Hanya membutuhkan enam tahun bagi Mito untuk menjadi salah satu pemasok telepon seluler lokal terbesar di Indonesia. Dengan mengusung konsep Do More Live More, di akhir September tahun ketujuh – tepatnya tahun 2013 – Mito meluncurkan sebuah smartphone entry-level baru mereka: Mito Fantasy.
Dengan perilisan ini (dan sejumlah smartphone dalam negeri yang dikenalkan beberapa saat lalu), maka kita bisa melihat bahwa pasar lokal mulai menyerang balik para raksasa multinasional. Tidak mampu bermain di lini atas, maka mereka menyerbu lini yang lebih merakyat. Namun apa gunanya jika sebuah smartphone entry-level tidak memiliki daya tarik yang membedakannya dengan produk lain di kelas yang sama?
Mito mengerti hal ini. Ia meracik Fantasy dengan desain serta lekukan yang cukup menarik (walaupun bisa dibilang tidak terlalu orisinil), warna-warni yang cukup berbeda dengan model lain, membenamkan sejumlah hardware yang memadai untuk fitur hiburan, dan tidak lupa untuk bekerja sama dengan publisher game mobile asal Prancis, Gameloft, untuk membundel smartphone ini dengan beberapa karya digital buatan mereka.
Dengan menunjuk Afgan Syah Reza sebagai brand ambassador dan menyajikan harga yang sangat bersaing, tampaknya para pelajar dan mahasiswa merupakan target terbesar sang smartphone ‘lifesyle‘ baru besutan Mito ini. Hal ini juga terefleksi dari ucapan Hasan Lie, sang co-founder Mito Mobile, “Kami menawarkan performa gaming, musik dan browsing yang terbaik digabung dalam sebuah kesatuan. Kesan dari Fantasy di pegangan tangan Anda terasa luar biasa. Saat ini smartphone tidak hanya bergantung pada performa hardware, [karena] banyak pengguna pasti mengakui bahwa smartphone adalah sebuah gaya hidup.”
Untuk performa musik yang diklaim oleh Hasan Lie, para perancangnya membenamkan chip DTS Sound di dalam Mito Fantasy. DTS Sound adalah salah satu merek sound processing kelas teater yang tertua di dunia. Dengan adanya chip ini, Fantasy mampu menyajikan kualitas suara surround dengan tingkat kejernihan yang cukup tinggi, dan tidak lupa kemampuan bass. Perlu kita ketahui, hal ini juga berarti menandakan kerjasama perusahaan Digital Theater Systems dengan brand Indonesia yang pertama kalinya.
Seperti yang sudah sedikit dibahas di atas, Fantasy dibundel bersama game-game hasil karya Gameloft. Beberapa di antara game ini adalah The Avangers, Kingdoms & Lords dan Little Big City. Namun pertanyaan saya, bukankah game-game ini bisa diunduh secara gratis via Google Play? Ada baiknya jika kerjasama ini juga memberikan bonus in-game cash pada pemilik smartphone Fantasy, atau bahkan dibundel bersama satu dua game premium.
Dari segi keamanan, Mito Fantasy memberikan Anda NQ Mobile Security buatan Netqin dan mengusung Baidu Browser sebagai platform jelajah internet standar. Tidak sah rasanya jika produsen smartphone tidak turut bekerja sama dengan provider telekomunikasi, oleh karena itu Mito menggandeng Telkomsel untuk menyajikan paket bundle berkapasitas 12GB selama 12 bulan dengan konektivitas 3G.
Saat melihat apa yang dimiliki Fantasy, semuanya sudah terasa cukup lengkap, namun ada sebuah hal yang masih bisa ditingkatkan. Jika Mito ingin bermain di level yang lebih tinggi, maka mereka harus mengubah bagaimana cara kahalayak Indonesia melihat brand Mito sendiri. Itu berarti kualitas tiap produk harus ditingkatkan, bersama dengan kualitas pelayanan after-sales dan ruang lingkup mereka. Kesan eksklusif namun terjangkau adalah kuncinya. Jika mereka berhasil melakukan ini, Mito nantinya akan lebih sukses saat mencoba bermain di lini menengah atau lebih tinggi – terlepas apakah mereka mengenalkan produk tablet ataupun hanya sekedar feature phone.
Di bawah ini spesifikasi lengkap Mito Fantasy:
- CPU MediaTek MT6572 dual-core @ 1,3GHz.
- Dual-GSM (GSM 900/1800MHz, WCDMA 2100MHz).
- Layar LCD kapasitif 5-inci FWVGA.
- Sistem operasi Android 4.2.2 Jelly Bean.
- Audio DTS.
- Konetivitas Wi-Fi, Bluetooth, GPS dan FM Radio.
- Kamera depan 0.3-MP dan kamera belakang 5-megapixel.
- Memori internal 4GB dengan RAM 512MB.
Harga Rp 1,2 juta.