Dark
Light

Opera Himbau Pengguna Opera Mini di Indonesia untuk Memperbarui Browsernya

3 mins read
April 1, 2011

Kemarin (31 Maret), kami mendapatkan kesempatan bertemu dengan Philip Grønvold, Product Manager Opera. Dia datang ke Indonesia untuk beberapa acara dan kami sangat beruntung untuk berbincang-bincang dengannya. Dia sangat menyenangkan dan berdasarkan aksennya, tidak salah jika menyangkanya memiliki pendidikan di Amerika Serikat. Dia memiliki gelar Sarjana dari Universitas Boston dan telah bekerja dengan Opera selama hampir 5 tahun. Sehari sebelumnya, dia menghadiri acara pertemuan yang diorganizir oleh majalah Chip di mana dia berbicara soal keamanan platform mobile (mobile security).

Ada banyak perbincangan menarik yang kami peroleh. Dia menunjukkan sejumlah fakta menarik tentang Opera, termasuk seberapa keras Opera berusaha mendukung berbagai macam platform mobile. Saat ini ada 7 platform yang didukung oleh Opera Mini dan Opera Mobile. Opera bahkan membuat versi beta untuk MeeGo, karena mereka percaya MeeGo akan menjadi platform bagus bagi komunitas open source sebagai alternatif bagi Android, meskipun saat in MeeGo bukan lagi sistem operasi utama pilihan Nokia. Opera Mini saat ini mungkin adalah browser dengan pengguna paling besar di dunia dengan pemakai lebih dari 90 juta.

Meskipun demikian ada beberapa platform yang ditinggalkan, seperti misalnya keputusan untuk tidak membawa versi baru Opera Mini 6 dan Opera Mobile 11 ke Windows Mobile, sementara menunggu kemungkinan untuk membawanya ke pembaruan terbaru Windows Phone 7, yang diberi kodenama Mango. Dia juga menunjukkan sejumlah fitur keren yang diimplementasikan Opera Mini untuk iOS (iPhone dan iPad, yang belum mendapat persetujuan dari Apple) di mana fitur cubit dan perbesar (pinch and zoom) bekerja dengan sangat baik dan memiliki frekuensi kedipan (flicker rate) lebih baik sehingga tidak menimbulkan checkerboarding, tidak seperti peramban asli Mobile Safari — ataupun peramban bawaan Android jika dibandingkan dengan seri tablet Android.

Alasan utama kenapa dia ke sini — bersama dengan misinya di sejumlah negara Asia — adalah untuk menghimbau pengguna Indonesia yang telah lama menikmati  Opera Mini 4.2 untuk memperbarui perambannya ke versi lebih tinggi, dalam hal ini Opera Mini 6 untuk menikmati fitur-fitur baru tanpa mengorbankan performa ponsel. Opera Mini 4.2 memiliki pengguna yang sangat besar di Indonesia (no. 2 di dunia setelah Rusia) dan kebanyakan dari mereka diinstalasi di ponsel biasa (feature phones). Ada sejumlah keluhan dari pengguna ponsel biasa kepada Opera, ketika mereka memperbarui versinya dari 4.2 ke 5.0, versi lebih baru ini malah mengganggu performa ponsel karena sangat berat. Kita tahu bahwa ponsel biasa tidak memiliki prosesor dan memori (RAM) sebaik ponsel pintar. Satu pembaruan utama yang dimasukkan dalam Opera Mini 6 adalah memperoleh teknologi terbaru dan manajemen memori yang lebih baik.

Betul, untuk mengakomodasi kefanatikan terhadap Opera Mini 4.2, Opera membuat Opera Mini 4.3 — pembaruan minor di performa tapi tetap memiliki tampilan seperti layaknya versi terbaru. Tetap saja, Opera Mini 4.3 tidak mampu menyerupai pengalaman yang didapat dengan versi yang lebih baik. Oleh karena itu, Philip sekali lagi mengatakan pesannya untuk semua konsumen loyal Opera Mini bahwa versi terbaru akan memberikan pengalaman yang lebih baik dan tidak mengorbankan performa ponsel yang tidak memiliki prosesor cepat dan memori yang besar.

Untuk pengguna ponsel pintar, di sisi lain, Philip menginformasikan sejumlah fitur baru yang meyakinkan kami bahwa Opera Mini 6 dan Opera Mobile 11 membawa tren baru di industri ini, sejumlah fitur keren yang akan diikuti oleh peramban lain dalam waktu dkat. Berbicara tentang Firefox Mobile untuk Android, Philip mengatakan bahwa pihak Opera sangat senang dengan keputusan ini. Kompetisi membuat perang peramban mobile menjadi keren lagi, sesuatu yang sudah lama tidak dirasakan sejak tahun 2006 ketika Firefox menyulut hal serupa di ranah desktop. Tapi, seperti ditegaskan oleh Philip, Firefox Mobile untuk Android membutuhkan spesifikasi piranti keras yang sangat tinggi dan hanya dipenuhi oleh 25% pasar ponsel Android. Sementara Opera mencapai 98% dari total populasi ponsel Android yang ditargetkan.

Satu pertanyaan yang terus ditanyakan adalah tentang perbedaan antara Opera Mobile dan Opera Mini. Mudahnya, Opera Mini bekerja dengan optimisasi di sisi sever yang dapat berguna untuk berbagai jenis ponsel, sementara Opera Mobile bekerja di sisi klien — sehingga membutuhkan ponsel dengan spesifikasi tinggi. Juga, Opera Mobile membutuhkan akses ke lapisan set paling bawah, yang kadang tidak dibolehkan oleh pembuat ponsel. Apple sebagai contoh tidak membolehkan pihak ketiga untuk memiliki akses tersebut, itu sebabnya tidak ada Opera Mobile di iOS.

Saya telah mencoba menggunakan Opera Mini 6 di ponsel pintar dan tentunya kagum dengan performa dan pengalaman yang diberikannya. Aplikasi ini telah mengambil hati saya untuk melakukan browsing, dibandingkan peramban bawaan. Saya harus mengucapkan terima kasih kepada Tim Opera untuk kerja kerasnya mengimplementasikan versi terbaiknya ini.

Sebagai penutup, sebuah pertanyaan tentang kolaborasi Opera-Telkomsel ditanyakan kepada Daud Aditirto, Director, Business Development, Opera Indonesia, dan dia menjawab bahwa meskipun logo Telkomsel tidak lagi muncul di halaman awal, kolaborasi keduanya masih tetap berjalan. Telkomsel tetap menawarkan paket Opera Mini untuk akses tak terbatas secara bulanan. Semoga jawaban ini dapat memuaskan Anda yang peduli soal hal ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Opera Urged Indonesian Users to Update Their Opera Mini and Enjoy New Features

Next Story

Bukan April Fools : Welcoming Aulia!

Latest from Blog

Don't Miss

Opera Web3 Guard

Opera Luncurkan Fitur Perlindungan dari Jebakan Web3

Perkembangan Web3 memang membuka banyak potensi baru bagi para pengguna

Opera Akuisisi Pengembang Engine GameMaker dan Dirikan Divisi Opera Gaming

Pada pertengahan tahun 2019 lalu, Opera meluncurkan sebuah browser unik