Dark
Light

Open Automotive Alliance, Persekutuan Perusahaan Raksasa Untuk Mengusung Android ke Mobil Anda

1 min read
January 7, 2014

Seperti visi jangka panjang Nvidia yang mereka tampilkan di konfrensi pers pembukaan CES 2014, tampaknya industri otomotif adalah target ekspansi perkembangan Android ke depan. Bukan hanya Nvidia yang setuju pada hal ini, beberapa perusahaan raksasa multinasional telah memberikan lampu hijau mereka. Dengan mengadopsi idealisme open-source Android, para raksasa bisnis ini mengumumkan Open Automotive Alliance.

Pengumuman ini dilakukan sehari sebelum pembukaan resmi Consumer Electronic Show 2014 kemarin. Visi Open Automotive Alliance cukup sederhana, selain ingin mendorong kecanggihan Android di dunia mobil, mereka ingin mencoba mengubah pandangan kita bahwa otomotif juga bekerja layaknya gadget. OAA mengusungnya dengan tema ‘the connected car‘ – atau mobil yang terhubung.

 

Info menarik: Mencoba Mendorong Android ke Console dan Industri Otomotif, Nvidia Mengenalkan Dua Prosesor Baru

 

Jadi perusahaan-perusahaan apa saja yang dengan bangga berada di bawah bendera Open Automotive Alliance? Persekutuan ini diujungtombaki Google dan didukung oleh General Motors, Honda Motor, Audi, Hyundai dan tentu saja produsen dan pemasok chip asal Kalifornia, Nvidia.

Dengan didirikannya OAA, perusahaan teknologi dan produsen otomotif bisa saling bekerja sama: pencipta komponen memiliki kesempatan untuk menempatkan chip-chip besutannya di jutaan mobil, kemudian perusahaan otomotif mendapatkan teknologi dan software terbaru dalam produk otomotifnya agar tidak ketinggalan dengan perkembangan gadget mobile. Menurut Open Automotive Alliance, perkembangan perangkat bergerak semakin menyusul sistem infotainment yang ada pada mobil-mobil tersebut.

Pada dasarnya perusahaan mobil menolak masuknya gadget-gadget pelengkap berteknologi baru dalam produk mereka dan tetap memilih teknologi yang lebih stabil dan terbukti. Menurut mereka, dengan berpegang pada prinsip yang konservatif ini perusahaan lebih yakin untuk menerapkan fitur keamanan dan menjaga realibilitas di setiap mobil. Namun perkembangan dan evolusi smartphone dan tablet yang begitu pesat menekan para produsen untuk mengubah tradisi lama.

Contohnya saja kini app navigasi sudah tersedia gratis di perangkat pintar Anda dan menjadi alternatif terbaik jika dibandingkan dengan sistem navigasi built-in dalam mobil yang biasanya dibanderol dengan harga tinggi. Belum lagi sistem hiburan mobil yang tidak kalah mahal untuk menjaga buah hati tetap tenang dalam perjalanan. Kini Anda tinggal memberikan mereka sebuah tablet berisi game atau film kartun.

 

Info menarik: Penjualan Musik Digital Mengalami Penurunan di 2013, Pertama Kali dalam 10 Tahun

 

Sejauh ini produsen mobil mencoba menangkal perkembangan Android dengan menciptakan sistem software buatan sendiri, seperti yang dilakukan Ford dan Microsoft dengan MyFord Touch mereka. Contoh lain adalah QNX software dari BlackBerry. Namun mereka terbukti mahal untuk dibuat dan konsep open-source Android merupakan alternatif yang sangat mudah dan murah.

Perkembangan Android di dunia otomotif memang sudah tidak bisa dihindari dengan nama-nama besar seperti BMW, Kia, Audi, dan Toyota Motor yang sudah cukup lama menggunakan teknologi search dan map dari Google. Bahkan Tesla Motors sendiri tidak tanggung-tanggung untuk merangkul kecanggihan komputer dalam mobil mereka dengan sedan Model S: mobil full-electric, dengan layar sentuh 17-inci (sangat besar) dan bisa melakukan streaming radio untuk pengendaranya.

Jika saatnya sudah tiba, bayangkan jika kita dapat mengendarai mobil dari kursi belakang hanya dengan mengakses perangkat tablet…

Via Businessweek.com.

Previous Story

Aplikasi Berhenti Merokok Quit Pro Hadir Untuk Android

Next Story

Corning Menyiapkan Gorilla Glass Anti-bakteri

Latest from Blog

Don't Miss

Gemini Live Bahasa Indonesia

AI Google “Gemini Live” Kini Dapat Berbicara Bahasa Indonesia

Seiring semakin populernya penggunaan AI di berbagai perangkat, Google juga

Pixel 9 Pro XL: ‘Kembaran’ iPhone yang Hampir Sempurna

Tulisan berikut ini adalah tulisan tamu oleh Aryo Meidianto –