan. Berbekal cabang coworking yang banyak, menjadi peluang perusahaan untuk memaksimalkan fungsi ruangan.

Kantor pusat CoHive 101 ikut diresmikan pada waktu yang berbarengan. Kantor ini berkapasitas 2.700 orang, berisi coworking, private office, CoRetail, event space, kantin, dan lainnya. Diklaim saat ini tingkat okupansinya mencapai 75%.

“CoHive menyediakan opsi build to order untuk startup yang ingin bergabung namun sudah memiliki ratusan karyawan. Cermati dan Tanihub mendatangi kami untuk ikut gabung karena mereka melihat unsur kolaborasi yang kami tawarkan,” pungkas Jason.

Tokopedia Akuisisi Bridestory
Previous Story

William Tanuwijaya Mengonfirmasi Tokopedia Telah Akuisisi Bridestory

Synrgy Accelerator 2019
Next Story

8 Startup Masuk Program “Synrgy Accelerator” Besutan BCA dan Digitaraya

Latest from Blog

Don't Miss