Melanjuti sesi diskusi yang menjadi rangkaian acara NXTCON 2014 di hari pertama. Salah satu lini produk teknologi yang sedang hangat-hangatnya di tengah pasar global yakni aplikasi mobile, turut menjadi pembahasan penting dalam konferensi NXTCON 2014. Mulai dari ramainya aplikasi asing yang diminati pasar lokal, hingga aplikasi lokal yang berhasil mendunia. Melalui sesi ini dibahas pentingnya lokalisasi konten dari aplikasi mobile sebagai kunci meraih sukses di pasar Indonesia.
Sesi diskusi yang menarik ini mendatangkan sejumlah pembicara yang cukup kaliber dalam industri teknologi global. Hadir memberikan sharing serta informasi berharga, Tikhon Bernstam (Co-Founder Scribd), Bob Bao (Managing Director Baidu Indonesia), dan tak ketinggalan Calvin Kizana (Founder PicMix) memaparkan potensi pasar yang maju dari produk aplikasi mobile dari ekosistem startup.
Seperti yang sudah diketahui, Indonesia yang merupakan salah satu pasar penting peredaran smartphone di seluruh dunia ini tentu tak bisa disangkal merupakan pasar yang berpotensi akan bagi berbagai aplikasi mobile di seluruh dunia. Banyak aplikasi mobile asing yang sukses di Indonesia, mulai dari messaging, sosial media, fotografi, hingga aplikasi permainan yang kerap menyatakan Indonesia sebagai salah satu pasar terpentingnya.
Calvin Kizana yang sukses dengan aplikasi PicMix yang sukses menjangkau pasar global mengungkapkan, dari sekian jenis aplikasi yang diminati oleh pasar Indonesia, aplikasi yang bermuatan layanan sosial media dipercaya menjadi aplikasi yang memiliki minat terbesar dari pengguna Indonesia. Ia meyakini, bagi startup yang kini tengah mengembangkan produk aplikasi mobile sebaiknya mengadopsi layanan sosial media di dalam layanannya agar sukses di pasar lokal.
“Saat ini pengguna Indonesia sangat social media minded, saya yakin dengan mengembangkan aplikasi yang bermuatan layanan sosial media akan memiliki kekuatan tersendiri dalam memenangkan pasar,” ujar Calvin di sela-sela diskusi panel dengan tema ‘Mobile & Apps’.
Sukses di pasar Indonesia bukan berarti hanya cukup mengadopsi jenis layanan yang disukai oleh pengguna bisa menjangkau pasar secara keseluruhan. Dalam diskusi santai yang diadakan sore tadi, tantangan perihal lokalisasi konten dari aplikasi yang hadir di Indonesia baik itu dari pengembang asing maupun dari pengembang lokal sendiri juga wajib dilakukan.
Kembali disampaikan Calvin Kizana, PicMix yang merupakan aplikasi fotografi cukup sering memperoleh masukan dari penggunanya di pasar asing. Menurutnya, kebanyakan permintaan pengguna yang masuk meminta PicMix untuk melokalisasi konten yang dimilikinya, entah itu dari segi bahasa maupun fitur yang ada. Umumnya, masalah yang sering ditemukan adalah penggunaan bahasa.
Hal itu diamini pula oleh Bob Bao yang merupakan orang nomor satu di jajaran Baidu Indonesia. Ia mengungkapkan, perusahaannya yang belum lama masuk Indonesia tersebut mengakui tantangan lokalisasi konten terhadap produk aplikasinya disadari dari perilaku pasar pengguna Indonesia. “Pengguna Indonesia sangat unik, mereka sangat terbiasa melakukan pengoperasian dengan bahasa native mereka, maka dari itu kami dari Baidu terus berupaya untuk menerjemahkan pengoperasian aplikasi kami ke dalam bahasa (Indonesia),” tutur Bob Bao.
Tikhon Bernstam yang dikenal sebagai sosok pendiri layanan perpustakaan digital, Scribd, juga mengakui lokalisasi konten memegang peranan penting di pasar Asia. Walau layanannya belum sepenuhnya melakukan hal tersebut di berbagai jangkauan pasarnya, Tikhon mengatakan lokalisasi konten patut dilakukan untuk memenangkan pasar seperti halnya di Indonesia yang dikenal dinamis.
Dari diskusi ini diharapkan bahwa dengan konten aplikasi yang telah dilokalkan, seluruh pengguna di berbagai belahan dunia mana pun pasti akan dapat terbantu dengan mudah dari aplikasi yang ditawarkan oleh banyak pengembang kreatif, entah dari pelaku startup maupun yang lebih besar lagi. Setelah otomatis dengan mudah diterima, jelas hal tersebut merupakan peluang bisnis yang sangat terbuka lebar.