Hari ini kami mengumumkan kolom Musik Monday, sebuah kolom baru dari DailySocial oleh Ario Tamat tentang dunia musik digital. Ario Tamat telah berkecimpung di industri musik sepanjang tahun 2000-an, ikut terlibat dalam SoundBuzz – yang kini telah tutup – dan juga di Universal Music berurusan dengan lisensi digital, distribusi serta Ringback Tone. Kolom Music Monday akan muncul tiap minggu.
Baru-baru ini, banyak orang yang membicarakan apa yang disebut “masa depan musik”, dan bagaimana industri musik dan atau para musisi bisa mendapatkan uang dari musik. Banyak fokus yang mengarah ke penawaran musik secara mobile, layanan unduh musik, serta layanan streaming musik akan menjadi “the next big thing”. Mereka pada dasarnya adalah bisnis yang berhadapan langsung dengan konsumen, di mana layanan yang ditawarkan – dan perusahaan musik yang bermitra dengan mereka – mencoba untuk memonetisasi perpustakaan musik mereka secara langsung pada konsumen pecinta musik.
Namun aspek lisensi musik tidak banyak dibicarakan dan bahkan lebih sedikit dimengerti. Komposisi musik (yang dibuat oleh komposer) atau rekaman suara musik (yang direkam dan diproduksi oleh perusahaan rekaman atau oleh musisi sendiri) dapat dilisensikan pada berbagai pihak yang memiliki kepentingan usaha untuk musik tersebut; musik yang paling dikenali untuk hal ini adalah musik untuk iklan televisi atau radio.
Untuk menggunakan sebuah lagu, misalnya lagu dari U2, Anda harus mengontak perusahaan rekaman dan penerbit dari lagu tersebut (yang biasanya representatif bisnis dari komposer). Tetapi dari pengalaman saya, ada sebuah tantangan tersendiri untuk menemukan kontak yang tepat dari komposer yang bersangkutan di perusahaan rekaman tertentu, bahkan tantangan yang lebih besar akan muncul dalam menemukan kontak penerbit lagu (terutama jika lagu tersebut memiliki beberapa penulis lagu yang memiliki kontrak dengan beberapa penerbit); dan biasanya mereka tidak bisa membantu Anda jika Anda tidak mengetahui lagu mana yang Anda inginkan. Jika lagu tersebut adalah lagu yang cukup populer, negosiasi dan izin akan memakan waktu yang lama, belum lagi harga yang mahal yang biasanya disematkan di lagu tersebut. Singkatnya, ini adalah sebuah proses yang menyusahkan. Bandingkan proses yang lama tersebut dengan kebutuhan lagu tersebut dalam sebuah iklan, dan biasanya Anda akan berakhir dengan iklan TV atau radio yang menggunakan musik dari sumber domain publik, yang bisa jadi bukan padanan yang sesuai.
Corbis, sebuah layanan lisensi foto, baru-baru ini merilis Greenlight Music, yang pada dasarnya menawarkan kemudahan lisensi yang mereka terapkan untuk foto, untuk dunia musik. Dengan koleksi yang besar akan memudahkan tim kreatif dari agensi iklan untuk mencari musik – bahkan layanan ini menyediakan fasilitas untuk mendengarkan cuplikan audio di situs mereka, yang berguna membantu proses brainstrorming – jika lagu sudah dipilih, pengguna bisa langsung mendapatkan harga langsung dari Greenlight, atau membuat penawaran harga. Greenlight akan mengurus proses selanjutnya, berperan sebagai deal broker bagi perusahaan rekaman dan penerbit.
Situs mereka juga memudahkan untuk melakukan pencarian lagu yang tersedia, serta melihat status lagu – apakah bisa langsung digunakan atau membutuhkan proses yang lebih lama – serta bertindak sebagai aggregator dari permintaan bisnis; dan tentu saja layanan ini hanya akan berhasil jika bisa membantu memudahkan proses permintaan lisensi bagi perusahaan musik, melakukan penilaian dan melakukan kesepakatan bisnis hanya dengan sekali klik. Hal seperti ini adalah cara yang baik dari penggunaan teknologi internet untuk industri musik.
Ario bekerja di industri musik Indonesia dari tahun 2003 sampai 2010, ia kini bekerja di industri film dan TV di Vietnam. Anda bisa follow akunnya di Twitter – @barijoe atau membaca blog-nya di http://barijoe.wordpress.com.