Dark
Light

Ojek Online yang Semakin Dekat dengan Masyarakat Indonesia

1 min read
July 14, 2017
Ojek online di Indonesia

Ojek adalah salah satu moda transportasi andalan untuk banyak masyarakat di Indonesia. Kemampuan moda transportasi ini yang lebih dinamis membuatnya banyak digemari masyarakat untuk menjangkau kawasan yang jauh dari halte, terminal, atau transportasi publik lainnya. Pamor ojek semakin meningkat sejak Go-Jek memunculkan aplikasi mobile-nya. Di mulai dari sana ojek mulai banyak mendapatkan pekerjaan baru selain mengantarkan penumpang.

Perlahan tapi pasti masyarakat sudah mulai akrab dengan ojek online. Ekspansi Go-Jek ke beberapa kota yang dilakukan dalam kurun waktu singkat dan masuknya Grab dan Uber sebagai layanan dari luar negeri yang juga membawa pamor ojek online meluas ke seluruh Indonesia.

Posisi ojek sebagai transportasi tidak resmi membuat evolusinya menjadi cukup cepat. Teknologi dan pembiasaan masyarakat berperan penting di sana. Pengantar makanan dan pengantar paket adalah bentuk evolusi dari kegunaan ojek. Peluang bisnis ini kemudian diambil oleh pengusaha-pengusaha startup untuk mengembangkan ojek online lokal untuk kota masing-masing hingga ojek online dengan niche khusus.

Munculnya layanan ojek online lokal yang meramaikan persaingan

Go-Jek, Grab dan Uber  merupakan tiga nama besar untuk layanan ojek online. Go-Jek sebagai produk lokal lebih unggul untuk daerah beroperasi. Secara keseluruhan Go-Jek sudah melayani lebih dari 20 kota di Indonesia. Ini secara teknis tidak hanya mengenalkan Go-Jek secara brand tetapi juga mengenalkan layanan ojek online ke masyarakat di banyak kota di Indonesia.

Dari data Google Play setidaknya kota-kota seperti Lumajang, Purwokerto, Jambi, Ternate dan kota-kota lainnya memiliki aplikasi terdaftar dengan keyword ojek online. Kebanyakan ojek online lokal juga menyebutkan layanan lainnya seperti layanan pengantar makanan dan juga pengiriman dokumen.

Ini membuktikan sebenarnya Go-Jek tidak hanya bersaing dengan nama-nama besar seperti Grab dan Uber tetapi juga dengan ojek online lokal. Persaingan sekarang sudah mulai mengarah ke pengalaman pengguna dan kualitas layanan bukan lagi bersaing dengan ketiadaan atau masyarakat yang belum terbiasa.

Di beberapa daerah pemerintah juga turut berpengaruh pada persaingan. Mulai dari melarang beroperasi karena melindungi ojek konvensional hingga melarang untuk mengembangkan layanan ojek online sendiri seperti apa yang terjadi di Banyumas baru-baru ini. Pemerintah Banyumas mengembangkan Jek-Nyong sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

Fenomena ojek online adalah satu dari banyak perubahan atau evolusi yang memanfaatkan teknologi. Evolusi dari pemanfaatan ini juga bisa terjadi di segmen-segmen lain. Untuk pertama pro dan kontra tetap ada, tapi perlahan tapi pasti masyarakat yang menilai, masyarakat yang menentukan berguna tidak sebuah transformasi teknologi.

Previous Story

Sonnet Memungkinkan Smartphone Mengirimkan Pesan dan Gambar Tanpa Jaringan Seluler

Next Story

Strategi Bukalapak, Goers, dan Seekmi Melakukan Perekrutan “Engineer”

Latest from Blog

Don't Miss

Allo Bank akan meluncur sebagai sebuah aplikasi bank digital yang terintegrasi dengan berbagai layanan penunjang gaya hidup

Bukalapak, Carro, Grab, dan Traveloka Dukung Allo Bank; Tren Startup Digital yang Masuk ke Bank Berlanjut

Setelah melakukan rebranding dari Bank Harda pada bulan Juni 2021
Grab, Emtek dan Bukalapak Satukan Kekuatan Untuk Kawal Solo Jadi Smart City Melalui Program Kota Masa Depan

Grab, Emtek dan Bukalapak Satukan Kekuatan Untuk Kawal Solo Jadi Smart City Melalui Program Kota Masa Depan

Tantangan mendorong pertumbuhan industri UMKM di tengah pandemi menjadi “pekerjaan