Jepang adalah nama besar di industri game, tapi bila kita berbicara tentang perkembangan esports, negara ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara maju lainnya. Baru-baru ini saja geliat esports di Jepang mulai meningkat, terutama setelah dibentuknya JeSU dan diubahnya aturan pemerintah tentang penyelenggaraan kompetisi permainan berhadiah.
Ekosistem esports yang mulai bergerak maju itu rupanya disambut positif oleh banyak pihak, termasuk salah satunya pemerintah kota Kanazawa. Kota yang terletak di prefektur Ishikawa ini sudah lama terkenal sebagai tujuan wisata karena industri kerajinan tangan tradisionalnya. Tapi bila ingin menarik minat anak-anak muda, mungkin ciri khas seperti itu kurang cocok. Esports dirasa bisa menjadi daya tarik yang sesuai dengan tujuan tersebut.
Dikabarkan oleh The Jakarta Post, ide tentang esports ini rupanya muncul ketika para pejabat pemerintah kota Kanazawa melakukan kunjungan ke Busan, Korea Selatan, pada bulan Mei tahun lalu. Perwakilan kedua kota ini sempat berdiskusi tentang antusiasme para penggemar muda di acara-acara gaming.
Kanazawa, seperti banyak kota lainnya di Jepang, tengah mengalami kekurangan anak muda karena mereka umumnya lebih suka berpindah ke Tokyo. Pemerintah Kanazawa ingin supaya kaum muda ini mau tetap tinggal di kota asalnya. Oleh karena itu mereka telah meluncurkan diskusi panel di bulan Agustus lalu dengan para pakar industri game untuk merancang rencana spesifik dalam rangka menarik industri esports dan yang berhubungan dengannya.
Di bulan Februari 2019, panel ahli tersebut telah mengumpulkan rencana untuk mempromosikan esports lewat kolaborasi dengan universitas, perusahaan, serta penduduk lokal. Kanazawa memang memiliki banyak perusahaan teknologi, juga kampus-kampus dengan program pendidikan teknologi dan seni. Rencana tersebut, yang disebut “Esports Culture’s Mecca Kanazawa”, mengandung misi untuk menjadi tuan rumah acara-acara esports yang dapat menarik minat partisipan ataupun penonton dari seluruh Jepang. Puyo Puyo serta Winning Eleven adalah beberapa judul yang akan tercakup dalam acara yang dimaksud.
Pemerintah Kanazawa juga akan membantu para mahasiswa di kampus-kampus lokal, misalnya Kanazawa College of Art dan Kanazawa Institute of Technology, untuk mendapatkan kesempatan magang di perusahaan-perusahaan bidang seputar game. “Kami ingin menciptakan lingkungan di mana kawula muda dapat bergabung dengan bisnis-bisnis baru lewat esports,” kata salah satu pejabat pemerintahan.
Salah satu ajang esports itu telah digelar pada akhir April lalu di Kanazawa, yang dimotori oleh asosiasi esports prefektur Ishikawa. Saat itu game yang dilombakan adalah Puyo Puyo. “Kami ingin mengembangkan esports dari Kanazawa sebagai sarana komunikasi yang bisa dinikmati oleh semua orang, termasuk orang-orang difabel,” kata Yuichi Yoshida, sekjen asosiasi esports Ishikawa. Memang masih banyak perdebatan tentang apakah esports layak disebut olahraga atau tidak. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa esports memberi kesempatan bagi kaum difabel untuk berdiri sejajar dengan masyarakat lainnya di panggung yang sama. Ini adalah tujuan baik yang patut diapresiasi, dan merupakan salah satu keunggulan besar esports yang perlu kita lestarikan.
Sumber: The Jakarta Post