ChatGPT menjadi alat kecerdasan buatan yang ramai dibicarakan belakangan ini. Popularitas teknologi satu ini tampaknya masih meningkat sejak peluncurannya pada akhir November lalu, dengan cara-cara baru yang pengguna temukan untuk mendapatkan respons dari berbagai pertanyaan. Dalam penggunaannya, chatbot ini mengandalkan Natural Language Processing (NLP) sehingga mampu menghasilkan respons seperti manusia dalam menjawab pertanyaan dan petunjuk yang diberikan.
Adapun alasan di balik meluasnya popularitas teknologi ini dikarenakan pengguna dapat berinteraksi layaknya teman mengobrol yang mampu menawarkan solusi dan memberikan informasi yang dibutuhkan dengan cara yang lebih mudah dipahami. Itulah mengapa berbagai kalangan sangat antusias dalam menggunakan ChatGPT untuk berbagai kebutuhan, seperti menulis esai, menyelesaikan persoalan matematika, membuat daftar atau ide tertentu dalam berbagai bidang, maupun bentuk-bentuk interaksi lainnya.
Dengan demikian, tidak mengejutkan apabila produk yang diperkenalkan oleh OpenAI beberapa waktu lalu tersebut mampu mengumpulkan 1 juta pengguna hanya dalam waktu 5 hari berdasarkan tinjauan DataIndonesia.id. Sebagai konteks, platform lain seperti Instagram membutuhkan waktu 2,5 bulan untuk mencapai 1 juta pengguna sejak waktu rilisnya, sementara Facebook perlu waktu selama 10 bulan.
Sejauh ini, aplikasi ChatGPT tercatat sudah berhasil meraih 100 juta pengguna aktif dalam waktu 2 bulan. Bandingkan dengan salah satu aplikasi populer seperti TikTok yang setidaknya membutuhkan waktu 9 bulan untuk mencapai angka tersebut, sehingga tidak heran kalau ChatGPT diklaim sebagai aplikasi dengan pertumbuhan tercepat sepanjang sejarah.
Suntikan dana yang diterima OpenAI
Mengacu pada data yang dikeluarkan oleh Crunchbase, perusahaan pengembang teknologi AI ini mampu mengumpulkan dana sebesar $11 miliar dalam 6 putaran pendanaan, salah satunya dari Microsoft pada tahun 2019 sebesar $1 miliar. Kemudian, pada 23 Januari 2023, Microsoft mengumumkan perpanjangan kemitraan mereka dengan OpenAI, dengan tujuan untuk mempercepat terobosan AI agar dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat dunia. Pendanaan lanjutan ini dikabarkan bernilai $10 miliar.
Di sisi lain, beberapa pemain besar juga sudah memberikan suntikan dana terhadap perusahaan teknologi ini. Adapun daftar investor OpenAI bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Perusahaan | Putaran Pendanaan | Suntikan Dana |
Microsoft | Corporate Round – OpenAI | Not publicly disclosed (tidak diungkapkan secara publik) |
Bedrock Capital | Secondary Market – OpenAI | |
Sequoia Capital | Secondary Market – OpenAI | |
Andreessen Horowitz | Secondary Market – OpenAI | |
Tiger Global Management | Secondary Market – OpenAI | |
Microsoft | Corporate Round – OpenAI | |
Matthew Brown Companies | Series A – OpenAI | |
Khosla Ventures | Seed Round – OpenAI | |
Reid Hoffman Foundation | Seed Round – OpenAI | |
Y Combinator | Pre Seed Round – OpenAI |
Sumber: Crunchbase
Bagaimana kolaborasi OpenAI dan Microsoft ke depannya?
Dalam keterangan resminya, Satya Nadella selaku CEO Microsoft menyatakan bahwa “Kemitraan kami dengan OpenAI berdasarkan pada ambisi bersama untuk secara bertanggung jawab memajukan penelitian AI mutakhir dan mendemokratisasi AI sebagai platform teknologi baru.”
Kemitraan yang semakin erat antara dua perusahaan ini menarik perhatian banyak pihak, mengingat bentuk kerja sama ini juga berdampak pada beberapa aplikasi dan layanan mereka yang nantinya dirasakan secara langsung oleh pengguna. Berdasarkan laporan UC Today, beberapa kolaborasi yang baru-baru ini diluncurkan, serta yang direncanakan ke depannya, antara lain adalah sebagai berikut:
- Microsoft akan mengintegrasikan AI dalam banyak aplikasi dan layanannya menggunakan model DALL-E 2.
- Penambahan fitur chatbot akan dimasukkan ke dalam beberapa produk andalan Microsoft seperti Word, Excel, dan Outlook.
- Layanan Microsoft Azure OpenAI yang ditawarkan akan membantu pelanggan menerapkan model AI tercanggih untuk kebutuhan personal dan bisnis.
- Peluncuran mesin pencari Bing dan browser Edge baru yang diintegrasikan dengan OpenAI menawarkan pengalaman pencarian yang lebih baik dan lengkap.
Dalam kerja sama ini juga, Microsoft akan mendapatkan 75% dari keuntungan OpenAI, serta kepemilikan hampir sebagian besar dari OpenAI, yakni dengan persentase saham sebesar 49%.
Bagaimana masa depan AI nantinya?
Sejak OpenAI membuka akses ke ChatGPT pada akhir November 2022, ChatGPT telah digunakan untuk banyak kebutuhan yang memungkinkan pengguna untuk menghemat waktu dan tenaga dalam menemukan jawaban terhadap informasi yang mereka butuhkan. Teknologi ini dinilai memiliki peluang besar dan tentunya dapat meningkatkan posisi Microsoft dalam persaingannya dengan kompetitor di ranah teknologi kecerdasan buatan ini.
Di sisi lain, ukuran pasar kecerdasan buatan global diperkirakan akan terus mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, dengan estimasi nilai sebesar $1,87 triliun pada tahun 2032.
Dengan demikian, tidak mengherankan apabila pertumbuhan pasar AI yang signifikan mampu mendorong para raksasa teknologi untuk melakukan investasi secara besar-besaran.
–
Artikel ini ditulis oleh Puteri Balqis, alumni program DNA #Cohort1 yang digagas oleh DailySocial.