Sebelum saya memulai, silakan Anda tertawa terlebih dahulu melihat kata ‘ninja’ pada judul di atas. Selesai tertawa, ketahuilah bahwa ini merupakan proyek serius dari Vision Inc, perusahaan telekomunikasi asal Jepang yang telah berdiri sejak tahun 1995.
Alasan mereka memilih nama Ninja WiFi sangat sederhana, yakni guna mendorong pengguna layanannya untuk terus aktif di mana saja seperti seperti seorang ninja.
Pastinya ada alasan di balik munculnya layanan ambisius seperti ini. Jepang sendiri tidak kekurangan jaringan Wi-Fi gratis dengan akses internet yang kencang, akan tetapi semua itu seringkali hanya terbatas di bandara maupun stasiun kereta tertentu saja. Di luar itu, turis asing yang tengah berkunjung ke Negeri Sakura harus rela terpisahkan dari belantara internet.
Maka dari itu, hadirlah Ninja WiFi. Layanan ini sederhananya merupakan layanan persewaan router Wi-Fi untuk para turis yang sedang melancong di Jepang. Tarifnya hanya ada satu macam, yakni 900 yen (± Rp 100 ribu) plus pajak per hari, dengan batas penggunaan 300 MB (1 GB pada masa promosi dalam waktu terbatas ini).
Kecepatan koneksinya sendiri tidak perlu diragukan. Memanfaatkan jaringan LTE, Ninja WiFi mampu menembus kecepatan download maksimal 75 Mbps dan upload 25 Mbps. Pengguna dapat menyambungkan hingga 10 perangkat secara bersamaan ke router milik Ninja WiFi.
Info menarik: Startup Veniam Sulap Kota Porto Menjadi Smart City dengan Konsep Internet of Moving Things
Lalu apanya yang istimewa? Jawabannya adalah proses peminjamannya. Konsumen bisa memesan Ninja WiFi dan menentukan berapa lama mereka akan memakainya sebelum berangkat menuju Jepang. Mereka bisa memilih untuk mengambil router di counter khusus di bandara atau menggunakan jasa pengiriman setibanya di Jepang. Selanjutnya, akses internet pun bisa didapatkan di mana saja berkat pemakaian router tersebut.
Saat waktu untuk pulang ke negara masing-masing tiba, konsumen Ninja WiFi bisa mengembalikan router di counter bandara tadi, atau memakai jasa pengiriman yang sama. Metode pembayaran yang diterapkan adalah via kartu kredit, jadi konsumen tidak perlu dipusingkan harus membayar ini-itu terlebih dahulu untuk memakai layanan Ninja WiFi.
Info menarik: Berbenah Sistem Pendidikan, Blitar Secara Tak Langsung Incar Gelar Kota Pintar
Konsepnya mungkin sederhana, akan tetapi Ninja WiFi bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang tengah berencana liburan di Jepang. Jepang sendiri dikabarkan tengah menargetkan untuk menggaet sebanyak 20 juta turis per tahun, memasuki tahun 2020 nanti.
Untuk kita sendiri yang berdomisili di Indonesia, Ninja WiFi bisa jadi kabar yang cukup menggembirakan. Pasalnya, selain semakin dipermudahnya akses ke Jepang – pemilik e-passport dapat melakukan registrasi bebas VISA untuk durasi tinggal maksimal 15 hari – akses internet untuk para turis kini juga lebih mudah didapat berkat kehadiran Ninja WiFi.
Satu hal yang saya sayangkan, router-nya standar, padahal saya sudah membayangkan router-nya berwujud shuriken… 🙂
Sumber: Ninja WiFi via Antara News.