Meta Siap Hadirkan Sederet Perangkat VR dan AR dalam Empat Tahun ke Depan

Tiga perangkat VR dan AR, semuanya dirilis secara bertahap dengan target pasar yang berbeda

Sudah bukan rahasia kalau Meta memiliki ambisi besar di ranah VR dan AR. Berdasarkan bocoran terbaru yang dilaporkan oleh The Verge, Meta bahkan sudah berencana merilis beberapa device sekaligus dalam empat tahun ke depan.

Di segmen VR, device pertama yang akan hadir adalah suksesor dari Meta Quest 2. Kemungkinan bakal dinamai Meta Quest 3, VR headset tersebut kabarnya akan diluncurkan tahun ini juga dengan harga sedikit di atas Quest 2 ($400).

Pembaruannya sendiri disebut mencakup performa yang setidaknya dua kali lebih kencang, serta dimensi fisik yang dua kali lebih ramping dibanding Quest 2. Tidak ketinggalan adalah keberadaan kamera eksternal yang memungkinkan pengguna untuk melihat area di sekitarnya, mewujudkan pengalaman mixed reality yang serupa seperti yang disuguhkan oleh headset high-end Meta Quest Pro.

Device berikutnya adalah yang dikenal secara internal dengan codename Ventura. Perangkat ini dijadwalkan hadir pada tahun 2024 sebagai VR headset yang lebih aksesibel, dengan banderol harga yang disebut sangat menarik.

Detail mengenai Ventura memang masih minim, akan tetapi bisa jadi ini merupakan manifestasi dari perangkat yang selama ini dibayangkan oleh eks CTO Oculus, John Carmack. Beberapa bulan sebelum meninggalkan jabatannya, beliau sempat berbicara mengenai impiannya akan sebuah VR headset yang sangat ringkas dan terjangkau, dengan bobot sekitar 250 gram dan harga tidak lebih dari $250.

Dua saja tidak cukup, Meta kabarnya juga bakal mengembangkan VR headset lain lagi yang secara internal dikenal dengan nama La Jolla. Headset yang satu ini disiapkan untuk merealisasikan teknologi Codec Avatar yang memiliki visual photorealistic, dengan fokus pada keperluan produktivitas layaknya Quest Pro. Kapan La Jolla bakal hadir masih tanda tanya, tapi yang pasti masih cukup jauh dan pastinya setelah Ventura.

Augmented reality tingkat lanjut

Selain VR, AR juga mendapat perhatian ekstra dari Meta. Mereka bahkan sudah menyiapkan tiga perangkat AR yang akan dirilis hingga 2027. Perangkat yang pertama adalah penerus langsung dari kacamata pintar Ray-Ban Stories, yang rencananya akan dirilis pada musim semi 2023.

Selanjutnya, kacamata pintar generasi ketiga Meta dijadwalkan meluncur pada 2025. Perangkat ini bakal jadi kacamata pintar pertama Meta yang dilengkapi panel display-nya sendiri, yang berfungsi untuk menampilkan pesan teks, menerjemahkan teks secara real-time, maupun memindai kode QR.

Smart glasses generasi ketiga ini akan dijual bersama sebuah gelang yang berfungsi sebagai controller dengan teknologi neural interface. Meta sebenarnya sempat mendemonstrasikan prototipe gelang ini pada tahun 2021.

Berdasarkan video demonstrasinya, gelang ini mampu menangkap sinyal neural dari pergelangan tangan dan menerjemahkannya menjadi input komputer menggunakan AI. Jadi dengan memakai gelang ini, kacamatanya dapat dioperasikan hanya dengan mengandalkan gestur swipe maupun pergerakan jari jemari.

Masih di tahun 2025 dan di saat yang hampir bersamaan, Meta juga akan meluncurkan sebuah smartwatch berteknologi neural interface yang diproyeksikan sebagai upgrade opsional dari gelang pintar tadi. Jadi bagi pengguna yang terbiasa memakai smartwatch, mereka tidak perlu mengenakan dua perangkat yang berbeda di pergelangan tangannya hanya untuk mengendalikan smart glasses-nya.

Perangkat AR yang ketiga adalah sebuah kacamata AR yang diberi codename Orion. Perangkat ini kabarnya sudah dikembangkan selama 8 tahun, dan baru akan dirilis ke pasaran pada tahun 2027. Belum banyak yang diketahui soal Orion, namun yang pasti perangkat ini bakal cukup canggih untuk memproyeksikan hologram berkualitas tinggi.

Yang mungkin bakal sedikit mengejutkan — atau tidak sama sekali, tergantung dengan siapa Anda berbicara — adalah rencana Meta untuk sesekali menyuguhkan iklan pada pengguna Orion. Mungkin ini merupakan salah satu cara mereka untuk menekan harga jualnya sehingga tidak kelewat mahal.

Melihat ambisi besar dan roadmap hardware VR beserta AR Meta ini, kita jadi tidak perlu heran kalau Reality Labs — divisi yang mengerjakan semua itu — sampai merugi 204 triliun rupiah tahun lalu. Optimisme Meta terhadap VR dan AR juga ditunjukkan lewat keputusannya mempertahankan sebagian besar dari Reality Labs di saat mereka melakukan PHK massal pada divisi-divisi lainnya.

Sumber: Ars Technica dan Mixed.