Seperti yang kita ketahui, mobil tanpa sopir bisa bergerak dengan sendirinya berkat perpaduan berbagai macam sensor, utamanya adalah kamera yang berperan sebagai ‘mata’. Namun sama seperti mata manusia, penglihatan kamera standar sangat bergantung pada cahaya, menurun drastis saat berada di kegelapan.
Maka dari itulah penggunaan sensor lain sangat krusial dalam pengembangan mobil kemudi otomatis. Tim riset Ford baru-baru ini merilis sebuah video yang mendemonstrasikan bagaimana mobil tanpa sopirnya bisa bergerak dengan sendirinya di padang gurun yang benar-benar gelap gulita.
Mobil Ford Fusion Hybrid hasil modifikasi tersebut melaju dengan enaknya mengikuti ruas jalan yang berliku-liku tanpa dibantu penerangan sedikitpun. Bahkan lampu depannya pun sengaja dimatikan.
Lalu bagaimana cara Ford mengatasi permasalahan semacam itu? Mereka memanfaatkan teknologi LIDAR dan pemetaan 3D. Sensor LIDAR pada dasarnya akan memancarkan 2,8 juta sinar laser kecil setiap detiknya untuk memindai kondisi di sekitarnya.
Hasil pindaiannya kemudian akan disesuaikan dengan hasil pemetaan tiga dimensi yang sangat mendetail, lengkap dengan sejumlah informasi seperti penanda jalan, gedung, pohon dan lain sebagainya. Semuanya berlangsung dalam hitungan detik, dan sang mobil tanpa sopir pun akhirnya bisa ‘melihat’ di dalam kegelapan.
Uji coba ini sejatinya bertujuan untuk membuktikan tingkat presisi yang dimiliki oleh mobil kemudi otomatis sejauh ini. Kalau menggunakan LIDAR saja sang mobil sudah bisa bergerak tanpa celaka, apalagi saat dipadukan dengan kamera, radar beserta sensor lainnya di kondisi yang terang-benderang?
Inovasi ini sekaligus membuat Ford lebih percaya diri dalam kemajuan sistem kemudi otomatisnya. Tahun ini, pabrikan asal AS tersebut berencana menguji sekitar 30 mobil tanpa sopirnya sekaligus di beberapa wilayah.
Sumber: Ford.