Pengguna smartphone di Indonesia yang terus bertambah setiap harinya menjadi sebuah ladang bisnis yang subur bagi penyedia layanan konten digital, seperti Oomph. Sebagai penyaji konten digital untuk platform Android yang di kemas dalam toko aplikasi, Oomph turut mengalami perkembangan bisnis yang cukup signifikan dari pangsa pasar Indonesia.
Dimulai dua tahun lalu dengan menampung sekitar 1000 konten dan pengguna yang tak banyak, kini Oomph mengaku telah melipatgandakan konten digital yang dimiliki sepuluh kali lipat lebih banyak dan berhasil merangkul 6,6 juta pengguna aktif dan memperoleh seed funding. Konten yang disampaikan Oomph berupa aplikasi, musik, game, dan juga gambar.
Tak mengherankan jika penikmat konten di marketplace atau toko aplikasi semacam Oomph masih terus bertumbuh. Menurut data yang dilansir Mobile Marketing Association, 25 persen di antara dari total pengguna mobile di Indonesia aktif mengunduh konten minimal sebulan sekali.
Meskipun harus head-to-head dengan pemain besar seperti Google Play, MoboMarket, dan yang lainnya, Oomph memiliki strategi tersendiri. Founder and CEO Oomph Stanley Tan yang telah memiliki 17 tahun pengalaman di bisnis konten mobile memanfaatkan jaringan developer yang tersebar di berbagai penjuru dunia untuk mendistribusikan konten yang dibuat.
Selain itu, kemudahan akses dan kekayaan konten lokal Indonesia juga dipertegas untuk menjadi proses bisnis Oomph. Dengan model potong pulsa, pengguna dapat memasang aplikasi atau konten berbayar di perangkat Android yang dimiliki. Dari situ, revenue stream yang dimiliki Oomph masih dominan pada jual beli konten digital melalui toko aplikasi yang diusungnya.
Stanley memaparkan tentang cara-cara yang dilakukan agar konten yang disampaikan dapat lebih sesuai dengan penikmat konten digital di Indonesia:
“Semua aplikasi dan konten yang muncul di platform kami telah diseleksi dan dievaluasi dengan seksama. Lebih dari 10.000 aplikasi, game, dan berbagai konten mobile lainnya telah diperiksa agar aman untuk keluarga. Proses ini dilakukan sebelum konten dimasukkan di Oomph.”
Dalam waktu dekat, Oomph akan merilis fitur chatting untuk memberikan kenyamanan komunikasi pengguna yang lebih baik, bersama dengan antarmuka pengguna baru.
Menurut CEO PT Galactic Multimedia Arthur Chua, yang merupakan induk perusahaan Oomph, masyarakat Indonesia tertarik menggunakan Oomph karena berbagai alasan. “Oomph mendapatkan posisi yang sangat kuat di pasar lokal. Yang tidak disadari oleh penyedia konten internasional lainnya adalah bahwa pasar Indonesia memiliki sejumlah kebutuhan yang spesifik,” jelas Arthur.
“Konten mobile harus disesuaikan dengan budaya, perilaku, dan sentimen masyarakat Indonesia. Pengguna di Indonesia juga membutuhkan cara yang aman dan dapat diandalkan untuk membayar produk yang mereka download,” tambahnya.