Batman dan Iron Man memperlihatkan bahwa kita tidak perlu terpapar sinar gamma atau digigit laba-laba radioaktif untuk jadi superhero; cukup butuh teknologi dan modal yang besar. Karakter-karakter fiktif itu juga menginspirasi peneliti dalam menciptakan penemuan inovatif, biasanya ditujukan buat membantu orang-orang dengan keterbatasan fisik.
Kreasi terbaru tim developer Kalifornia yang merupakan spin-off dari SRI International ini adalah alternatif dari exoskeleton biasa. Mereka memperkenalkan Superflex, pakaian yang memberikan penggunanya kekuatan ‘manusia super’. Device didesain agar bisa dimanfaatkan ke beragam keperluan, dari mulai untuk membantu penyandang cacat, orang berusia lanjut, hingga para prajurit.
Perbedaan utama Superflex dan exoskeleton standar terletak pada rancangannya. Ketika varian biasa berwujud besar karena harus menopang komponen-komponen robotik, Superflex hadir lebih simpel, layaknya pakaian biasa. Versi prototype-nya bisa dikenakan seperti baju selam, menutupi seluruh tubuh. Superflex dibekali sistem canggih, dapat membagi beban secara merata ke lengan, kaki dan badan.
Superflex menyimpan serangkaian sensor, mampu membaca dan mempelajari gerakan invidu, lalu secara cerdas menambahkan tenaga di lokasi serta momen yang tepat. Lewat teknik tersebut, pemakaian baterai juga jadi lebih hemat. Hal ini merupakan langkah jitu karena meskipun kemajuan teknologi komputasi berjalan begitu pesat, komponen baterai dan motor masih saja berukuran besar. Di masa pengembangannya, developer memang belum siap mengungkap info lebih detail, termasuk mengenai daya tahan baterai.
Pengembang menyingkap alasan mereka menciptakan Superflex: alat bantu jalan memang menjadi solusi termurah bagi orang yang memiliki keterbatasan dalam bergerak, namun alat-alat tersebut dinilai ‘melemahkan, menghilangkan harga diri, mengekang, dan menyebabkan berbagai macam masalah psikologis’.
Presiden SRI Ventures Manish Kothari menyatakan, “Tujuan Superflex adalah menghilangkan segala beban psikologis dan mengembalikan martabat sang user.”
Superflex tidak menyuguhkan kemampuan mobilitas penuh seperti exoskeleton SuitX, Hyundai ataupun Panasonic. Aspek andalan di Superflex ialah kapabilitas adaptasi sensor yang mendukung gerakan pemakai.
Tipe purwarupa Superflex memerlukan waktu lima menit buat dikenakan, tapi versi retailnya nanti akan lebih ringkas (dapat dipakai kurang dari dua menit), serta lebih hemat tempat dan praktis. Buat sekarang, developer belum memberi tahu kapan Superflex tersedia dan berapa harganya.
Sumber: MIT Technology Review.