Bagi developer game, penanggulangan masalah cheating adalah perang tanpa akhir. Metode yang digunakan para oknum semakin canggih dan bervariasi. Sebagai tanggapannya, metode anti-cheat yang digunakan para penyedia platform juga kian tegas. Blizzard misalnya. Jika tertangkap basah bermain curang di game mereka, akun Battle.net kita akan diblokir secara permanen.
Valve juga sudah mengimplementasikan sistem Valve Anti-Cheat (biasa disingkat VAC) di Steam sejak tahun 2002. Developer tidak pernah mengungkap cara kerja VAC secara rinci agar para cheater tidak bisa mengakalinya, namun sepertinya Valve belakangan telah mengambil langkah agresif dalam menanggulangi praktek kecurangan di sana. Minggu lalu, developer dikabarkan berhasil menjaring hampir 90 ribu akun Steam bermasalah. Angka ini merupakan rekor terbesar Valve.
Langkah pemblokiran besar-besaran diketahui dimulai pada hari Selasa tanggal 17 Juli silam. Saat itu, VAC menyegel lebih dari 60 ribu akun di platform distribusi digitalnya. Tapi pembersihan tidak berhenti sampai di sana. Di hari Rabu pagi, sistem anti-cheat kembali membekukan tidak kurang dari 28.411 akun. Momentum pemblokiran akhirnya menurun di akhir minggu lalu. Saat artikel ini ditulis, VAC baru menutup satu akun terduga cheating di tanggal 23 Juli.
Belum bisa dipastikan apa yang memicu pembekuan akun secara masif tersebut. Kita boleh menduga, Valve Anti-Cheat berhasil mengidentifikasi metode eksploitasi yang sebelumnya tidak diketahui. VAC awalnya diterapkan di permainan-permainan punya Valve, namun sekarang ada banyak judul third-party turut mengusungnya. Kurang lebih 300 game mendukung VAC, dan jika Anda diblokir di satu judul, Anda akan kesulitan mengakses permainan lainnya.
Game-game populer Steam yang memanfaatkan VAC meliputi Counter-Strike: Global Offensive, Dota 2, seri Call of Duty hingga Ark: Survival. Jika Anda banyak menghabiskan waktu menikmati judul-judul ini, ada peluang cukup besar Anda sempat berhadapan dengan cheater.
Sebagai orang yang tidak pernah berpikir untuk bermain game dengan curang, saya sangat mengapresiasi langkah tegas Valve tersebut. Beberapa tahun silam, pengguna Steam sempat mengeluhkan gerak lambat Valve mengatasi cheater. Meski sedikit terlambat, dan para oknum sudah lama menjalankan aksinya, setidaknya perusahaan betul-betul berkomitmen buat tidak mentolerir cheating.
Tentu saja pemblokiran besar-besaran ini bukanlah akhir dari upaya cheating para oknum yang terjaring. Mereka masih bisa membuka akun baru. Tapi setidaknya, langkah cheater jadi lebih sulit karena mereka harus menggunakan alamat email lain, menyambungkan akun ke nomor telepon berbeda, dan membeli game dari nol.
Via Games Industry & PCGamesN.