Startup e-commerce enabler Vela Asia April lalu melakukan rebranding dengan nama Paraplou Group. Kini mereka meluncurkan Paraplou yang resmi diperkenalkan sebagai marketplace yang menawarkan berbagai kebutuhan fashion dengan produk-produk terbaik.
Beberapa bulan lalu, Co-Founder Paraplou Group Susie Sugden mengatakan pada tim kami bahwa pihaknya siap berekspansi ke kota-kota besar di Indonesia seperti Bandung, Surabaya, dan Medan, setelah mendapatkan dana segar senilai Rp 18 Miliar. Kini dengan amunisi baru, Vela Asia melakukan rebranding dengan nama Paraplou Group.
Dalam entitas Paraplou Group, mereka meluncurkan Paraplou sebagai basis utama bisnis mereka saat ini sebagai fashion online marketplace dengan brand-brand premium mancanegara maupun dalam negeri. Terjun langsung sebagai kompetitor Zalora yang juga menyasar segmen serupa.
“Kami telah menerima pesanan produk dari Sumatera, Kalimantan hingga Sulawesi. Ini membuktikkan bahwa Indonesia memiliki komunitas fashion yang menjanjikan dan tersebar di seluruh nusantara,” ujar Co-Founder Paraplou Bede Moore, dikutip dari Kompas hari ini (12/6).
Enam puluh brand dari luar dan dalam negeri dikabarkan telah bermitra di Paraplou, seperti Lotuz oleh Tosep Sinudarsono, Stella Rissa, Austre oleh Tri Handoko, Australia Camro, Sass & Bide, dan Nicola Finneti yang belum memiliki gerai di Indonesia.
Menurut blog resminya, Paraplou melengkapi serta memperluas platform dan cakupan pasar dari Paraplou Group. Sekitar dua puluh brand internasional saat ini telah siap memasuki pasar lokal, dan angka tersebut akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.
“Kami menawarkan akses unik untuk fashion global dan regional melalui situs kami. […] Strategi diversifikasi Paraplou Group mengizinkan pemain ternama di industri fashion untuk berpartisipasi di tren e-commerce Indonesia. Brand dapat mengkustomisasi strategi mereka dan bekerja sama dengan kami,” kata Susie.