Dark
Light

Pasar E-Commerce Asia Tenggara Diproyeksikan Tumbuh Pesat, Didorong Pembayaran Digital dan Perdagangan Lintas Negara

2 mins read
March 12, 2025

Laporan terbaru dari IDC (“How Southeast Asia Buys and Pays 2025”), yang diprakarsai oleh 2C2P dan Antom, memproyeksikan pertumbuhan pesat pasar e-commerce di Asia Tenggara. Pertumbuhan ini didorong oleh adopsi pembayaran digital yang semakin meluas dan peningkatan kemampuan untuk melakukan perdagangan lintas negara.

Berikut rangkuman dari temuan utama pada laporan seperti yang dikutip dari rilis yang diterima redaksi Hybrid.

Temuan Utama Laporan:

  • Nilai Pasar E-Commerce: Diperkirakan mencapai US$325 miliar (sekitar Rp5.299 triliun) pada tahun 2028.
    • Angka ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan bagi bisnis e-commerce di kawasan Asia Tenggara.
  • Pertumbuhan Pembayaran Digital:
    • Pada tahun 2028, pembayaran digital diperkirakan akan mencakup 94% dari total pembayaran e-commerce di Asia Tenggara. Ini menunjukkan pergeseran besar dari metode pembayaran tradisional.
    • Pertumbuhan paling signifikan:
      • Pembayaran Domestik (97,9%): Metode pembayaran yang dilakukan di dalam negeri, seperti transfer bank lokal, e-wallet lokal, dan QR code lokal.
      • Dompet Digital (94,9%): Aplikasi e-wallet seperti GoPay, OVO, ShopeePay, GrabPay, dan lain-lain, yang semakin populer di kalangan konsumen Asia Tenggara.
    • Pertumbuhan ini memperluas jangkauan e-commerce, bahkan di wilayah-wilayah yang kurang bergantung pada kartu debit atau kredit.
  • Real-Time Payments (RTP):
    • Diproyeksikan melonjak hingga lebih dari US$11 triliun (sekitar Rp179 kuadriliun) pada tahun 2028. RTP memungkinkan transfer dana antar rekening bank secara instan, 24/7.
    • Di Singapura, RTP seperti PayNow menjadi metode pembayaran ketiga yang paling banyak tersedia (berdasarkan survei terhadap pelaku usaha pada tahun 2024).
    • Peningkatan RTP didorong oleh inisiatif pemerintah di berbagai negara Asia Tenggara untuk:
      • Mengurangi ketergantungan pada uang tunai.
      • Mempromosikan metode pembayaran yang lebih murah dan cepat.
      • Memenuhi kebutuhan konsumen dan pelaku usaha yang semakin mobile dan digital-savvy.
  • Dompet Digital dan Pembayaran Domestik:
    • Sangat populer di Asia Tenggara, mencerminkan preferensi konsumen dan infrastruktur pembayaran yang berkembang.
    • Pada tahun 2023:
      • Dompet digital menjadi metode pembayaran e-commerce yang paling banyak digunakan di Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.
      • Pembayaran domestik mendominasi di Singapura dan Thailand.
    • Pada tahun 2024:
      • Dompet digital menjadi metode pembayaran kedua yang paling banyak diterima oleh pelaku usaha yang disurvei di Singapura dan Filipina.
      • Dompet digital menjadi metode pembayaran ketiga yang paling banyak diterima di Indonesia dan Thailand.
  • Perdagangan Lintas Negara:
    • Nilai perdagangan lintas negara di Asia Tenggara diprediksi mencapai US$14,6 miliar (sekitar Rp238 triliun) pada tahun 2028 (meningkat 2,8 kali lipat dari tahun 2023).
    • Nilai rata-rata transaksi lintas negara per pelanggan diperkirakan akan melampaui nilai transaksi domestik (kecuali di Vietnam dan Indonesia), menunjukkan potensi keuntungan yang lebih tinggi.
    • Regional Payment Connectivity (RPC): Inisiatif yang diikuti oleh enam negara Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam) ini bertujuan untuk:
      • Memperkuat dan menyederhanakan pembayaran antar negara.
      • Mengembangkan transaksi lintas negara yang lancar, efisien, dan hemat biaya.
    • 62% pelaku usaha di Asia Tenggara yang menjual ke luar negeri melaporkan nilai transaksi lintas negara rata-rata 21% lebih tinggi daripada transaksi domestik.
    • Perdagangan antar-negara di kawasan Asia Tenggara masih belum dioptimalkan, membuka peluang besar bagi pelaku usaha untuk memperluas jangkauan pasar mereka.

Laporan ini, yang merupakan edisi keempat sejak 2021, merangkum survei terhadap 600 responden dari enam negara: Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Laporan ini juga menyertakan analisis perkembangan skema pembayaran digital di masing-masing pasar dan regional Asia Tenggara secara keseluruhan.

Agnes Chua, Managing Director of Business and Product Development 2C2P, menyatakan bahwa pelaku usaha menyadari besarnya peluang dari e-commerce. Namun, ada tantangan yang meningkat, seperti dalam layanan pelanggan dan integrasi payment gateway.

Gary Liu, General Manager Antom, Ant International, mengatakan bahwa Asia Tenggara berkembang pesat sebagai pusat perdagangan dan digital. Ia menekankan pentingnya transaksi yang lancar dan efisien.

Disclosure: Artikel ini disusun dengan bantuan AI, dengan pengawasan/editing oleh editor. 

Ini-Alasan-Kenapa-Peningkatan-Apple-Intelligence-Siri-Ditunda-2
Previous Story

Ini Alasan Kenapa Peningkatan Apple Intelligence Siri Ditunda

Next Story

Lenovo IdeaPad Slim 5i Terbaru: Laptop Tipis dengan Layar OLED, Performa Kencang, dan Penyimpanan 1TB

Latest from Blog

Don't Miss

esports cabor prestasi

Esports Jadi Olahraga Prestasi di Indonesia. Apa Dampaknya?

Pengakuan esports sebagai sebuah cabang olahraga prestasi memang melalui proses
Penjualan PC awal 2023 turun

Penjualan PC Awal Tahun Turun Drastis, Apple yang Terparah

Dengan semakin majunya teknologi smartphone dan tablet, eksistensi PC tradisional