Banyak orang masih membayangkan workstation sebagai alat komputasi berukuran besar untuk kebutuhan teknis atau ilmiah. Pandangan ini pelan-pelan berubah setelah versi mobile-nya bermunculan. Teknologi memungkinkan produsen memampatkan hardware-hardware berkinerja tinggi di perangkat berukuran mungil, termasuk laptop-laptop berdesain ultra-thin.
Sejak ide itu diajukan, rancangan dan penyajian mobile workstation tidak banyak berubah – kecuali pada tingkat ketipisan produk. Namun sebuah perusahaan asal Shenzhen bernama Chuwi mencoba sesuatu yang berbeda. Mereka mengajukan sebuah pertanyaan: bagaimana seandainya workstation tak cuma berukuran kecil, tapi juga dapat digunakan layaknya notebook convertible? Inilah dasar dari penggarapan MiniBook.
Sederhananya, MiniBook adalah mobile workstation berukuran saku (volumenya kurang lebih hanya seperempat laptop tradisional), sehingga memudahkan kita menyimpan dan membawa-bawanya. Aspek terunik dari desain MiniBook sendiri ialah kehadiran sepasang engsel putar 360 derajat, yang memungkinkan perangkat digunakan secara terbalik atau dalam mode tablet berkat dukungan layar sentuh.
“Lewat riset, kami menyadari bahwa perangkat ultra-mobile personal computer yang banyak tersedia di pasar masih menyimpan kekurangan,” tulis Chuwi di laman Indie Gogo, “hal inilah yang menginspirasi kami untuk mengembangkan MiniBook. Tujuannya adalah buat mengoptimalkan pengalaman penggunaan para user.”
MiniBook menyajikan layar sentuh seluas 8-inci dengan dimensi 20,1×12,8×1,9-sentimeter. Saat mengangkat layarnya, Anda disuguhkan keyboard berdesain padat dipadu tombol abjad lengkap. Desainer Chuwi tetap memerhatikan jarak antar tuts sehingga kegiatan mengetik tetap nyaman, sembari menawarkan opsi layout Inggris atau Jepang. Bagian display-nya mengusung rasio 16:10 dan menyajikan resolusi 1920x1200p.
Bagi saya, yang sedikit mengganjal adalah bagaimana Chuwi memasarkan MiniBook sebagai mobile workstation ketika pada nyatanya ia memiliki susunan hardware sekelas MacBook Air dan Surface Go.
Perangkat diotaki prosesor Intel Core m3-8100Y, juga ditopang chip grafis Intel HD 615, RAM 8GB LPDDR3 dual-channel, penyimpanan seluas 128GB, serta kamera 2Mp untuk kebutuhan teleconference. Selain itu, tersedia slot ekspansi yang memungkinkan kita menambahkan storage SSD M.2 dan kartu TF.
MiniBook juga punya aspek konektivitas yang lebih luas dari produk-produk kompetitor, dibekali satu port USB type-C, USB type-A 3.0 dan 2.0 serta microHDMI. Sebagai komparasi di sisi koneksi, keunggulan MacBook Air hanya terletak pada eksistensi Thunderbolt.
Rencananya akan didistribusikan mulai bulan September 2019, MiniBook bisa Anda pesan via situs crowdfunding Indie Gogo seharga mulai US$ 530. Tersedia pula opsi alternatif yang lebih ekonomis lagi, memanfaatkan prosesor Intel Celeron N4100 seharga US$ 430. Perlu Anda ketahui bahwa Chuwi bukanlah pemain baru di ranah pembuatan laptop mini. Mereka pernah memproduksi beberapa tablet berbasis Windows ala Microsoft Surface.