Kartu pintar (smart card) dalam dunia finansial saat ini kian diminati dan memiliki beragam fungsi, ke depannya terus didorong sebagai alternatif pembayaran non-tunai (cashless). Salah satu startup lokal yang mencoba mengakomodir teknologi tersebut adalah Orbleaf, dengan menyediakan sistem teknologi yang memberikan layanan dan perangkat penerapan aplikasi dalam smart card.
“Makin berkembangnya financial technology (fintech) saat ini menjadi alasan utama mengapa pada akhirnya Orbleaf didirikan. Kami ingin membantu startup baru men-develop sebuah sistem yang mudah dan terjangkau dengan memanfaatkan smart card,” kata Founder dan Corporate Strategist Orbleaf Technology Agus Purwanto kepada DailySocial.
Selama ini teknologi smart card yang ada terbilang mahal biayanya dan memiliki akses yang terbatas, terutama untuk para developer yang masih awam. Dengan alasan itulah Orbleaf kemudian berusaha untuk menurunkan teknologi tersebut agar bisa lebih mudah diakses dengan harga yang lebih terjangkau.
Teknologi smart card terkini
Orbleaf memiliki tiga teknologi yang diterapkan, di antaranya Orb-Weaver Card yaitu development environment yang dihadirkan untuk startup yang bergerak di bidang IoT. Kemudian Corterra yaitu layanan komputasi awan dari Orbleaf yang berfungsi mendistribusikan aplikasi ke masing-masing terminal, cara kerjanya serupa dengan mobile marketplace. Dan yang terakhir adalah fitur yang memberikan kemampuan proses download melalui terminal menggunakan Kon OS.
Secara spesifik target pasar yang disasar oleh Orbleaf adalah startup fintech yang memberikan layanan pembayaran, POS (Point of Sales) dan IoT.
“Konsepnya adalah alternatif baru membuatkan infrastrukturnya, terutama untuk hal yang cukup merepotkan seperti deploy terminal dan smart card yang membutuhkan dana yang besar, khususnya untuk startup yang masih baru. Orbleaf juga berencana untuk menjalin kerja sama dengan enterprise untuk deploy terminal dalam bentuk kartu,” kata Agus.
Melancarkan penggalangan dana serta perluas kemitraan
Untuk bisa menerapkan teknologi secara keseluruhan, Orbleaf saat ini masih berusaha melancarkan partnership dengan pengembang aplikasi, agar bisa menanamkan aplikasi tersebut ke dalam teknologi smart card yang dimiliki. Dengan demikian startup baru yang menggunakan layanan dari Orbleaf bisa mendapatkan sistem secara terpadu dan tentunya bisa memangkas ongkos akuisisi pengguna.
Saat ini Orbleaf masih menjalankan bisnisnya secara bootstrapping dan masih melancarkan kegiatan penggalangan dana. Saat ini sudah ada beberapa investor yang tertarik dengan layanan yang diberikan oleh Orbleaf namun masih dalam tahap negosiasi.
Memberikan alternatif baru selain teknologi mobile
Tidak dapat dipungkiri kehadiran Orbleaf di tanah air cukup melawan arus makin luasnya penetrasi mobile di Indonesia. Hal tersebut yang kemudian dicoba untuk dijalankan oleh Orbleaf, yaitu memberikan alternatif teknologi untuk startup fintech dan IoT.
“Kami menyadari kehadiran mobile di Indonesia sudah sangat besar jumlahnya, namun dengan kemudahan serta teknologi yang kami tawarkan, bisa dipastikan smart card bisa menjadi pilihan baru untuk masyarakat Indonesia selama kami bisa memberikan user-experience yang baik,” kata Agus.
Saat ini Orbleaf masih berusaha menawarkan layanan tersebut kepada startup dengan memberikan biaya cuma-cuma jika menggunakan layanannya, sekaligus melakukan akusisi pengguna. Untuk kedepannya jika layanan sudah makin diminati, Orbleaf akan mengenakan biaya transaksi satu kali saat pengguna melaukan registrasi aplikasi melalui startup terkait.
“Ke depannya kami berharap startup baru yang memiliki layanan fintech bisa memanfaatkan teknologi yang kami miliki demi mendapatkan alternatif teknologi yang berbeda, berfungsi dengan baik dan lebih terjangkau,” pungkas Agus.