Yuga Labs telah resmi meluncurkan proyek NFT Bitcoin perdananya yang bernama TwelveFold. Koleksi 300 karya generative art tersebut dijual via sistem lelang, dan tanpa harus terkejut, semuanya langsung terjual habis sekaligus mencetak nilai transaksi yang fantastis.
Sebanyak 288 NFT TwelveFold terjual via lelang, sementara 12 sisanya sengaja disimpan oleh Yuga Labs untuk program filantrofinya. Menurut Yuga, tercatat ada 3.246 orang yang berpartisipasi dalam pelelangan TwelveFold, dan secara total koleksinya mencatatkan nilai transaksi sebesar 735,7 BTC, atau kurang lebih setara 253,9 miliar rupiah ketika artikel ini ditulis.
Kalau Anda mampir ke situs TwelveFold, di situ terpampang daftar lengkap 288 aset NFT yang terjual beserta harganya masing-masing. Yang termahal terjual seharga 7,1159 BTC (± 2,46 miliar rupiah), sedangkan yang paling murah terjual seharga 2,2501 BTC (± 776 juta rupiah).
Angka-angka tersebut terbilang fantastis, apalagi mengingat TwelveFold sama sekali tidak menawarkan utilitas apa pun. Sejak awal, Yuga Labs sudah menegaskan bahwa TwelveFold tidak punya kaitan apa-apa dengan proyek NFT mereka di jaringan Ethereum.
The TwelveFold auction has ended. Congratulations to the top 288 bidders – you will receive your inscription within one week. Valid bids that did not rank in the top 288 will have their bid amount returned to their receiving address within 24 hours.
— Yuga Labs (@yugalabs) March 6, 2023
Tidak bisa dimungkiri, kesuksesan TwelveFold ini tentu akan semakin menggenjot popularitas tren NFT Bitcoin. Belum lama ini, Galaxy Research menerbitkan laporan komprehensif yang membahas mengenai NFT Bitcoin, dan mereka memprediksi pasar NFT Bitcoin bisa bernilai $4,5 miliar di tahun 2025.
Namun tidak semua orang menyambut positif kesuksesan TwelveFold. Pasalnya, Yuga menerapkan sistem lelang yang terbilang sangat berisiko. Berhubung belum ada marketplace yang memfasilitasi perdagangan NFT Bitcoin — plus fakta bahwa smart contract di jaringan Bitcoin sangat terbatas kapabilitasnya — maka proses transaksinya pun jadi kurang seamless.
Dalam kasus ini, Yuga Labs mewajibkan ribuan orang yang berpartisipasi dalam pelelangan TwelveFold untuk mentransfer BTC-nya masing-masing ke Yuga, dengan janji bahwa semuanya akan dikembalikan atau di-refund seandainya ada partisipan lain yang mengungguli.
Langkah ini mendapat kecaman dari komunitas NFT, tidak terkecuali Casey Rodarmor, pencipta protokol Ordinals yang memungkinkan adanya generasi baru ekosistem NFT Bitcoin ini. Lewat Twitter, Casey mengancam akan memutus tali persahabatan dengan Yuga Labs seandainya mereka mengulangi kejadian ini.
Dear @yugalabs,@veryordinally is right. Actions like this prove that for some entities and people: “Once a shitcoiner always a shitcoiner.”
If I, personally, Casey Rodarmor, ever see you, Yuga labs, the entity, fuck around with degenerate bullshit like this again, I will wash… https://t.co/COARsn4X0o
— Casey Rodarmor (@rodarmor) March 6, 2023
Komitmen perusahaan sekelas Yuga Labs untuk mengembalikan dana para partisipan yang gagal tentu tidak perlu diragukan. Yang dikhawatirkan adalah bagaimana langkah mereka ini bisa menciptakan preseden buruk, yang kemudian dicontoh oleh pihak-pihak yang memang sengaja ingin menipu.
Hal-hal seperti ini tentu berpotensi menghambat pengadopsian NFT Bitcoin, setidaknya sampai infrastruktur pendukung ekosistemnya benar-benar terbentuk dengan matang. Menurut perkiraan Galaxy Research, hal ini semestinya bisa terwujud di kuartal kedua 2023 nanti.