Dark
Light

MySellr.com Siap Layani Pasar Indonesia

2 mins read
July 11, 2011

Salah satu perusahaan asal Swedia yang dimiliki oleh orang Indonesia, MySellr.com, sedang bersiap untuk memasuki dan melayani pasar pengguna di Indonesia. Mysellr merupakan online shopping platform yang, saat ini, terintegrasi dengan Facebook, layanan ini memberikan fasilitas yang bisa membuat Facebook Page para pemilik brand atau penjual menjadi toko online dengan berbagai fasilitas.

Mysellr menyediakan layanan bagi pengguna yang ingin berjualan di Facebook namun dengan tampilan dan fasilitas layaknya toko online biasa, fasilitas yang nantinya bisa digunakan oleh para pengguna antara lain pengaturan stok barang, lalu fasilitas keranjang belanja, pengelolaan barang serta pengelolaan tagihan.

Tampilan di toko Anda nantinya juga bisa menampilkan logo dan informasi toko, kolom pencarian, kategori barang, pilihan jasa pengiriman, metode pembayaran dan berbagai fasilitas lain sampai dengan fasilitas untuk membuat penawaran khusus ketika ada diskon dari produk atau barang yang dijual. Saat ini layanan mereka baru sebatas Facebook Store, tetapi jika melihat situs mereka, akan ada juga fasilitas Facebook Marketplace.

MySellr berbasis di Swedia, namun pusat pengembangan mereka dijalankan di Jakarta, Hermawan Tjakradiwiria founder dari Mysellr yang asli orang Sunda dan besar di Depok, menjelaskan bahwa tim yang ada di Jakarta kini telah berjumlah 7 orang dan akan menangani semua hal teknis dari Jakarta. Lalu kenapa di Swedia, Hermawan Tjakradiwiria berada 5 tahun di Swedia untuk belajar, dia dan rekannya di Mysellr mendapatkan funding (angel) dari ESEA Invest AB induk dari www.121.nu, yang merupakan salah satu perusahaan direktori lokal terbesar di Swedia. Jadi, di MySellr saat ini, angel investor masuk dalam jajaran manajemen.

Sedangkan di Jakarta, mereka saat ini berada di bawah nama perusahaan Hermawan sendiri dan sedang bersiap untuk mendirikan PT Mysellr Indonesia. Pangsa pasar yang mereka ingin raih antara lain di Swedia, Romania, pasar International dan juga di Indonesia. Masing-masing negara, Swedia, Romania dan Indonesia memiliki tim pemasaran sendiri-sendiri.

Strategi yang diterapkan juga localize, seperti yang dijelaskan Hermawan Thakradiwiria lewat telepon masing-masing negara tentu punya keunikan sendiri yang berhubungan dengan klien dan pengguna, misalnya di Swedia dengan telemarketing sudah cukup untuk mencari klien, sedangkan di Indonesia harus dengan cara-cara lain yang cocok dengan pasar di sini, seperti flyer, media sosial dll. Dari harga pun berbeda untuk masing-masing negara, jadi tergantung dari klien akan setup company dari mana, jika memilih dari Indonesia maka mata uang dan harga akan disesuakan dengan wilayah setup layanan di Indonesia, demikian juga dengan negara lain.

Terus terang ada yang menarik dari kemunculan Mysellr, bagi pembaca setia DailySocial mungkin pernah mendengar layanan yang mirip dengan Mysellr yaitu Moluko yang kami bahas bulan Maret 2010, saat saya ke Echelon pun ada salah satu stand yang menawarkan jasa yang serupa, namun saya belum melihat antusiasme pengguna Facebook di Indonesia menggunakan layanan seperti Mysellr dan Moluko. Penjual masih menggunakan cara manual tanpa platform khusus.

Layanan seperti ini juga bisa jadi sudah banyak di luar, namun untuk pasar Indonesia bisa jadi saat ini saat yang tepat untuk menawarkan jasa platform commerce di Facebook, saat orang sudah mulai mengenal online store, dan tagging foto untuk jualan di Facebook sudah sangat mengganggu, membuat toko bisa sedikit memudahkan untuk memajang jualan tanpa kehilangan massa Facebook yang besar, karena kelebihan berjualan di jejaring sosial adalah dari jumlah pengguna. Bisa saja dulu orang ‘belum siap’ dengan fasilitas seperti ini, beda dengan kondisi sekarang.

Ditanya tentang persaingan serta kebergantungan atas platform Facebook, Hermawan Thakradiwiria mengatakan bahwa Mysellr tidak khawatir, selama tidak melanggar TOS dan kebijakan di Facebook, selain itu Mysellr juga berencana untuk membuka layanan ini, termasuk marketplace-nya di luar Facebook sehingga tidak terlalu tergantung Facebook.

Mengenai pembayaran, Hermawan mengatakan, “Untuk payment, di Indonesia itu tentu masih transfer, apalagi sekarang dengan ada UU Pengumpul Uang yang baru jadi akan susah untuk membuka layanan Escrow, tapi itu salah satu service yang sedang kami pertimbangkan. Akan tetapi apabila ada layanan e-Payment di Indonesia yang bersedia bekerja sama, seperti membuka layanan API mereka untuk kita implementasi disini tentu MySellr akan dengan senang hati mensupport payment system tersebut.”

Persiapan yang cukup cepat, pengembangan dan persiapan 3 bulan dengan masa benar-benar aktif selama satu bulan sepertinya adalah salah satu cara untuk tidak tertinggal atas market pengguna Facebook yang sangat besar di Indonesia, baik itu pengguna, penjual dan pemilik merek (yang bisa berjualan produk mereka selain Fans Page) yang menggunakan Facebook sebagai saran utama interaksi dan menjual produk.

Bagi saya, cukup menarik untuk melihat bagaimana respon pasar atas kehadiran layanan mereka, dikatakan Hermawan, mereka telah berbincang dengan beberapa kandidat yang akan menggunakan layanan mereka, jadi mari kita lihat beberapa waktu ke depan, bagaimana layanan ini berstrategi, baik di Eropa maupun Indonesia.

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

[Guest Post] Productive Y Generation

Next Story

Saingi SCOOP dan Wayang Force, Detikcom Kembangkan DetiKios

Latest from Blog

Don't Miss

Niko Partners: Pertumbuhan Industri Game Indonesia di 2023 Melambat

Game menjadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi
Meta sedang siapkan chatbot AI untuk produk-produknya

Meta Segera Luncurkan Chatbot AI dengan Banyak Kepribadian

Sejak ChatGPT diluncurkan November tahun lalu, chatbot AI terus menjadi