Dark
Light

Mobile Billing dari Nokia (Ovi Store) Telah Bisa Digunakan, Membuka Peluang Bagi Pengembang Lokal (Updated)

2 mins read
April 7, 2011

Salah satu hal yang dipersiapkan oleh Nokia kuartal kedua tahun 2011 adalah layanan mobile billing yang terintegrasi dengan toko aplikasi mereka, Ovi Store, yang memungkinkan pengguna Indonesia untuk mengunduh atau membeli aplikasi dari Ovi Store.

Seperti yang dituliskan oleh Kompas beberapa hari yang lalu, Bob McDougall, Country Manager Nokia Indonesia mengatakan bahwa mereka akan menyiapkan layanan berbayar untuk pengguna Indonesia yang berhubungan dengan pembelian aplikasi langsung dari Ovi Store yang akan mulai dijalankan pada kuartal kedua 2011.

Kini, layanan mobile billing telah resmi bisa digunakan oleh konsumen umum, pengguna bisa membeli aplikasi berbayar secara langsung dengan sistem potong pulsa.

Saya sendiri mencoba mengontak Narenda Wicaksono, Developer Marketing Manager – Service & Portfolio Nokia Indonesia sebagai salah satu perwakilan dari Nokia, yang bagi saya cukup aktif untuk bertemu dengan para pengembang di berbagai kota di Indonesia dan menginformasikan tentang peluang dari aplikasi berbayar di Ovi Store.

Seperti yang dijelaskan Narenda, sebelumnya semua aplikasi di Ovi Store yang bisa diakses pengguna menggunakan ponsel Nokia di Indonesia hanya bisa mengunduh dan menikmati aplikasi versi gratis saja, tentunya berbeda dengan negara lain yang telah menyediakan fasilitas beli aplikasi dengan sistem potong pulsa atau kartu kredit. Kini penguna dari Indonesia telah bisa membeli aplikasi langsung dari Ovi Store, Nokia bekerja sama dengan tiga operator besar untuk menyediakan mekanisme potong pulsa dalam proses pembelian aplikasi. Pengguna bisa membeli aplikasi berbayar, baik yang dikembangkan oleh pengembang lokal maupun internasional.

Statistik pertumbuhan Ovi Store, dijelaskan Narenda juga positif, pertumbuhan aplikasi yang ada di Ovi Store Indonesia sudah mencapai lebih dari 100% pada kuartal pertama 2011, kisah sukses unduh aplikasi dari developer lokal juga telah ada, baik yang diunduh dari Asia Tenggara atau seluruh dunia, salah satunya adalah Ahmad Masykur yang kemarin membagi pengalamannya di acara Suwec.

Dikatakan Narenda, jumlah unduhan untuk aplikasi di Indonesia sudah mencapai 1.1 juta unduhan per hari yang menjadikan peluang bagi para pengembang lokal. Nokia juga secara jelas berekspansi di Indonesia beberapa bulan ini, event serta workshop secara rutin digelar di berbagai kota, beberapa acara tersebut antara lain, mulai dari Jogja dengan Bancakan, di Bandung dengan Mobile Game Developer War serta beberapa hari yang lalu dengan Suwec.

Dari beberapa acara yang saya hadiri, minat para pengembang juga terlihat antusias, memang beberapa masih belum terpikirkan untuk masalah monetisasi, mungkin sebagian besar lebih antusias dengan proses pengembangan aplikasi, yang tentunya baik karena memperlihatkan passion mereka akan pengembangan aplikasi. Kini tentunya mereka juga harus siap dengan strategi monetisasi, salah satunya dengan diluncurkannya layanan berbayar untuk membeli aplikasi, terutama untuk pangsa pasar lokal.

Pembagian keuntungan yang akan dijalankan bagi para pengembang, dijelaskan Narenda adalah 60% untuk mobile billing (potong pulsa) serta 70% dengan menggunakan kartu kredit. (Update lihat keterangan di bawah).

Pendekatan yang dilakukan Nokia untuk menggaet para pengembang lokal juga cukup cerdik, pendekatan awal lebih menekankan pada sisi teknis (pengembangan aplikasi misalnya dengan hackhaton), namun sisi peluang bisnis juga selalu diperkenalkan oleh Nokia, kini dengan fasilitas mobile billing tentunya peluang untuk aplikasi berbayar yang ditujukan untuk konsumen Indonesia akan semakin besar.

Pertanyaan selanjutnya adalah tentang konsumen atau pembeli itu sendiri, terutama untuk pasar lokal, dengan target market pangsa pasar middle – low tantangannya adalah pada pembuatan aplikasi yang menarik dan membuat konsumen mau untuk membayar untuk mengunduh aplikasi tersebut.

Bagaimana dengan pendapat para pembaca DailySocial, apakah fasilitas mobile billing ini akan membuka peluang bagi pengembang lokal, terutama dari sisi monetisasi? Pendapat Anda kami nantikan pada kolom komentar.

[Sumber Gambar]

Update: Penjelasan tambahan untuk pembagian keuntungan yang bisa didapatkan oleh para pengembang, 60% untuk pengembang jika pengguna membeli aplikasi dengan mobile billing, sedangkan pengembang akan mendapatkan 70% untuk pengguna yang membeli aplikasi menggunakan kartu kredit. Nokia (Ovi Store) dan operator akan saling berbagi keuntungan dari sisa presentasi yang ada di masing-masing cara pembelian aplikasi.

Untuk operator yang telah siap dengan fasilitas aplikasi berbayar saat ini baru Telkomsel dan menyusul dua operator besar lainnya.

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

8 Comments

  1. Sangat besar peluang monetisasi 🙂
    Klo ringtone aja bisa membuat org bayar, knp aplikasi ga.
    Klo facebook bisa memindahkan media sosial nyata ke digital, hp pasti jauh lebih bagus.
    Skrg tukang becak aja punya smartphone 😛

    Yg penting sistem berlanggannanya jgn menipu.
    Gunakan permision marketing.
    Letakan tombol “unreg” sama jelasnya dengan “reg”.
    Google besar salah satunya karena kita bisa melihat tombol unsubscribe dimana-mana.
    Tanda x di iklan video youtube juga jelas terlihat.

    Buat aplikasi bagus, biarkan orang berlangganan persis seperti ringtone, dan mudahkan org untuk “unreg” sama mudahnya dengan “reg”.
    Dan model bisnis sgt banyak, tinggal kreatifnya kita aja.
    Terutama pasar niche.

    Misal kita ingin membuat aplikasi untuk mahasiswa elektro (soalnya sy mahasiswa elektro 😛 )
    Kita bisa bikin aplikasi toko komponen2, buku2 elektro, analog, dll.
    Aplikasi untuk guru, dosen, anak SMA yg mo masuk PTN.
    Untuk org teknik sipil.
    Untuk bla bla bla…

    Monetisasi game bisa nyontek game2 FB 😛

    Yg susah mgkn interfacenya di HP, soalnya layarnya kecil 😛
    Tp bukankah kita ini engineer… coba coba coba…
    This is only a test. See what happens.

    I’m a novice. Jadi maap klo sarannya amatiran 😛

  2. Maap klo komen sy keetok bodone (keliatan bodohnya) 😛
    Boro2 sy pernah pake OVI, HaPe aja msh N 1100, yg layarnya kuning 🙂

    Hp sy HaPe anti maling, di kasih ke org aja kyknya ga ada yg mau… ckckckck…
    Anggep aja spamm komen nyasar… blub blub blub…

  3. Akhirnya! Sudah capek dengan game2 gratis dengan AdWare di hape…. Sekarang bisa beli full versionnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Koprol gets friendly with Flickr and adds new features

Next Story

Fasilitas Baru di Koprol: Integrasi dengan Flickr, Widget dan Beberapa Fitur Lainnya

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Snack Video Punya 43 Juta Pengguna di Indonesia, Siap Ungguli para Pesaingnya

Siapa yang saat ini tidak mengakses aplikasi berbasis video pendek?
Nokia-G22-6

Bermitra dengan iFixit, HMD Global Bikin Nokia G22 yang Bisa Diperbaiki Dalam Hitungan Menit

HMD Global memeriahkan acara teknologi tahunan Mobile World Congress (MWC)