Dibawa oleh F5, teknologi AI Beauty punya sasaran berbeda dari fitur ‘beautification’ yang diusung smartphone lain untuk menyempurnakan fungsi swafoto di sana. AI Beauty dirancang untuk mempersonalisasi prosesnya agar seperti apapun wajah Anda, hasil selfie tampak natural. Tentu saja Oppo juga ingin agar teknologi ini bisa dinikmati lebih banyak orang.
Salah satu realisasi dari visi tersebut adalah melalui pelepasan Oppo A83. Smartphone ini telah tersedia secara offline sejak tanggal 6 Februari kemarin, disiapkan sebagai alternatif lebih terjangkau dari seri F, sehingga ‘selfie berkualitas’ bisa disuguhkan secara merata ke lebih banyak daerah di Indonesia. Target utama A83 ialah para generasi muda yang aktif di sosial media.
Menjelaskan segmen pasar A83 secara lebih spesifik, Aryo Meidianto selaku PR Manager Oppo Indonesia bilang bahwa produk ini diprioritaskan bagi wanita dengan rentang usia 17 sampai 25 tahun, namun tidak menutup kemungkinan A83 bisa memberikan manfaat untuk konsumen di luar kelompok itu. Di Indonesia, Oppo A83 ditawarkan dalam dua pilihan warna, yaitu hitam dan emas.
AI untuk selfie
Perusahaan elektronik asal Guangdong itu kabarnya mengembangkan kecerdasan buatan spesialis swafoto selama bertahun-tahun. Berkat teknologi ini, smartphone mampu mengidentifikasi bentuk serta struktur wajah pengguna, menggunakan informasi dari database global. Beberapa aspek yang dapat segera diketahui saat selfie dilakukan meliputi usia, jenis kulit, dan jenis kelamin.
Data-data ini akan dimanfaatkan untuk menjadi basis dalam menangani selfie. Aryo menerangkan, proses beautification yang benar tak hanya boleh sekadar memoles wajah, memutihkan kulit, dan memberikan rona merah di pipi. Jika hal ini diimplementasikan pada individu-individu dengan tone kulit gelap, hasilnya akan aneh. Apalagi kita tahu, standar kecantikan tak cuma ditentukan oleh warna kulit.
Agar artificial intelligence memahami lebih banyak lagi parameter kecantikan, pengembangan AI Beauty dilakukan Oppo secara kolaboratif bersama ahli make-up dan fotografer. Selanjutnya, sistem ini diramu agar dapat mensimulasikan kemahiran para profesional tersebut demi memastikan wajah terlihat alami.
Kecerdasan buatan itu diklaim mampu mendeteksi tidak kurang dari 254 titik demi mendeteksi fitur-fitur unik dan struktur wajah; serta posisi mata, hidung dan bibir. Kemudian sistem akan membandingkannya dengan database global sebagai referensi, memungkinkan AI Beauty membedakan karakteristik muka masing-masing orang. Setelah itu, barulah AI akan mengeksekusi fungsi beautification.
Contoh sederhana yang bisa dilakukan AI Beauty misalnya ialah ketika memoles wajah pria: ia tidak membuatnya jadi feminin. Lalu sewaktu diterapkan pada bayi atau anak-anak, beautification tidak menyebabkan mereka tampak seperti orang dewasa.
AI saat ini versus AI versi ‘2.0’
Menilik AI Beauty lebih jauh, Aryo menyampaikan bahwa kemampuan tersebut bekerja sebagai algoritma pintar, yang hanya dengan didukung oleh komponen prosesor dan GPU yang ada di smartphone. AI Beauty sama sekali tidak menggunakan neural processing unit. Berdasarkan pengakuan sang PR Manager, tim Mediatek bahkan tidak menutupi kekaguman mereka pada keberhasilan Oppo meramu AI Beauty tanpa NPU.
Oppo punya rencana untuk meng-upgrade ‘fitur selfie pintar’ melalui produk barunya. Jika saya tidak salah dengar, produsen memiliki agenda untuk melepas produk anyar di kuartal dua tahun ini. Namun saya belum bisa memastikan apakah perangkat itu akan membawa AI Beauty versi selanjutnya atau tidak. Yang jelas, AI Beauty ‘2.0’ itu kemungkinan tidak bisa dinikmati pengguna smartphone terdahulu.
Oppo A83
A83 merupakan smartphone spesialis selfie berlayar ‘penuh’ seluas 5,7-inci dengan resolusi 1440x720p, menjanjikan pengalaman menonton video serta bermain game yang lebih nyaman. Penggunaan kaca 2.5D membuat panel tersebut terlihat menyatu dengan lengkungan di sisi tubuhnya. Tiga tombol fisik (power di kanan dan volume di kiri) ditemani oleh tiga tombol navigasi kapasitif yang jadi bagian dari layar.
Untuk kebutuhan fotografi, Oppo A83 dibekali kamera belakang 13-megapixel serta kamera selfie 8-megapixel. Kecerdasan buatan yang ada di sana tak cuma berfungsi buat swafoto saja, tapi juga dapat dimanfaatkan untuk meng-unlock cukup dengan mengarahkannya ke wajah pemilik smartphone.
Sebagai otaknya, Oppo memilih SoC Mediatek MT6763T Helio P23 berisi prosesor octa-core Cortex-A53 2,5GHz dan GPU Mali-G71 MP2 yang dipadu bersama RAM 2GB dan ROM 32GB. Smartphone ditenagai oleh unit baterai non-removable 3.180mAh, dan berjalan di atas platform Android 7.1 dengan overlay ColorOS 3.2. Salah satu fitur andalan UI tersebut adalah split screen, yang memperkenankan Anda membuka dua aplikasi secara bersamaan.
Oppo A83 sudah bisa Anda miliki sekarang. Produk dijajakan seharga Rp 3 juta.