Teknologi mobil otonom dipersiapkan untuk memberikan banyak kemudahan kepada pengemudi yang relatif mempunyai keterbatasan fisik. Tetapi sampai era mobil otonom itu terwujud, tertidur sambil duduk di belakang kemudi masih sangat berbahaya. Sehingga yang kerap kita dengar adalah anjuran untuk menepi dan beristirahat sejenak.
Sebagai alternatif mengeliminasi resiko yang ditimbulkan oleh rasa lelah dan mengantuk, sejumlah perusahaan mencoba menawarkan pilihan lewat perangkat lunak dan juga keras. Samsung misalnya, telah menciptakan aplikasi khusus untuk itu. Dan kini, Panasonic pun mencoba memberikan solusi serupa sebelum teknologi mobil otonom dikomersilkan. Mereka menawarkan teknologi kecerdasan buatan yang membantu pengendara tetap terjaga selama duduk di balik kemudi.
Perusahaan asal Jepang ini menciptakan sistem in-car yang dapat memantau dan mendeteksi rasa kantuk sebelum benar-benar tertidur, lalu memberikan respon mencegah pengemudi jatuh tertidur ke level yang lebih dalam atau biasa kita sebut dengan lelap.
Menurut Panasonic, ada lima level rasa kantuk, tidak mengantuk, hampir mengantuk, mengantuk, sangat mengantuk dan lelap. Sistem ini secara akurat mengukur tingkat kantuk tersebut dengan memindai ekspresi wajah, kedipan mata, penurunan panas dari tubuh dan pola iluminasi retina mata. Informasi ini kemudian dikombinasikan dengan informasi yang dikumpulkan di sekitar kendaraan. Seluruh data kemudian diproses menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk menilai level kantuk pengemudi. Apabila level kantuk dianggap membahayakan, sistem akan memberi peringatan berupa suara disusul getaran dan meminta pengemudi untuk beristirahat sejenak.
Sistem ini akan mulai memasuki fase pengujian langsung dalam kendaraan pada bulan Oktober mendatang. Jika semua lancar, bukan tak mungkin tahun depan teknologi ini sudah akan menghuni satu dari sekian kendaraan modern di Jepang dan seluruh dunia.
Sumber berita Panasonic.