Sebagai liga franchise CS:GO pertama, tak heran jika FLASHPOINT ingin agar gelaran ini bisa memberikan dampak yang maksimal. Dimulai bulan Maret 2020 ini, FLASHPOINT akhirnya sudah mengungkap pembagian grup dari 12 tim peserta yang bertanding di dalamnya.
Tim peserta tersebut dibagi ke dalam tiga grup, dengan masing-masing grup berisikan 4 tim. Mengutip dari hltv.org, Pembagian grup dilakukan berdasarkan dari rank milik HLTV. Maka dari itu sebagai awalan tim MAD Lions, FunPlus Phoenix, dan Gen.G yang merupakan peserta FLASHPOINT dengan rank tertinggi di hltv, dipisah ke dalam tiga grup. Setelah itu masing masing kapten yaitu Lucas Andersen (Bubzkji – MAD Lions), Casper Moller (cadiaN – FunPlus Phoenix), dan Sam Oh (s0m – Gen.G) mendapatkan hak untuk memilih lawan mereka di ronde pertama.
Pertandingan selama babak Regular Season FLASHPOINT menggunakan format tiga kali double-elimination. Jadi masing-masing grup akan bertanding dalam format bracket, dengan pembagian poin ditentukan dari posisi finish masing-masing tim. Peringkat satu mendapat 75 poin, peringkat dua mendapat 50 poin, peringkat 3 mendapat 30 poin, dan peringkat 4 mendapat 15 poin.
Dengan ini, maka berikut pembagian grup FLASHPOINT Season 1.
Group A
- MAD Lions
- HAVU
- Copenhagen Flames
- c0ntact
Group B
- Gen.G
- Envy
- Chaos
- MIBR
Group C
- FunPlus Phoenix
- Cloud9
- Orgless
- Dignitas
Laga perdana FLASHPOINT Season 1 dimulai dari 13 Maret 2020. Semua pertandingan dilakukan secara best-of-3. Nantinya, jika setelah satu kali pertandingan double-elimination telah usai dilakukan, para tim akan memulai kembali pemilihan anggota grup yang dilakukan dengan prosedur yang sama. Pertandingan sendiri akan disiarkan di Twitch dan Youtube.
FLASHPOINT merupakan liga franchise CS:GO pertama dengan biaya investasi sebesar US$2 juta (sekitar Rp29 miliar). Mempertandingkan 12 tim peserta, 10 tim dalam FLASHPOINT merupakan investor dari slot franchise, sementara 2 peserta lainnya datang dari kualifikasi yang diselenggarakan secara terbuka.
Kehadiran liga seperti ini tentu memberi warna baru kepada skena CS:GO internasional. Apalagi sebelumnya, model terbuka yang ada di dalam skena CS:GO juga sempat dikritisi Miller, co-CEO NRG. Mengutip dari Dexerto ia mengatakan bahwa gaji pemain di CS:GO terlalu mencekik. Setelahnya ia menambahkan “Kami ingin NRG hadir ada untuk waktu yang lama, dan model kompetisi CS seperti saat ini tidak akan membantu kamu untuk bisa mencapai hal tersebut.”
Apakah liga seperti FLASHPOINT dapat membantu skena kompetitif CS:GO bertahan lebih lama? Semoga saja ini menjadi percobaan sukses yang bisa menjadi panutan bagi model liga CS:GO lainnya di skena internasional.