Diluncurkannya Radeon RX 6000 Series pada akhirnya menghadirkan kapabilitas ray-tracing ke kubu merah (AMD). Sebelum ini, jika gamer ingin menikmati efek ray-tracing yang begitu memukau, mereka tidak punya pilihan lain selain memercayakan kartu grafis dari kubu hijau (Nvidia).
Kendati demikian, AMD masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mengejar ketertinggalannya dari Nvidia. Salah satunya adalah DLSS. Seperti yang kita tahu, AMD hingga kini masih belum punya alternatif terhadap teknologi Deep Learning Super Sampling tersebut. Di saat yang sama, Nvidia justru semakin gencar mempromosikan DLSS dan memastikan ketersediannya di lebih banyak game.
Baru-baru ini, mereka merilis plugin DLSS ke Unreal Marketplace, yang berarti semua developer yang menggunakan Unreal Engine 4 kini bisa mengintegrasikan DLSS dengan mudah ke dalam game garapannya. Ini berarti ke depannya kita bakal melihat semakin banyak lagi game yang mendukung fitur DLSS.
DLSS sendiri ada dua versi. Pada versi pertamanya, implementasinya tergolong sulit, sehingga pada akhirnya jumlah game yang mengintegrasikannya hanya ada delapan judul saja. Pada DLSS 2.0, selain kinerjanya memang semakin baik, implementasinya pun juga jauh lebih mudah.
Sejauh ini tercatat sudah ada 35 judul game yang mendukung fitur DLSS 2.0, dan jumlahnya pasti akan terus bertambah dengan hadirnya plugin untuk Unreal Engine tadi, sebab implementasinya pasti bakal jadi lebih simpel lagi.
DLSS sepintas mungkin terdengar kurang wah kalau dibandingkan dengan ray-tracing, tapi pada praktiknya fitur ini luar biasa bermanfaat. Dalam beberapa game, DLSS bahkan mampu meningkatkan framerate hingga dua kali lipat, tapi di saat yang sama penurunan kualitas visualnya nyaris tidak kentara (terkadang malah bisa lebih bagus).
Di game yang super-berat seperti Cyberpunk 2077 atau Watch Dogs Legion misalnya, DLSS sering kali menjadi ‘penyelamat’ agar permainan bisa berjalan stabil di 60 fps dengan efek ray-tracing dalam posisi aktif. Tanpa DLSS, tidak jarang kita harus mematikan ray-tracing agar bisa mencapai 60 fps (kecuali untuk yang menggunakan GPU kelas sultan seperti RTX 3090).
Sekadar mengingatkan, DLSS bekerja dengan me-render grafik dalam resolusi yang lebih rendah (alasan mengapa framerate bisa naik), sebelum akhirnya meng-upscale ke resolusi yang ditetapkan. Jadi kalau Anda menjalankan game di resolusi 4K dengan DLSS aktif, sebenarnya game tersebut di-render pada resolusi yang lebih rendah, namun tetap kelihatan setajam 4K berkat kepandaian AI-nya dalam hal upscaling.
Sumber: PC Gamer.