Dark
Light

[Music Monday] Tunggu, Internet Dapat Menghasilkan Uang untuk Musik?

3 mins read
May 7, 2012

Industri (rekaman) musik ada di masa gelap akhir-akhir ini, terutama di Indonesia – saya telah menuliskan beberapa tulisan tentang situasi ini jadi saya tidak akan mengulangnya. Tetapi keambrukannya bisa dirangkum seperti ini: saat ini tidak ada cara nyata bagi industri (rekaman) musik untuk bisa menghasilkan uang dari karya mereka. Penjualan CD menurun, musik melalui perangkat bergerak akan menghadapi krisis, dan tidak ada layanan musik online di pasar lokal yang benar-benar layak untuk disebutkan. Tapi ini bukan berarti internet tidak bisa menghasilkan uang buat Anda, musisi atau label musik.

Saya mengakui bahwa pernyataan saya agak meluas tentang hal ini – saya tidak akan mengatakan bahwa ada jutaan cara untuk mendapatkan uang bagi musik langsung dari internet, tetapi jelas ada banyak cara untuk menjamin internet bekerja untuk Anda dan bisa mendatangkan uang yang Anda butuhkan. Musik mungkin secara sudah pada dasarnya gratis untuk sebagian pendengar musik, tetapi itu tidak berarti membuat musik yang Anda inginkan tidak membutuhkan uang. Bahkan mengunduh Audacity atau Gamelan butuh biaya untuk akses internet.

Mencoba untuk melakukan penawaran pada majalah musik untuk meliput band Anda mungkin tidak membutuhkan biaya, tetapi mengajak minum kopi jurnalis untuk ngobrol-ngobrol juga butuh modal. Dan masih banyak lagi. Bahkan jika Anda adalah merasa sebagai artis indie yang tidak mau mengeluarkan uang, akhirnya Anda membutuhkan uang untuk makan bukan?

Mari ambil contoh Amanda Palmer – saya tidak tahu siapa dia, namun perempuan ini telah berhasil menggalang dana lewat Kickstarter sebesar $500.000 untuk album barunya (ditambah artbook serta tur). Pencapaian ini melampaui 500% dari tujuan penggalangan dananya, dengan 25 hari lagi yang masih tersisa. Dia pasti punya banyak penggemar, saat artikel ini ditulis sudah ada 4061 orang yang sudah memberikan pledge sebesar $10.000. Contoh ini hanya satu dari proyek musik lain yang sedang berjalan di Kickstarter.

Di Indonesia, lewat Wujudkan, Popzzle mencoba untuk menggalang dana bagi album mereka, meski hanya mendapatkan sedikit sambutan (meski saya menduga Popzzle saat ini belum memiliki penggemar yang signifikan untuk mereka monetisasi). Namun yang menjadi fitur paling bagus dari proyek crowdfunding adalah mampu menawarkan sesuatu bagi semua orang – dari penggemar kasual sampai yang fanatik.

Dan tentu saja, menjual merchandise band melalui situs resmi band telah menjadi andalan bagi banyak band, bahkan mana terkenal seperti Dave Matthews Band (yang adalah band favorit saya, sampai kapanpun). Saya berani bertaruh bahwa telah ada sejumlah band asal Indonesia yang membuka toko merchandise mereka di situs seperti Multiply, Kaskus atau bahkan Tokobagus (jika Anda menemukan sebuah contoh, Anda bisa memberitahukan di kolom komentar), band ini bisa mendapatkan pemasukan lewat penggemar mereka.

Di Multiply bahkan ada area khusus Musik Multiply yang menjual berbagai CD, yang bagi saya cukup masuk akal saat ini. Saat ini label musik mungkin lebih sedikit memproduksi CD per album musik, kemungkinan penyebaran penggemar yang bersedia membayar untuk CD tidak terbatas pada daerah di mana masih ada toko yang menjual CD asli saja.

Anda juga bisa menggunakan internet sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tentang event yang akan dilaksanakan, aktivitas atau produk yang bisa mendatangkan uang bagi Anda – sebagai contoh, minggu kemarin dirilis lagu gratis dari single terbaru band Seringai, berjudul Tragedi. Lagu ini akan membuat para fans ingin membeli album lengkap jika sudah dirilis, atau membeli merchandise Seringai, atau menghadiri konser mereka. Contoh lain adalah Pandji yang secara konsisten memanfaatkan internet dan media sosial untuk mengajak orang lain membeli album mereka, buku atau hadir ke acara undangan terbatas yang dia jalankan. Everybody Loves Irene adalah salah satu band terkenal yang selalu menggunakan internet untuk mempromosikan band mereka.

Menyelesaikan sebuah album rekaman dan menjual albumnya lewat situs Anda dengan menyediakan tombol PayPal sebagai sarana pembayaran adalah contoh lain – dengan catatan bahwa Anda telah memiliki cukup penggemar yang tahu situs Anda.

Ada satu hal yang penting yang harus diingat: dimana penggemar Anda berada? Teknologi saat ini dan kebudayaannya menyediakan musisi dan label musik banyak kesempatan untuk mendapatkan pemasukan dari musik, asalkan mereka tahu dimana penggemar mereka, terutama mereka yang ingin mengeluarkan uang untuk menikmati musik. Dalam bahasa pemasaran, kenali pelanggan Anda.

Jika sebagian penggemar Anda tidak memliki komputer dan banyak menonton televisi, mungkin Wujudkan bukan untuk Anda. Jika penggemar Anda adalah orang yang paham teknologi dan sering mengunjungi situs torrent, mencoba mendapatkan uang dari penjualan MP3 mungkin bukan ide yang bagus. Musik yang berbeda akan memiliki penggemar yang berbeda pula sehingga membutuhkan pendekatan bisnis yang terkustomisasi, terutama untuk bagian digitalnya.

Mungkin ada satu model bisnis yang akan efektif 50% untuk semua band dan artis dibawah label musik, tetapi jelas ada berbagai macam model berbeda untuk setiap band dan artis yang memiliki angka efektivitas mendekati 90%. Tetapi yang jelas, internet bisa mendatangkan uang bagi Anda. Tinggal bagaimana caranya menemukan metode yang tepat bagi Anda.

Ario bekerja di industri musik Indonesia dari tahun 2003 sampai 2010, ia kini bekerja di industri film dan TV di Vietnam. Anda bisa follow akunnya di Twitter – @barijoe atau membaca blog-nya di http://barijoe.wordpress.com.

 

 

[Gambar oleh Garry Knight]

Previous Story

PegiPegi Resmi Diluncurkan

Next Story

Indonesia Menjadi yang Terburuk dan Terbaik Untuk Urusan Kekayaan Intelektual

Latest from Blog

Don't Miss

The Beatles pakai AI untuk rilis lagu baru

Berkat AI, The Beatles Siap Rilis Lagu Baru dengan Vokal John Lennon

Haruskah penggunaan AI dilarang di industri musik? Jawabannya sudah pasti
AI banyak dipakai dalam pembuatan game Firmament

AI Banyak Dipakai dalam Pembuatan Game Ini, Sejumlah Pemainnya Kecewa

Penggunaan generative AI di industri video game terus menuai kontroversi.