Dark
Light

Kiprah Nayoko Wicaksono: Mengurusi Algoritma dan Menjadi “Angel Investor”

2 mins read
August 18, 2021
CEO Algoritma Nayoko Wicaksono
CEO Algoritma Nayoko Wicaksono

Cukup lama malang melintang di industri teknologi informasi Indonesia, Nayoko Wicaksono kini makin asyik dengan peranan sebagai angel investor dan advisor di sejumlah startup. Ia juga masih sibuk mengembangkan platform pembelajaran online Algoritma yang fokus mencetak lebih banyak talenta data scientist di Indonesia.

Kepada DailySocial, Nayoko membagikan suka duka pengalaman sebagai angel investor dan membesarkan startup.

Advisor dan angel investor

Nayoko Wicaksono saat memberikan pelatihan / Algoritma

Nayoko memulai perkenalan dengan industri startup teknologi Indonesia dengan menjadi bagian ekspansi Rocket Internet. Ketika bekerja di Emtek, dia menjadi jembatan perusahaan dengan salah satu portofolio digital terbesarnya, Bukalapak. Sisanya telah menjadi sejarah.

Berbekal pengalamannya menjadi founder startup dan mentor di sejumlah program inkubator dan akselerator, Nayoko mulai merambah sebagai angel investor. Meskipun mengklaim masih di skala kecil, ia ingin terlibat lebih dalam membantu startup baru mengembangkan bisnis mereka.

“Dengan memanfaatan disposible income, saya kemudian mulai berinvestasi kepada startup yang saya percaya. Dalam hal ini saya tertarik untuk berinvestasi setelah melihat passion dan keyakinan pendiri startup tersebut,” kata Nayoko.

Belajar dari pengalaman mendirikan startup sendiri, Nayoko melihat chemistry yang tercipta antara founder dan investor menjadi krusial saat melakukan penggalangan dana. Investor perlu diyakinkan oleh pendiri startup bahwa mereka memiliki visi dan misi yang kuat dalam membangun startup mereka. Beberapa startup yang menjadi portofolionya adalah Ajaib, ZIPMEX dan KitaLulus.

Tentu saja tidak semuanya berlangsung mulus. Nayoko menyebutkan ada startup di dalam portofolionya yang tidak sukses bertahan lama.

Kegiatan lain Nayoko adalah menjadi advisor. Dari jajaran portofolionya, Nayoko mengklaim terlibat secara langsung dan siap membantu hal-hal yang dibutuhkan para pendiri. Selain sebagai advisor independen, Nayoko juga menjadi Venture Partner Artesian, sebuah firma venture capital as a service.

Dilakukan secara paruh waktu, Nayoko membantu Artesian mengelola investasi korporasi yang ingin berinvestasi ke startup. Salah satunya adalah Amatil X milik Coca Cola. Startup yang didanai Amatil X termasuk Wahyoo dan Kargo.

“Bantuan yang saya berikan bukan hanya nasihat, namun juga networking hingga bantuan lainnya yang dibutuhkan oleh startup–memanfaatkan jaringan dan pengalaman saya sebagai entrepreneur,” kata Nayoko.

Berkembang bersama Algoritma

Algoritma data career Day / Algoritma

Didirikan bersama Co-Founder Samuel Chan, sejak tahun 2017 lalu Algoritma memiliki misi mencetak tenaga kerja data science berkualitas di Indonesia. Meskipun di awal peluncuran proses pelatihan kebanyakan dilakukan secara offline, saat pandemi kondisinya mulai beralih sepenuhnya secara online.

Pandemi telah mendorong lebih banyak masyarakat umum mempelajari dan mengikuti program yang ditawarkan Algoritma. Tercatat sejak tahun 2018  Algoritma telah memiliki sekitar 16 ribu siswa di seluruh Indonesia yang telah lulus mengikuti program pelatihan dengan kurun waktu 3 sampai 4 bulan.

“Algoritma berhasil mengembalikan dana investasi dari investor yang misi dan visinya kurang aligned. Kita melihat apakah investor tersebut membawa value atau tidak, jika tidak kami memutuskan untuk mengembalikan uang mereka dan mengembalikan kontrol perusahaan. Dengan demikian tim Algoritma bisa lebih fokus memikirkan sustainability,” kata Nayoko.

Algoritma diklaim memiliki tingkat retention yang baik. Untuk memudahkan siswa bergabung bersama Algoritma namun kesulitan untuk melakukan pembayaran, dihadirkan juga program beasiswa untuk 40 siswa setiap tahunnya.

“Kami mendapat feedback dari calon siswa yang ingin begabung dengan Algoritma namun kekurangan biaya karena pandemi tahun 2020 lalu. Algoritma sendiri menyiapkan dana sekitar Rp8 miliar untuk program beasiswa ini untuk 4 tahun ke depan,” kata Nayoko.

Algoritma juga telah menjalin kemitraan dengan berbagai universitas di Indonesia untuk memberikan kurikulum dan peluang beasiswa kepada mereka yang ingin memahami lebih lanjut tentang data science. Saat ini perusahaan telah memperluas kehadiran mereka di Singapura.

Mereka juga mengembangkan layanan dengan memberikan kesempatan kepada  lulusan terbaik bekerja sebagai data scientist di Jepang, Inggris Raya, dan  Amerika Serikat melalui sister company mereka, Supertype. Kegiatan ini telah berlangsung selama setahun terakhir.

“Harapannya kita bisa memberikan impact agar skill bisa didemokratisasi, terutama bagi mereka yang terkena dampak automasi agar bisa memiliki skill baru yang bermanfaat ke depannya,” tutup Nayoko.

Previous Story

Pendapatan Global PUBG Mobile Akhirnya Kalahkan Honor of Kings

Next Story

Samsung Singkap Eco² OLED, Lebih Irit Daya daripada OLED Tradisional Sekaligus Lebih Ramah Lingkungan

Latest from Blog

Don't Miss