Di Electronic Entertainment Expo 2013 lalu, saat perang panas antara Microsoft dan Sony berlangsung, Nvidia dengan tenang memberikan sebuah presentasi. Presentasi itu menunjukkan satu kurva bahwa penjualan komponen dan PC jauh di atas penjualan console. Bahwa terlepas dari naik daunnya tablet, penjualan serta permintaan komponen dan PC high-end tetap stabil, bahkan naik.
Berpegang pada klaimnya itu, Tony Tamasi, sang senior vice president dari divisi konten dan teknologi di Nvidia berbicara pada majalah asal Australia PC PowerPlay, “Tidak mungkin lagi bagi console untuk mengalahkan teknologi grafis yang dimiliki PC. Bahkan Sony dan Microsoft tidak bisa mengeluarkan uang untuk berinvestasi cukup tinggi di lini grafis. Mereka tidak memiliki modal sebanyak produsen-produsen yang berkecimpung dalam industri PC; kami [Nvidia] bisa melakukannya berkat skala ekonomi yang tinggi, kami telah menjual miliaran chip dari tahun ke tahun.”
Dari mana kita berasumsi bahwa Nvidia mendapatkan keuntungan yang sangat besar? Berdasarkan data yang mereka keluarkan, Nvidia mengeluarkan US$ 10 miliar hanya untuk riset tiap tahun. Bahkan uang sebesar itu tidak membuat mereka merugi.
Tamasi menjelaskan, “Secara teori, hal terbaik yang bisa dilakukan produsen console adalah meluncurkan console yang memiliki spesifikasi dengan PC terbaik saat itu. Namun setahun kemudian mereka akan menjadi semakin lambat.” Sementara, komponen PC akan semakin murah, hemat daya dan bertenaga.
Klaim Tony Tamasi bisa dibilang memiliki momentum yang bersamaan dengan proyek SteamOS dan Steam Machines yang dimulai Valve. Jadi bisa dibilang pernyataannya memiliki dasar yang kuat. Keterbukaan membuat sebuah platform berevolusi lebih cepat, pertumbuhan teknologi hardware PC yang pesat membuktikannya, dan Valve akan mencobanya di lini perangkat lunak dengan menjadi wadah platform terbuka.
Tamasi berpendapat bahwa PC mengalahkan industri console di departemen grafis karena perusahaan-perusahaan seperti Nvidia dan AMD berinvestasi lebih banyak untuk performa, atau potensi, di dalam arsitektur sebuah PC. Bahkan Sony dan Microsoft saja sangat membutuhkan AMD untuk menjadi penyokong otak utama console baru mereka yang belum dirilis. Dari sini Anda bisa melihat seberapa tergantungnya mereka semua pada AMD.
Hal itu terbukti bahwa console yang bisa Anda nikmati saat ini juga tertinggal secara performa beberapa generasi di bawah PC kelas menengah yang ada sekarang. Seperti yang Gabe Newell pernah bilang, “Open-source dan keterbukaan adalah masa depan.”
Via IGN. Sumber gambar: WCCFTech.com.
Iya, PC emang spesifikasinya ngalahin console, lebih cepat berkembangnya.
Tapi saking cepat berkembang, developer jadi males bikin game buat pc karena terlalu banyaknya segmentasi.