DJI adalah penguasa pasar consumer drone, itu adalah fakta yang tidak bisa dilawan. Kualitas lini Phantom, ditambah inovasi kelas wahid yang ditunjukkan oleh Mavic Pro bisa dianggap sebagai pukulan pamungkas pada pabrikan drone pesaing.
Akan tetapi Parrot sebagai pemain lama tidak mau tinggal diam. Ketimbang mengejar ketertinggalan yang sudah terlalu jauh, pabrikan asal Perancis tersebut lebih memilih untuk mengalihkan segmentasi drone-nya ke pasar yang lebih sesuai, yakni pasar profesional.
Parrot juga sebenarnya sudah lama bermain di segmen ini, namun sekarang mereka memutuskan bahwa drone Bebop dan Disco juga bisa diikutkan pada segmen profesional, asalkan didampingi oleh software dan aksesori yang sesuai. Secara spesifik, Parrot menarget ranah 3D modeling, 3D mapping dan agrikultur.
Alhasil, Parrot pun bakal memasarkan bundel baru untuk Bebop dan Drone. Bebop sekarang tersedia bersama sebuah software untuk pemetaan tiga dimensi seharga $1.099, dan Parrot yakin drone ini sangat ideal untuk pemilik bisnis real estate maupun konstruksi.
Disco di sisi lain bakal tersedia dalam bundel yang lebih bervariasi lagi. Bersama aksesori Parrot Sequioa misalnya, drone bergaya pesawat ini siap ‘menyisir’ lahan pertanian seluas 80 hektar selama 30 menit selagi memetakan dan mengambil gambar multi-spektrum untuk keperluan inspeksi. Paket semacam ini rencananya bakal tersedia mulai bulan Juni seharga $5.000.
Apa yang Parrot lakukan ini sejatinya merupakan langkah bijak. DJI memang sedang di atas angin, dan inovasi teknologinya memang sudah jauh melewati pesaing-pesaingnya. Tapi itu hanya berlaku di segmen consumer, sedangkan di segmen profesional ceritanya sudah berbeda.
Sumber: TechCrunch.