CIMB Niaga berusaha mendorong solusi virtual credit card Octopay sebagai alternatif solusi alat pembayaran layanan e-commerce. Mulai resmi diluncurkan per Oktober mendatang, mereka berharap ada sekitar 50 ribu nasabah, baik lama maupun baru, yang memanfaatkan solusi Octopay ini. Hal kontradiktif yang menjadi perhatian adalah CIMB Bank Malaysia, sebagai induk perusahaan CIMB Niaga, telah menutup layanan serupa per akhir Maret lalu.
Penetrasi kartu kredit yang rendah membuat kalangan perbankan berupaya memutar otak untuk mendorong adopsi alat pembayaran yang sesungguhnya ideal untuk transaksi e-commerce ini. Salah satu solusi yang hadir adalah virtual credit card ini. Menggunakan Octopay, nasabah CIMB Niaga bisa men-generate nomor kartu kredit secara virtual yang valid digunakan sebanyak dua kali selama 24 jam. Nantinya semua biaya akan langsung dipotong dari rekening bank yang terkoneksi dengan akun Octopay.
Kepada Bisnis.com, Group Head Branch & Branchless Banking Bank CIMB Niaga Melati Salim mengatakan, “Melalui OctoPay, nasabah akan memiliki nomor seri kartu kredit sekali pakai yang bisa digunakan untuk bertransaksi. Dananya dipotong dari tabungan milik nasabah.”
Untuk menggunakan layanan ini, mereka harus menghubungkan dahulu akun Facebook mereka karena Octopay dibangun di atas platfrom Facebook. Setiap transaksi akan dibatasi dengan nilai antara Rp 10 ribu hingga Rp 10 juta. Melati memastikan layanan ini sudah memperoleh izin dari OJK.
Selain digunakan untuk membuat virtual credit card, Octopay juga bisa digunakan untuk membayar berbagai iuran, pembayaran tiket pesawat, pembelian pulsa telepon, atau kebutuhan hiburan.
Angka target 50 ribu pengguna sesungguhnya cukup realistis jika promosi yang dilakukan tepat sasaran. Kebanyakan nasabah memiliki tabungan dan kartu debit, tapi kartu debit di Indonesia tidak bisa digunakan untuk langsung bertransaksi secara online. Octopay bisa menjadi jembatan untuk menciptakan angka yang seolah-olah merupakan nomor kartu kredit, padahal akun tersebut terhubung dengan rekening tabungan.
Yang agak kontradiktif adalah ternyata CIMB Niaga Malaysia telah menutup layanan Octopay di negaranya per akhir Maret lalu. Mungkin di Malaysia kepemilikan kartu kredit sudah sangat tinggi, sehingga fitur virtual credit card tidak laku. Menurut data bank sentral Malaysia, ada sekitar 5,5 juta kartu kredit aktif di tahun 2014, atau sekitar seperempat dari total kepemilikan kartu debit. Kondisi berbeda jelas terjadi di Indonesia yang persentase kepemilikan kartu kreditnya kurang dari 10%.
Sebelumya BCA telah menghadirkan Klikpay yang memungkinkan nasabah tabungan membuat akun online virtual, sehingga setiap kali transaksi, sistem Klikpay akan menyelesaikan semuanya. Tentu saja penggunaan Klikpay hanya terbatas pada layanan e-commerce yang sudah bekerja sama.
Solusi virtual credit card aplikasinya jelas lebih luas ketimbang Klikpay, karena bisa dibilang semua layanan e-commerce besar sudah mengakomodasinya. Hambatannya terletak di pengusungnya, CIMB Niaga, yang operasionalnya masih terbatas, terutama untuk nasabah di luar k0ta-kota besar Indonesia, sehingga bakal menyulitkan mereka yang tidak tinggal atau bekerja dengan jaringan bank yang merupakan hasil merger Niaga dan Lippo Bank ini.
Berdasarkan studi yang pernah dilakukan, pembayaran sebuah transaksi online menggunakan kartu kredit, termasuk virtual credit card, memiliki langkah-langkah yang jauh lebih singkat ketimbang diproses melalui cara lain. Kita tunggu apakah solusi seperti ini bakal mendapatkan sambutan hangat di masyarakat.