Drama akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft sepertinya akan segera berakhir. Dilansir dari The Verge, diketahui pengadilan baru saja menolak permintaan FTC (Federal Trade Commission) Amerika Serikat yang menentang akuisisi senilai $68,7 miliar tersebut.
FTC merupakan sebuah badan independen di Amerika Serikat yang menegakkan undang-undang perlindungan konsumen, untuk mencegah penipuan dan praktik bisnis yang tidak adil, termasuk kompetisi antar perusahaan. Sebelumnya, FTC menilai bahwa akuisisi tersebut berpotensi menimbulkan monopoli, khususnya untuk game Call of Duty.
Setelah mendengar argumen dari kedua belah pihak, hakim Jacqueline Scott Corley menyebutkan bahwa akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft merupakan yang terbesar dalam sejarah industri teknologi, sehingga, diperlukan adanya pengawasan yang ketat. Untuk menjaga komitmen tersebut, Microsoft sudah menjamin Call of Duty untuk tetap berada pada PlayStation, setidaknya hingga sepuluh tahun ke depan.
Microsoft bahkan menandatangani kesepakatan dengan Nintendo untuk membawa Call of Duty ke konsol Switch. Selain itu, mereka juga telah bermitra dengan berbagai platform layanan cloud gaming, seperti NVIDIA, Ubitus, Boosteroid, dan lainnya.
“Pengadilan menemukan bahwa FTC tidak memiliki bukti potensi penurunan kompetitsi dalam industri tersebut. Bukti yang ada malah menunjukkan penambahan akses konsumen terhadap Call of Duty di bawah kepemilikan Microsoft. Oleh karena itu, permohonan DITOLAK,” ungkap hakim.
Menanggapi hasil sidang tersebut, Brad Smith sebagai presiden Microsoft menyatakan lega karena pengadilan telah memberikan keputusan yang cepat dan menyeluruh.
Our statement on today’s decision: pic.twitter.com/jRDD8PhBeT
— Brad Smith (@BradSmi) July 11, 2023
Setelah kegagalan FTC, sebenarnya masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan sebelum akuisisi ini diproses. Salah satunya adalah sikap Competition and Markets Authority (CMA) yang masih menentang akuisisi tersebut. CMA Inggris beralasan bahwa Microsoft sudah menguasai sebagian besar layanan cloud gaming, mulai dari Xbox, OS Windows, dan infrastruktur global cloud computing (Azure dan Xbox Cloud Gaming).
Secara teori, Microsoft bisa saja mengabaikan sikap dari CMA dan tetap melakukan akuisisi, namun Microsoft sepertinya akan tetap menempuh proses peradilan.
Meski akhir perjalanan akuisisi ini belum menemui titik akhir, namun setidaknya Microsoft sudah menaklukkan salah satu rintangan terbesar yang menahan mereka.