Dark
Light

Naver Kucurkan Investasi 2,18 Triliun Rupiah ke EMTEK, Buka Peluang Sinergi Bisnis Digital

2 mins read
April 8, 2021
Naver Berinvestasi ke EMTEK
Naver juga telah berinvestasi ke berbagai startup di Indonesia, termasuk bersama EMTEK mendukung Bukalapak / Naver

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTEK) mengumumkan telah melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan menerbitkan 4,75 miliar lembar saham baru bernominal Rp20,- per saham. Pada harga pelaksanaan Rp1.954,- per saham, lembar kepemilikan perusahaan tersebut dibeli oleh Naver Crop., H Hodings Inc., dan beberapa institusi dari Indonesia seperti Allianz Life, Ashmore Asset Management, Manulife Aset Manajemen, Batavia Prosperindo, Elbara Perkasa, dan Syailendra Capital.

Nilai yang berhasil dibukukan dari aksi korporasi ini sekitar Rp9,29 triliun. Dalam rilisnya diungkapkan, dana yang diterima perseroan akan digunakan untuk investasi dan modal kerja di perusahaan dan anak usahanya.

Secara lebih spesifik Naver selaku raksasa teknologi asal Korea Selatan memberikan investasi ke konglomerasi media tersebut senilai $150 juta atau setara 2,18 triliun Rupiah. Hal ini yang disampaikan perusahaan kepada media setempat. Menjadi menarik, karena kedua perusahaan memiliki irisan bisnis yang sama, yakni teknologi dan media digital.

Pihak Naver mengatakan, bagi mereka pendanaan ekuitas ini ditujukan untuk memperkuat operasional perusahaan di Asia Tenggara. Bersama-sama dengan kekuatan yang dimiliki EMTEK, harapannya dapat menemukan peluang pertumbuhan baru di wilayah regional, termasuk Indonesia.

Saat ini, Naver dan EMTEK sama-sama memegang saham Bukalapak di Indonesia. Naver mulai masuk ke jajaran investor unicorn e-commerce tersebut lewat Asia Growth Fund pada awal 2019, dana kelolaan yang diprakarsainya bersama Mirae Asset.

Lewat unit ventura anak perusahaannya LINE Ventures, mereka juga banyak investasi ke startup digital di Asia Tenggara. Beberapa portofolionya yang beroperasi di Indonesia termasuk Grab, Carousell, iPrice, Warung Pintar, IDN Media, Zuzu, HappyFresh, dan Amartha.

Dalam keterangannya, Head of Corporate Development & Investment Naver Lee Jung-an mengatakan bahwa kemitraan ini akan menciptakan sinergi di berbagai area. Dengan visi besarnya membawa model bisnis perusahaan Asia ke panggung global.

Ditinjau dari kapitalisasi pasar yang dimiliki, EMTEK menjadi salah satu dari 10 perusahaan paling besar di Indonesia. Unit bisnis utamanya adalah media di banyak kanal, termasuk televisi, platform OTT, dan berbagai pemberitaan online. Selain Bukalapak, mereka juga memiliki kepemilikan yang cukup besar di platform pembayaran DANA, platform proptech PropertyGuru, dan layanan OTA Reservasi.com. EMTEK turut mendukung dana kelolaan East Ventures, untuk difokuskan berinvestasi pada startup tahap awal di Indonesia.

Menakar sinergi yang akan dibentuk

Di negara asalnya Naver menjadi pemimpin pasar untuk platform mesin pencari. Sementara beberapa bisnisny di Indonesia sejauh ini yang cukup kentara ada tiga, yakni LINE Messenger, Webtoon, dan V Live.

LINE memiliki basis pengguna yang paling kuat di antara unit lainnya. Meski demikian, bisa dibilang pamornya mulai meredup pada akhir-akhir ini seiring dengan dominasi pengguna layanan lain seperti WhatsApp, Telegram, atau Facebook Messenger. Di lini aplikasi pesan, EMTEK sendiri juga memiliki pengalaman yang kurang bagus ketika menakhodai platform BBM – yang akhirnya ditutup per Mei 2019.

Di platform online media, keduanya memiliki pengalaman yang cukup baik – terlebih saat ini EMTEK tengah memimpin pasar VOD lokal melalui Vidio, setidaknya ditinjau dari traksi aplikasi mereka sering menempati peringkat teratas dalam beberapa bulan terakhir. Naver memiliki kapabilitas melalui platform Webtoon dan V Live yang bisa saja menjadi komplementer untuk layanan yang ada jika diintegrasikan. Ini juga berkaitan dengan bisnis advertising yang menjadi salah satu tulang-punggung kedua perusahaan.

Selain itu, per tahun 2019 kemarin Naver juga mulai serius menggarap fintech dengan mendirikan NAVER Financial. Bisnis ini sejalan dengan DANA yang juga terus digenjot penetrasinya sebagai alternatif pembayaran digital dan aplikasi “super” untuk berbagai kebutuhan finansial.

Sementara untuk perdagangan digital, melalui Bukalapak, keduanya memang harus memikirkan langkah jitu untuk tetap membawa platform di puncak klasemen persaingan. Shopee dengan kekuatan yang dimiliki Sea Group, plus rencana merger Tokopedia-Gojek patut menjadi perhatian. Terlebih jika memiliki ambisi [di masa mendatang] untuk membawa bisnis ekspansi regional.

Ditinjau dari model bisnis yang dimiliki, banyak irisan yang bisa disinergikan antara EMTEK dan Naver. Lahirnya layanan atau aplikasi baru dari sinergi kedua perusahaan juga akan meningkatkan kualitas ekosistem digital media di Indonesia di tengah kompetisi bisnis yang terus memanas.

Sejauh ini, MNC Group menjadi kompetitor EMTEK. Selain mengoperasikan bisnis media, korporasi yang dipimpin taipan Hary Tanoesoedibjo tersebut juga memiliki berbagai lini serupa lainnya, termasuk bisnis fintech dan e-commerce. Bahkan platform OTT mereka tengah melenggang ke bursa Amerika Serikat melalui jalur SPAC yang baru-baru ini ramai diperbincangkan.

Previous Story

Micron Sebut Harga Memori DRAM akan Naik dalam Waktu Dekat

startup SaaS smart ERP Rantai didirikan pada awal 2019 di bawah PT Cyberindo Sinergi Sistem oleh Steven Dharmawan dan Thomas Wilson
Next Story

Startup SaaS ERP “Rantai” Hubungkan Distributor, Dropshipper, dan Reseller dalam Sistem Terintegrasi

Latest from Blog

Don't Miss