Hingga saat ini pemerintah Indonesia masih melakukan upaya merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) yang rencananya akan rampung dalam tiga bulan ke depan. Melalui revisi DNI, Menteri Komunikasi dan Telematika (Menkominfo) Rudiantara mengusulkan untuk membuka bisnis e-commerce di Indonesia kepada pihak asing, dengan batasan tertentu.
Batasan yang dimaksudkan Rudiantara bertujuan memproteksi e-commerce skala kecil dari dalam negeri. Beberapa opsi yang diusulkan oleh Menkominfo adalah batasan kepemilikan saham bagi investor asing, dan Opsi kedua, memberikan batasan dana bagi investasi asing.
Menurut Rudiantara seperti yang dikutip dari Kontan , dampak dari pelarangan tersebut memberi celah kepada perusahaan asing mengucurkan investasi ke e-commerce lokal, tetapi dana tersebut tercatat sebagai utang, bukan sebagai investasi. Akibatnya negara tidak mendapatkan penerimaan pajak karena perusahaan e-commerce tersebut juga tidak mencatatkan laba.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan, usulan revisi DNI itu masih dibahas, termasuk plus minus pembatasan asing di bisnis e-commerce.
Menurut Sofyan, pembahasan yang terjadi hingga saat ini belum sampai kepada batasan porsi asing di saham perusahaan e-commerce di Indonesia. Pemerintah masih mengidentifikasi persoalan di industri e-commerce.
Sofyan menyatakan tak ingin gegabah membuka e-commerce bagi asing, dengan alasan untuk melindungi pemain e-commerce lokal. Ia berpendapat jika dibuka, pemain asing bisa mendominasi.
Saat ini pelaku bisnis e-commerce Indonesia banyak didanai investor asing. Tokopedia yang dibiayai SoftBank Internet and Media, Inc (SIMI) asal Jepang, dan Sequoia Capital dari Amerika Serikat.
Namun belakangan investor dalam negeri juga mulai melirik ranah e-commerce seperti Sinarmas Grup juga masuk ke bisnis lewat Sinarmas Digital Ventures. Situs marketplace BukaLapak juga didanai oleh Elang Mahkota Teknologi Tbk yang mendanai Bukalapak.
Hingga saat ini bisnis e-commerce tetap menjadi primadona di Indonesia. Potensinya yang besar juga menjadi dorongan munculnya startup-startup yang terjun di bidang ini.