Perhelatan konfrensi terbesar di Asia Tenggara, Echelon Indonesia 2015, hari ini (14/4) resmi digelar di Balai Kartini, Jakarta. Dalam keynote speech pertama, CEO Paktor Joseph Phua mengungkap peran serta online dating application dalam menghubungkan individu satu dan yang lainnya di masyarakat dalam bersosialisasi. Paktor adalah aplikasi online dating asal Singapura yang kini telah resmi memasuki pasar Indonesia sejak pertengahan Februari lalu.
Paktor sendiri pada awalnya enggan memasuki pasar Indonesia lantaran mindset konservatif masyarakatnya tentang aplikasi perjodohan. Namun seiring berjalannya waktu, pihak Paktor melihat kesiapan masyarakat Indonesia telah lebih siap dalam mengadopsi media sosial, terutama dating apps. Sebelum memasuki pasar Indonesia, Paktor sendiri telah merilis aplikasinya di Singapura, Vietnam, Thailand, Hong Kong, Korea, Japan, Taiwan, dan India.
Sebagai aplikasi online dating, sejatinya konsep yang dibawa oleh Paktor serupa dengan aplikasi lainnya seperti Tinder, Badoo, Wavoo, dan juga Yogrt. Namun, pihak Paktor mengklaim mereka memiliki pendekatan yang berbeda untuk menghubungkan antar individu secara sehat. Pihak Paktor pun mengklaim bahwa dalam sehari terjadi 600 interaksi swipes di aplikasinya oleh pengguna.
“Kami ingin membuat image yang lebih baik untuk dating app sebagai media yang dapat menghubungkan individu satu dan lainnya. Karena dating adalah salah satu cara untuk bersosialisasi dalam masyarakat,” ujar Joseph.
Lebih lanjut Joseph mengungkapkan bahwa dalam menggunakan media sosial, sejatinya masyarakat Asia Tenggara memiliki behavior yang hampir sama. Menurut Joseph, masyarakat di Asia Tenggara sangat ‘lapar’ untuk memperoleh informasi dan teknologi baru. Meskipun demikian, 12 negara, termasuk Indonesia, yang berada di wilayah Asia Tenggara ini memiliki budaya lokal berbeda. Lalu bagaimana caranya agar sebuah aplikasi seperti Paktor dapat menjadi media dalam menghubungkan orang-orang untuk bersosialisasi?
Menurut Joseph, dalam menciptakan sebuah aplikasi yang dapat menjadi media dalam menghubungkan individu, terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, setidaknya ada tujuh poin yang harus diperhatikan. Ketujuh poi tersebut yaitu City atau Country dengan Socioeconomics-nya, Local Traditional Incumbent, Primaries Vs Subs, Need Based Density, Historical Macro Trend, Ecosystem Support, dan Funding vs Growth.
Paktor sendiri telah membangun kantor representatif di Jakarta guna mengakomodir manajemen bisnisnya. Selain itu Paktor juga memiliki fitur unik yaitu menterjemahkan kalimat secara otomatis saat mengobrol sehingga pesan yang diterima oleh kedua pengguna yang berkomunikasi akan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh pengguna tersebut, ini bisa juga dimanfaatkan bagi pengguna lokal.