OpenAI berhasil membuat geger dunia teknologi lewat peluncuran ChatGPT pada bulan November tahun lalu. Belum setengah tahun berselang, OpenAI kini sudah siap mengulanginya lagi lewat sistem artificial intelligence (AI) terbarunya, GPT-4.
GPT-4 merupakan penerus langsung dari GPT-3.5, sistem AI yang selama ini menjadi otak dari ChatGPT. OpenAI mengklaim GPT-4 sebagai sistem AI yang “lebih kreatif dan kolaboratif”, serta yang mampu “memecahkan masalah sulit dengan akurasi yang lebih tinggi”.
Lewat sebuah posting blog, OpenAI menjelaskan secara sangat merinci apa saja kelebihan GPT-4 dibanding pendahulunya. Yang paling utama, GPT-4 tak hanya mampu memahami input teks saja, melainkan juga gambar.
Respons yang GPT-4 hasilkan memang masih berupa teks, akan tetapi kemampuannya untuk ‘melihat’ itu jelas berdampak langsung pada kapabilitasnya. Contoh paling gampangnya, kalau Anda ingin meminta sang AI membuatkan resep masakan, Anda kini cukup menunjukkan foto isi kulkas Anda ketimbang mencantumkan daftar bahan makanan yang Anda miliki.
Contoh lain yang OpenAI berikan mencakup kemampuan GPT-4 memahami sebuah meme dan menjelaskan apa yang lucu dari konten tersebut.
Announcing GPT-4, a large multimodal model, with our best-ever results on capabilities and alignment: https://t.co/TwLFssyALF pic.twitter.com/lYWwPjZbSg
— OpenAI (@OpenAI) March 14, 2023
Berdasarkan pengetesan OpenAI, GPT-4 berhasil mencatatkan skor yang jauh lebih tinggi dibanding GPT-3.5 dalam berbagai pengujian akademik seperti LSAT, SAT, GRE, dan lain sebagainya. Pun demikian, peningkatannya mungkin tidak akan terlalu kentara bagi sebagian besar pengguna, utamanya jika dipakai dalam konteks percakapan sehari-hari.
Layaknya semua sistem AI yang ada sekarang, GPT-4 pun masih jauh dari kata sempurna, dan ia juga tetap mewarisi sejumlah kekurangan milik pendahulunya. Pun begitu, OpenAI optimistis bahwa GPT-4 punya kecenderungan 40% lebih tinggi untuk memberikan tanggapan yang faktual ketimbang GPT-3.5, serta 82% lebih kecil kemungkinannya untuk menanggapi pertanyaan atau instruksi seputar konten yang tak diizinkan.
Mengenai ketersediaannya, GPT-4 dapat diakses oleh publik secara luas melalui layanan berlangganan ChatGPT Plus. Alternatifnya, kita juga bisa menggunakan fitur chatbot milik generasi terbaru mesin pencari Bing, yang selama ini diam-diam rupanya sudah mengandalkan GPT-4.
Ke depannya, kita juga bakal lebih sering berjumpa dengan GPT-4 di berbagai tempat. Pasalnya, OpenAI telah bermitra dengan sejumlah perusahaan macam Duolingo, Khan Academy, dan Stripe untuk mengintegrasikan GPT-4 ke produknya masing-masing.
Sumber: Fast Company dan The Verge. Gambar header: Rolf van Root via Unsplash.