Besarnya lulusan perawat saat ini tidak dibarengi dengan peluang kerja dan kesejahteraan bagi mereka. Menurut data Kepala BNP2TKI, pertumbuhan lulusan perawat di Indonesia tiap tahunnya mencapai lebih dari 26 ribu orang, sebaliknya pertumbuhan lapangan kerjanya (dalam hal ini fasilitas layanan kesehatan) jauh di bawah itu.
Hal ini menyebabkan over supply tenaga kesehatan di Indonesia, padahal kebutuhannya sangat signifikan.
MHomecare didirikan untuk mencoba menjembatani permintaan publik ke jaringan perawat. Kepada DailySocial, CEO MHomecare Angga Pramana Jaya menyebutkan, MHomecare hadir untuk mengatasi permasalahan yang benar-benar terjadi di NTB saat itu.
“Kami melihat saat ini permintaan pasien (demand) dan tingginya jumlah tenaga kesehatan (supply) membuat MHomecare lahir agar dapat menjadi solusi yang menjembatani kedua hal tersebut. Jumlah kebutuhan layanan homecare sangatlah tinggi, baik pelayanan dari caregiver, perawat, hingga bidan.”
MHomecare adalah aplikasi kesehatan berbasis digital yang menghubungkan tenaga kesehatan yang berlisensi dan pasien. Tenaga kesehatan (perawat, bidan, dan caregiver) yang tergabung dalam layanan ini bisa mendapat pelatihan yang diberikan MHomecare Provider Academy untuk mengembangkan soft skill dan hard skill mereka, termasuk standarisasi pelayanan.
Saat ini total tenaga kesehatan yang telah lulus pelatihan mencapai 672 orang yang terdiri dari perawat, bidan dan caregiver.
MHomecare dapat dipesan melalui situs atau melalui aplikasi di platform Android. Platform ini memiliki layanan harian, mingguan, ataupun bulanan untuk pendampingan bayi, lansia, dan orang sakit.
Untuk strategi monetisasi, MHomecare mendapatkan fee sebesar 20%-30% dari tenaga kesehatan. Mitra tenaga kesehatan dapat bekerja dengan waktu yang fleksibel dan penghasilan tanpa batas. MHomecare disebut telah bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintah, produk nasional dan komunitas.
Pasca menjadi pemenang ajang Indonesia-Korea Startup Demo Day 2019 beberapa waktu lalu, MHomecare memiliki beberapa rencana dan target yang ingin dicapai, termasuk ingin menjadi platform layanan kesehatan yang profesional, mudah, dan memberikan harga yang transparan.
Selain MHomecare, sejumlah startup juga menyasar pasar yang sama, misalnya Homecare24, Insan Medika, RuangRawat, dan MyNurz.
“Tahun ini MHomecare memiliki target untuk memberdayakan lebih dari 5 ribu tenaga kesehatan yang tersebar di Jabodetabek. MHomecare tidak hanya memasarkan, tetapi juga ingin menstandarisasi layanan tenaga kesehatan, serta menanamkan jiwa entrepreneur dari seluruh tenaga kesehatannya agar dapat menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia,” tutup Angga.