Ketika Path diluncurkan pertama kalinya pada tahun lalu, tidak banyak orang yang mengerti fungsi dan tujuan diciptakannya layanan ini. Path saat itu merupakan aplikasi berbagi foto/video lewat ponsel untuk teman-teman dekat dan anggota keluarga. Path sejak diluncurkan telah mendapatkan lebih dari satu juta anggota, namun pada kenyataanya masih sangat sedikit digunakan. Menurut halaman Facebook-nya, Path hanya memiliki 50 ribu pengguna aktif per bulan. Pada minggu lalu, Path meluncurkan versi kedua dari aplikasi mobile mereka untuk iOS dan Android.
Versi baru dari Path memungkinkan pengguna untuk berbagi bukan hanya foto dan video, tetapi juga lokasi, judul lagu, serta pikiran Anda dan info ketika Anda sedang tidur atau terjaga. Meskipun melakukan beberapa perubahan, tujuan utama Path tetap sama, yaitu untuk menjadi sebuah jurnal kehidupan yang dapat digunakan untuk berbagi semua saat yang berbeda dan berharga dengan orang-orang terdekat Anda.
Didirikan oleh Dave Morin, yang sebelumnya bekerja di Facebook dan Apple, serta pengembang perangkat lunak Dustin Mierau, peluncuran Path tertutup oleh kesuksesan Instagram. Batasan jumlah teman yang hanya 50 orang menjadi salah satu faktor keengganan bagi publik untuk menggunakan aplikasi ini. Sekarang Path tidak hanya telah menaikkan batas jumlah teman menjadi 150 orang tetapi juga melakukan beberapa usaha lain untuk meningkatkan layanan mereka.
Jika Anda bertanya-tanya tentang batasan teman di layanan ini, menurut Path, dua batas jumlah teman di layanan mereka didasarkan pada penelitian Universitas Oxford tentang hubungan yang bisa dipercaya sepanjang kehidupan seseorang.
Menurut penelitian tersebut, rata-rata orang cenderung memiliki tidak lebih dari total 50 teman dekat dan keluarga serta 150 teman-teman yang tetap saling kontak, terlepas dari jumlah koneksi atau kenalan yang dibuat.
Jika Anda sudah memiliki akun Facebook dan Twitter, lalu apa daya tarik Path? Dalam satu kata, privasi. Ketika Anda berbagi di situs lain, sebagian besar adalah untuk konsumsi publik. Di Path, apa yang Anda bagikan hanyalah untuk Anda dan teman-teman terdekat Anda serta orang-orang terkasih saja.
Pengaturan privasi di Facebook, misalnya, sangat tidak jelas sehingga kebanyakan orang tidak akan repot-repot mengubah pengaturan itu dan akhirnya berbagi segala sesuatu secara terbuka. Kemudian ada pula foto atau video Anda yang diunggah oleh orang lain, yang tidak bisa Anda kendalikan, yang dapat dilihat oleh orang lain dan mungkin membuat Anda tidak nyaman. Jika akses Anda ke Facebook hampir secara eksklusif dari perangkat mobile seperti umumnya di Indonesia atau India, Anda tidak akan memiliki akses yang mudah ke banyak pengaturan privasi di Facebook.
Twitter telah menjadi jaringan informasi publik. Apapun yang Anda bagikan di Twitter bersifat terbuka bagi semua orang untuk melihatnya, kecuali jika Anda mengaturnya menjadi akun tertutup, namun akun yang tertutup akan membatasi aktivtas Anda untuk berinteraksi dengan orang lain, lagi pula mereka yang mengikuti akun private masih bisa secara manual menyalin dan membagikan ulang update dari akun tersebut. Twitter jelas bukan layanan tertutup.
Path menyediakan layanan tertutup yang memungkinkan Anda untuk mencatat kegiatan dan pikiran Anda, dan hanya Anda yang dapat membagi konten Anda ke luar Path. Tidak ada retweet atau reshare, dan update tidak dapat disalin (meskipun Anda dapat mengambil screenshot). Anda dapat memilih untuk mendokumentasikan konten Anda secara tertutup atau juga ke teman Anda di Path.
Path yang baru memiliki banyak karakteristik yang serupa dengan Facebook, banyak pula yang mengatakan bahwa pendiri Path sedang melakukan pitch dengan versi 2.0 ini agar diakuisisi oleh Facebook. Jika benar, hal ini sangat disayangkan karena karakter utama Path bertolak belakang dengan Facebook. Ini adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh Facebook dan mungkin sekarang tidak akan dapat dilakukan oleh mereka.
Facebook tidak akan dan tidak bisa menarik minat orang yang menginginkan Path seperti sekarang, sebuah jaringan sosial yang tertutup. Di sisi lain, TheNextWeb mencatat bahwa Facebook memang memiliki 350 juta pengguna ponsel dengan hampir 100 juta anggota menggunakan aplikasi iPhone Facebook dan lebih dari 80 juta penggunanya menggunakan aplikasi Android.
Ketika Anda berbagi dengan sekelompok teman terpercaya dan keluarga, hal-hal yang Anda bagikan akan cenderung jauh lebih pribadi dan lebih intim. Orang cenderung untuk membuka lebih banyak tentang diri mereka ketika dikelilingi oleh orang-orang yang lebih bisa dipercaya daripada orang lain.
Setelah Anda menemukan diri Anda dengan publik yang sangat ramai, katakanlah seribu atau lebih pengikut, seluruh gagasan berbagi menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda. Suka atau tidak, Anda akhirnya akan berpikir sebelum membagikan sesuatu, apakah Anda harus berbagi semua ide di dalam pikiran Anda, foto-foto yang Anda miliki, lagu-lagu yang Anda dengarkan. Hal-hal tersebut dapat membuat malu atau berbahaya ketika dibagikan ke publik namun Anda tetap memiliki dorongan yang kuat untuk memberitahu kepada orang-orang tertentu.
Gagasan tentang berbagi secara terbatas adalah apa yang mendorong Google untuk membangun Google+ dengan fasilitas lingkaran teman/koneksi dari awal. Google+ ingin mengambil keuntungan dari rasa kebebasan yang diperoleh dari kegiatan berbagi hal-hal secara pribadi (dan mungkin akhirnya menjual iklan berdasarkan update yang seharusnya tertutup).
Kita tidak akan tahu apakah Path memang memiliki tujuan untuk diakuisisi sampai hal tersebut terjadi (atau tidak) tapi seluruh gagasan berbagi secara tertutup dengan desain yang baik untuk model jejaring sosial a la Facebook mobile cukup membuktikan bahwa masih ada ruang untuk jejaring sosial lainnya. Yang dibutuhkan adalah twist yang pas dari fitur yang sudah ada.
Dunia maya membuat kita tidak terikat secara konvensional dg masyarakat! http://www.adf.ly/3ttm8 *