Platform marketplace kripto asal Selandia Baru, Easy Crypto mengumumkan perolehan pendanaan seri A sebesar $12 juta atau setara 170 miliar Rupiah, yang dipimpin oleh Nuance Connected Capital dan melibatkan perusahaan ventura GDP Venture milik Grup Djarum.
Selain itu, sejumlah investor asing lainnya turut berpartisipasi dalam pendanaan ini di antaranya pengelola dana pensiun Pathfinder KiwiSaver, Icehouse Ventures, Even Capital, Hutt Capital, dan Seven Peaks Ventures.
Dalam keterangan resminya, Co-founder & CEO Easy Crypto Janine Grainger mengatakan tengah membidik pasar Indonesia dan Asia Tenggara sebagai target ekspansi bisnis berikutnya. Hal ini sejalan dengan keterlibatan investor institusional yang meyakini peran aset kripto dalam ekosistem keuangan.
“Permodalan ini menjadi tonggak penting bagi Easy Crypto dan masa depan blockchain di dunia. Meningkatnya minat investasi terhadap kripto menjadi dukungan bagi pertumbuhan Easy Crypto dalam skala global,” ungkap Grainger.
Menurut klaimnya, investasi tersebut menjadi putaran pendanaan pertama terbesar yang pernah diperoleh perusahaan di Selandia Baru. Sebelum ini, Easy Crypto belum pernah menerima investasi dari angel investor maupun pemodal lainnya di tahapan seed.
Easy Crypto memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi jual-beli dan memperdagangkan lebih dari 150 aset kripto. Platform ini didirikan oleh kakak-beradik Janine dan Alan Grainger pada 2018. Hingga saat ini, Easy Crypto telah membukukan penjualan lebih dari $750 juta dengan peningkatan jumlah pengguna sebesar lima kali lipat selama satu tahun terakhir.
Untuk saat ini, Easy Crypto baru beroperasi di Afrika Selatan, Australia, Filipina, Selandia Baru, dan Brasil. Dengan dukungan pemodal ventura GDP Venture, Easy Crypto dapat mendorong rencana ekspansinya ke Indonesia sebagai prioritas utama.
CTO GDP Venture On Lee mengatakan, saat ini jutaan orang Indonesia telah memiliki kripto. Tren pertumbuhan kripto di Indonesia akan memungkinkan Easy Crypto untuk melakukan penetrasinya dengan kemudahan proses jual-beli.
Sedikit informasi, GDP Venture juga memiliki anak usaha GDP Labs yang fokus terhadap pengembangan produk teknologi, seperti blockchain, cloud computing, mobile computing, big data, hingga machine learning. Investasi ini memungkinkan sinergi Easy Crypto dengan produk yang dikembangkan GDP Labs.
“GDP Venture melalui GDP Labs telah membangun unit bisnis consulting blockchain untuk membantu implementasi blockchain dari mitra kami,” ungkapnya dihubungi terpisah oleh DailySocial.id.
Sementara, Founding Partner Nuance Connected Capital Adrien Gheur menambahkan, adopsi aset kripto dan blockchain semakin meningkat, baik dalam bentuk perdagangan, pembayaran, dan pertukaran. “Jumlah pengguna kripto global diperkirakan tumbuh 80% per tahun dalam tiga tahun ke depan.”
Potensi kripto di Indonesia
Melansir Katadata, fenomena pertumbuhan transaksi aset kripto di Indonesia masih berlanjut meskipun hanya berkontribusi 1% terhadap total transaksi volume global. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai transaksi aset kripto di Tanah Air meroket sebesar Rp478,5 triliun dari Rp65 triliun di 2020.
Jumlah pelanggan kripto juga sudah mencapai 7,4 juta atau naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar 4 juta. Adapun sejumlah jenis aset kripto yang memiliki banyak peminat di Indonesia antara lain Bitcoin, Ethereum, dan Cardano.
Momentum pertumbuhan turut memunculkan kehadiran startup kripto atau blockchain baru di Indonesia. Sejumlah investor mulai tertarik untuk berinvestasi di sektor ini. Bahkan, pemain asing pun mulai melebarkan sayapnya ke pasar Indonesia dengan melihat antusiasme pasar terhadap aset kripto.
Mengacu data Pitchbook seperti diberitakan CNBC, pemodal ventura telah mengucurkan investasi sebesar $14 miliar atau setara Rp202 triliun per kuartal II 2021. Total investasi ini naik drastis dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar $600 juta atau Rp8,6 triliun.