Dark
Light

Otak di Belakang Steam Bergabung Dengan Microsoft

1 min read
August 16, 2013

Apa hal yang membedakan perusahaan Valve dengan Microsoft? “Banyak sekali!” Bisa jadi itulah kata yang Anda katakan ketika mendengar nama perusahaan ini. Terkait Valve dan Microsoft, ada berita yang cukup menarik yang saya dapatkan dari The Escapist Magazine: Jason Holtman, salah satu otak di belakang kesuksesan Steam bergabung dengan Microsoft.

Bukan rahasia lagi, Games For Windows Live (GFWL) merupakan momok dan lelucon memalukan di industri game. Awalnya, semua itu adalah berkat keinginan Microsoft untuk menyekat-nyekat layanan internet pada fitur multiplayer untuk mendapatkan ‘sedikit’ keuntungan tambahan. Kemudian mereka mengklaim bahwa GFWL hadir sebagai DRM (digital rights management) a la Steam. Tapi tidak seperti Steam, developer menjauhi Games For Windows Live karena berbagai masalah: file save yang hilang, informasi user yang tiba-tiba raib, hingga game menjadi penuh bug dan tidak bisa dimainkan adalah sedikit masalah yang sempat ditimbulkan oleh GFWL.

Setelah muncul sedikit gosip di kalangan industri dan pecinta game, akhirnya Holtman memberikan sebuah pernyataan resmi: “Betul sekali, saya telah bergabung ke Microsoft dimana saya akan fokus untuk membuat Windows menjadi platform gaming dan hiburan interaktif yang hebat,” kemudian ia melanjutkan, “Saya pikir ada banyak kesempatan bagi Microsoft untuk menyajikan game dan produk hiburan lainnya tepat seperti apa yang diinginkan konsumen, serta bekerja sama dengan para developer untuk merelisasikan hal ini, jadi saya sangat bersemangat untuk bekerja bersama mereka.”

Jika Anda baca sekali lagi komentar di atas, semuanya terasa terkesan formal. Kita tidak bisa berasumsi apa-apa tentang motivasi Holtman untuk bergabung bersama Microsoft. Namun Anda tidak perlu khawatir, karena Jason Holtman adalah seorang figur yang berhasil mengatasi krisis (atau bisa dibilang kontroversi) Steam: di awal peluncurannya, developer sempat khawatir tentang diskon-diskon yang diberikan Steam akan mengurangi nilai jual game-game buatan mereka. Developer juga merasa khawatir akan DRM yang diusung Steam, apakah fitur ini akan benar-benar melindungi kekayaan intelektual produk mereka. Kekhawatiran para developer dapat hilang berkat Holtman dan timnya.

Jason sendiri mengundurkan diri dari Valve sejak Februari lalu setelah berjuang bersama perusahaan yang dipimpin Gabe Newell ini selama delapan tahun.

Tentu saja ada sisi baik dari semua hal ini. Bisa jadi masuknya Holtman di Microsoft menjadi titik balik bagaimana mereka memperlakukan konsumen (terutama gamer) dengan ‘benar’. Hingga saat ini, belum ada yang mampu mengalahkan Steam dari segi pelayanan, kemudahan dan variasi kategori produk. Namun coba bayangkan jika Holtman dapat mengubah layanan Games For Windows Live menjadi lebih bersahabat dan dapat diandalkan. Bayangkan sebuah dunia dimana Games For Windows Live menjadi sebuah hal yang bisa konsumen banggakan. Seperti Steam.

Sumber gambar: PC Gamer.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Gartner: Pangsa Pasar Windows Phone Untuk Pertama Kalinya Mengungguli BlackBerry

Next Story

Selamat Tinggal Investor Asing Untuk Online Retailer Indonesia?

Latest from Blog

Don't Miss

Valve Buat Regulasi Baru di CS:GO, Apa Dampaknya ke Ekosistem Esports?

Selama bertahun-tahun, Valve jarang turun tangan untuk menentukan arah perkembangan
Dota 2 10th anniversary

Rayakan 10 Tahun, Dota 2 Rilis Seri Kosmetik Ikonik Sepanjang Sejarah

Setelah dinantikan sekian lama, Dota 2 akhirnya merilis update untuk