Indonesia adalah pasar yang besar untuk generasi milenial. Anggapan ini yang melatarbelakangi Nexgen English Online, perusahaan aplikasi belajar bahasa Inggris asal California, Amerika Serikat, untuk berekspansi ke Indonesia. Nexgen membawa sejumlah aplikasi yang diklaim dilengkapi kemampuan teknologi kecerdasan buatan untuk membantu masyarakat Indonesia belajar Bahasa Inggris.
“Indonesia memiliki potensi yang besar. Selain merupakan member dari G20 Indonesia juga memiliki lebih dari 60% dari total populasi berada di umur produktif, anak muda yang sangat tech-savvy dan negara kepulauan besar dengan akses ke pendidikan berkualitas yang membuatnya menjadi lebih sulit,” terang Chief Representative Officer Nexgen Artnandia Priaji.
Nexgen English Online secara resmi memegang lisensi ekslusif distribusi konten pembelajaran Bahasa Inggris dari DynEd International. Dengan pengalaman yang dimiliki DynEd, konten dan metode pembelajaran yang disajikan aplikasi Neo Study menjanjikan pembelajaran yang efektif. Artnandia menyebutkan pihaknya memiliki tagline untuk solusi yang mereka tawarkan, yaitu “Terbukti, Lancar dan Terjamin”.
Di Indonesia, layanan ini akan berkompetisi dengan sejumlah platform lokal sejenis, seperti Squline dan Bahaso.
“Kami menerapkan adaptive learning dengan menggunakan artificial intelligence yang memungkinkan pengguna mempelajari konten yang sangat dibutuhkan oleh masing-masing pengguna pada saat pembelajarannya. Selain itu kami juga menerapkan metode pembelajaran yang didapat dari hasil riset neuroscience melalui pembelajaran alamiah manusia, yaitu mendengar, mengucap, melihat, dan menulis,” imbuh Artnandia.
Aplikasi Nexgen dinamai Neo Study yang tersedia untuk platform Android. Artnandia lebih jauh menjelaskan bahwa aplikasi mereka disiapkan untuk membuat pengguna menjadi lebih fasih dalam berbahasa Inggris dengan cara melakukan pengulangan pengucapan secara tepat dan berulang-ulang menggunakan teknologi advanced speech recognition. Dengan penerapan teknologi tersebut, artikulasi, kecepatan, dan penekanan kata bisa menjadi sangat terlatih.
“Solusi ini kami temukan ketika kami melihat bahwa banyak di luar sana mereka yang memiliki nilai grammar tinggi tetapi tidak bisa berkomunikasi secara baik dan benar, padahal di dunia kerja / sosial komunikasi secara verbal adalah hal utama untuk menyampaikan pesan. Itu kenapa kami menganjurkan untuk siswa rutin belajar setiap harinya dan menggunakan score / gamification supaya pengguna tidak jenuh dalam belajar Bahasa Inggris,” terang Artnandia.