Nokia saat ini dikenal dengan salah satu pemain lama di pasar telepon seluler. Dengan HMD sebagai pemegang lisensi terkini, smartphone Nokia pun saat ini mulai hadir dengan sistem operasi Android. Yang terakhir diluncurkan di Indonesia adalah Nokia 6.1 Plus.
Peluncuran yang diadakan di pelataran parkir Sarinah Thamrin pada tanggal 6 September 2018 lalu memberikan kejelasan bahwa Nokia 6.1 Plus masuk ke dalam program AndroidOne. Oleh karena itu, Nokia yakin bahwa mereka bakal mendapatkan sistem operasi Android Pie dalam waktu dekat.
Nokia 6.1 Plus memiliki spesifikasi sebagai berikut:
SoC | Qualcomm Snapdragon 636 |
CPU | 8x Kryo 260 1.8 GHz |
GPU | Adreno 509 |
RAM / Internal Storage | 4 GB / 64 GB |
Layar | 5.8″ 2280 x 1080 IPS Gorilla Glass 3 rasio layar 19:9 |
Baterai | 3060 mAh |
Sistem Operasi | Android Oreo 8.1 |
Kamera | Depan: 16 MP , Belakang: 16 MP + 5 MP |
Pada perangkat yang satu ini, Nokia juga menyematkan feature bothie, di mana kedua kamera akan menyala pada saat dibutuhkan. Hal ini akan menangkap gambar dari kamera depan dan belakang secara bersamaan.
Nokia 6.1 Plus dijual dengan harga Rp. 3.399.000 dan saat ini sudah tersedia dengan skema pre order pada beberapa e-commerce terkemuka di Indonesia. Nokia pun juga bekerja sama dengan Smartfren, sehingga mereka yang membeli pada gerai Smartfren akan mendapatkan bonus tertentu.
Pengaruh Kurs
Dengan pelemahan Rupiah yang terjadi saat ini, tentu saja harga produk impor akan meningkat seiring dengan waktu. Harga Nokia 6.1 Plus sendiri Rp. 3.399.000 pada saat Rupiah sudah mencapai Rp. 15.000. Apakah hal tersebut akan berubah?
Miranda Warokka selaku Head of Marketing Nokia Indonesia pada sesi wawancara terpisah mengatakan bahwa sampai saat ini mereka belum memiliki dampak apa pun terhadap kenaikan kurs dolar tersebut.
Miranda juga mengatakan bahwa mereka akan mempertahankan harga jual mereka pada tingkat yang sudah mereka umumkan hari ini sampai barang ada di tangan para konsumen. Nokia pun belum menentukan apakah ada kenaikan atau penurunan harga hingga saat ini. Jadi untuk sementara ini harga akan cukup stabil.
Telat Masuk ke Indonesia
Saat ditanyakan mengapa baru saat ini Nokia mengadopsi notch pada perangkatnya, Miranda mengatakan bahwa hal tersebut tergantung pada HMD Global. HMD di Indonesia hanya bisa keep up dengan apa yang diinginkan Global.
Nokia 6.1 Plus sendiri terlambat masuk ke Indonesia. Miranda mengakui bahwa mereka kesulitan dalam memenuhi TKDN karena ada beberapa hal yang prosesnya tidak semudah yang dibayangkan. Sebetulnya, Nokia sudah siap, namun memang ada proses yang mereka harus jalani, sehingga menjadi terlambat.
Nokia sendiri memilih jalur TKDN dengan gabungan software dan hardware. Mereka memasukkan aplikasi dalam negeri agar menambah persentasi TKDN selain merakit pada pabrik di Batam. Oleh karena Nokia itu melisensi kepada HMD, prosesnya menjadi lebih panjang.
Android One
Label Android One pada bagian belakang dari Nokia 6.1 Plus pun cukup membuat pertanyaan. Program Android One pertama diluncurkan untuk smartphone dengan harga yang murah. Walaupun pada akhirnya Google mengubah peraturannya.
Android One saat ini sudah menjadi sebuah proyek Google untuk smartphone mainstream. Hal tersebut berbanding lurus dengan pengalaman bernavigasi pada sistem operasi yang mereka keluarkan. Hal tersebut memerlukan tenaga dari SoC yang lebih baik.
Dengan menggunakan SoC Snapdragon 636, tentu saja membuat Nokia 6.1 Plus memiliki UX (User eXperience) yang lebih baik. Hal tersebut dapat meminimalisir lag yang terjadi serta meningkatkan kinerja, terutama dalam bermain game.
Untuk perangkat dengan spesifikasi rendah, sistem operasi yang akan digunakan adalah Go Version. Sistem operasi tersebut digunakan pada smartphone Nokia 1 yang hingga saat ini menurut Miranda masih memegang peringkat atas dalam penjualan HMD di Indonesia.