Dark
Light

Misi Red Bull Stratos dan Pergeseran Budaya Menonton

1 min read
October 16, 2012

Misi terjun bebas tertinggi di dunia yang dilakukan oleh Felix Baumgartner dari tim Red Bull Stratos memang mencengangkan. Selain terjun dengan kecepatan lebih cepat dari kecepatan suara (Mach 1.24), tayangan misi ini di YouTube yang disiarkan secara live mencapai angka penonton tertinggi lebih dari 8 juta orang secara berbarengan.

Untuk perkembangan teknologi Internet, ini merupakan milestone baru di mana tayangan live streaming ditonton begitu banyak orang. Sebelumnya YouTube sebagai layanan video paling populer di dunia juga menggelar live streaming untuk Olimpiade London 2012. Di skala yang lebih kecil, pagelaran musik Java Soulnation yang diadakan di Jakarta lalu juga bisa ditonton langsung secara online.

Menurut saya, sudah terlihat pergeseran budaya menonton televisi menjadi menonton layanan streaming. Jumlah device (laptop, desktop, smartphone, tablet) yang jauh lebih besar ketimbang televisi memberikan potensi yang luar biasa bagi pergeseran budaya ini. Di Indonesia misalnya, First Media menggelar layanan First Media Live di mana televisi lokal dan khususnya tayangan sepakbola di kanal ESPN bisa ditonton secara live maupun on-demand.

Jikalau layanan streaming via Internet secara High Definition (HD) sudah bisa dilakukan dengan mudah, handal dan terjangkau, tentu saja yang disebut televisi bakal segera menjadi barang museum. Stasiun televisi akan bertransformasi di mana siaran hanya akan tersedia di Internet. Skema layanan berbayar bisa diaplikasikan dengan mudah dan tidak ada lagi barrier geografis untuk menonton stasiun televisi apapun. Saya sudah melihat dalam lima tahun ke depan hal ini akan terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Indonesia? Hampir semua tayangan televisi di Indonesia sudah tersedia melalui live streaming, yang menjadi kendala tentu saja kehadiran Internet handal dengan kecepatan tinggi. Mungkin kondisi serupa bakal terjadi di Indonesia jika setidaknya 80 persen wilayah kita telah dilingkupi oleh Internet berkecepatan minimal 5 Mbps. Kapankah itu? Harapan pesimisnya berkata sekitar 10 tahun lagi. Bagaimana menurut Anda?

Sementara itu, mari kita lihat (lagi) atraksi terjun bebas yang menakjubkan oleh Felix Baumgartner:

Koreksi: Para paragraf pertama, seharusnya bukan kecepatan cahaya tetapi kecepatan suara. Sudah diperbaiki.

Previous Story

Aplikasi Mobile Perbandingan Tarif Kamar Hotel HotelsCombined Dukung Bahasa Indonesia

Next Story

Tim Asal Madura Raih Rookie of the Year 2012

Latest from Blog

Don't Miss

Nonton-YouTube-Tanpa-Terhalang-Bahasa,-Fitur-Auto-dubbing-Tersedia-Dalam-Bahasa-Indonesia

Nonton YouTube Tanpa Terhalang Bahasa, Fitur Auto-dubbing Tersedia Dalam Bahasa Indonesia

Bagi penggemar video panjang di YouTube, tentunya sudah mengetahui fitur
Fitur baru Shorts

Kejar TikTok, YouTube Tambahkan Fitur-Fitur Baru Ini di Shorts

YouTube membuat pengumuman melalui release note terbaru mereka, yang berisi