Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu jutaan gamer dan fans Sony di Indonesia telah datang, PlayStation 4 meluncur resmi di nusantara. Setelah menunggu kurang lebih dua bulan, console terbaru garapan Sony ini akan mulai beredar di Indonesia. Dan para undangan acara peluncuran ini adalah beberapa orang beruntung yang diperbolehkan menjajalnya tanpa harus perlu membeli.
Ruangan showcase yang cukup luas tersebut terasa penuh karena para jurnalis datang dengan jumlah yang banyak – beberapa mewakili media teknologi, game, harian umum bahkan hingga lifestyle. Mungkin hal ini dapat merefleksikan antusiasme fans yang sangat tinggi di Indonesia. Saya mencoba duduk di kursi terdepan, namun harus terpaksa menempati urutan ketiga.
Tidak masalah, saya (dan banyak rekan-rekan gamer lain) sudah bersemangat bisa mendapatkan kursi untuk mengikuti acara ini. Kemudian sang pembawa acara memanggil sang Direktur Marketing Sony Indonesia, Hiroshi Sakai, untuk maju ke panggung untuk melakukan kata sambutan. Satu hal yang cukup mengagetkan para tamu adalah ia melakukan pidato ini dengan Bahasa Indonesia dan membukanya dengan kalimat ‘Assalamualaikum’.
Info menarik: PlayStation 4 Terjual Dua Kali Lebih Banyak Dibanding Xbox One di eBay
Bahasa Indonesia tuan Sakai memang tidak sempurna, namun dari sini kita bisa mendapatkan gambaran betapa pentingnya Indonesia bagi para perancang Sony PlayStation 4. Kita bisa dibilang harus berbangga menjadi negara Asia keempat yang mendapat konfirmasi resmi PlayStation 4, lebih dahulu dari Jepang sendiri yang merupakan rumah bagi perusahaan ini. Saat ia menyelesaikan kata sambutannya, para undangan memberikan tepuk tangan paling meriah yang pernah saya dengar.
Presentasi selanjutnya dibawakan oleh sang Presiden Direktur Sony Indonesia, Satoru Arai. Isinya tidak jauh berbeda seperti yang telah dibahas artikel-artikel Trenologi sebelumnya. Mereka mengumumkan spesifikasi, fitur-fitur baru yang ada di dalam console ini serta kembali mengkonfirmasi harga, dan tidak lupa membanggakan satu hal: dari semenjak peluncurannya bulan November lalu, PlayStation telah terjual 4,2 juta unit di seluruh dunia. Bukan hanya jumlah yang tinggi, Sony memiliki momentum yang paling maksimal. Bayangkan saja jika angka tersebut dijumlahkan dengan penjualan di Indonesia dan Jepang.
Satu hal sangat menarik dari presentasi ini adalah demo kecanggihan PlayStation Camera dengan memanfaatkan PS4 dan controller DualShock 4 dengan mengenalkan The PlayRoom. The PlayRoom adalah sebuah ‘mini-game‘ dimana Anda bisa bermain dengan robot-robot kecil dalam sebuah dunia augmented reality. Tentu saja pengguna tidak bisa melihat mereka, namun perhatikan layar: robot-robot lucu yang keluar dari controller akan merespon setiap gerakan Anda.
Mereka akan terlempar saat Anda tendang, bergelantungan di kaki, membalas lambaian selamat tinggal Anda, bahkan salah satunya tidak mau kembali ke ‘rumah’-nya saat representasi Sony memutuskan untuk mengakhiri The PlayRoom.
Info menarik: Alasan Mengapa Xbox One Lebih Mahal Dari PlayStation 4
Dalam mode permainan lain, robot-robot ini seolah-olah memenuhi ruang digital di dalam DualShock 4 Anda. Saat Anda tekan tombol, lampu sorot akan menyala dan mereka akan meresponnya dengan cara yang berbeda. Jika Anda miringkan controller ini ke sisi tertentu, para robot akan tergelincir ke sudut itu. Mereka sangat lucu dan mengasyikkan, tetapi untuk saat ini The PlayRoom masih terasa sebagai demo-tech. Saya penasaran apa strategi Sony agar kecanggihan PS Camera dimanfaatkan oleh gamer hardcore. Lagi pula, alasan mengapa konsumen lebih banyak memilih PS4 dibanding rival karena ia dirancang dari awal untuk gamer yang ‘serius’.
Di akhir presentasi, Sony mengumumkan nama tiga orang yang konsumen yang melakukan pre-order paling pertama. Para pemilik PS4 pertama di Indonesia ini tidak sadar bahwa Sony juga telah menyiapkan kejutan untuk mereka: satu unit PlayStation TV dan, yang paling luar biasa, keanggotaan PlayStation Plus selama sepuluh tahun.
Beberapa jurnalis melongo tidak percaya, bayangkan berapa banyak game gratis yang nanti bisa mereka nikmati. Seorang rekan media berkata tak percaya, “Wah, lebih dari sekedar balik modal dong…” Uang Rp 7 juta yang mereka keluarkan sangat kecil dibandingkan dengan apa yang mereka dapatkan…
Tapi setidaknya rasa ‘iri’ kami dapat terobati karena akhirnya saya diperkenankan menjajal console baru ini di akhir acara. Beberapa buah game dijalankan di sana untuk memamerkan kecanggihan PlayStation 4, dan di antara mereka, beberapa memang sangat menarik: walaupun Killzone: Shadow Fall tidak sebaik yang banyak gamer harapkan, ia dapat memamerkan kecanggihan dan potensi ke depan sisi visual PS4.
Saya tidak lupa mencoba PlayStation Vita TV yang juga diluncurkan bersamaan dengan PS4. Dari sisi hardware, ia memiliki kemampuan yang sama dengan sepupu handheld-nya, tetapi PS Vita TV dirancang tanpa layar dan harus disambungkan ke TV supaya bisa dinikmati. Seperti Vita, Vita TV menjalankan game-game era PlayStation 2, dan dalam showcase ini Sony memamerkan game dari franchise Gundam.
Info menarik: Belum Ada Sebulan Diluncurkan, PlayStation 4 Terjual 2,1 Juta Unit di Seluruh Dunia
Menurut opini saya, alasan orang membeli console adalah karena jenis permainan-permainan tertentu yang lebih mudah diakses olehnya, seperti racing, fighting dan olah raga seperti NBA 2K14. PlayStation 4 mampu menjalankan game ini dengan grafis yang sangat cantik: detail-detail wajah, tetesan keringat dan baju terlihat sangat nyata – walaupun gerakan pemain tidak sealami atlet basket sesungguhnya.
Entah karena ditemani rekan-rekan gamer atau memang keasikan sendiri, saya tidak sadar bermain Injustice: Gods Among Us selama kurang lebih satu jam. Bukan sepenuhnya salah saya, representasi Sony-lah yang menawarkan controller itu ke tangan saya dan dia juga tampaknya asik menonton permainan ini.
Dengan mencoba cukup lama, saya setuju satu hal: DualShock 4 adalah controller yang nyaman. Ia memiliki tingkat ergonomis yang tinggi, dan walaupun desain Xbox controller lebih cocok untuk menikmati shooter, DualShock 4 tidak tertandingi untuk bermain fighting. Ia sangat ringan, dan bahkan bagi seorang PC gamer tulen seperti saya yang jauh lebih memilih keyboard dan mouse, DualShock baru ini juga sangat intuitif.
Info menarik: Oculus Vs. Sony, Perang Device VR Semakin Memanas di CES 2014
Yang terakhir, kebetulan Sony juga memamerkan headset VR mereka yang bernama HMZ-T3. Tentu saja unit tersebut bukan perangkat teranyar yang mereka pamerkan di CES 2014, tapi sayang sekali jika tidak mencobanya. Unit ini merupakan varian berkabel, dan ia terasa kurang praktis dan kurang spesial.
Terlebih lagi beberapa orang mengaku merasa sedikit mual karena belum terbiasa dan HMZ-T3 terasa berat di kepala. Berita buruk bagi Anda yang mengenakan kacamata, walaupun device VR ini bisa digunakan bersama dengannya, kacamata akan cepat berembun dan alhasil, Anda tidak bisa melihat apa-apa. Saya terpaksa melepas kacamata dan hanya bertahan mencicipi game Knack selama beberapa menit saja.
Saya berkesempatan berbincang-bincang dengan Sony sejenak sebelum event ini ditutup. Ia menjelaskan bahwa sejauh ini game memang terbatas dan konsumen sementara waktu harus membelinya secara online di PlayStation Store. Kita harus menunggu beberapa hari untuk konfirmasi soal game versi retail (kopi fisik) yang akan hadir di Indonesia. Jadi memilih versi bundel adalah pilihan terbaik sementara menunggu kabar lebih lanjut. Tapi tentu saja Sony berjanji akan segera menyelesaikan masalah ini.
Ada sedikit dualitas saat saya tanyakan tentang masa depan PlayStation Now – layanan streaming game Sony – di Indonesia. Seorang juru bicara masih ragu bahwa fitur ini akan bisa dinikmati di luar Amerika Serikat, namun dalam kesempatan terpisah, Satoru Arai dan rekan-rekannya dari Jepang cukup percaya diri bahwa PlayStation Now bisa hadir di sini.
Info menarik: Sony Mengumumkan Layanan Streaming Game Mereka, PlayStation Now
Akhirnya saat yang dinanti-nanti gamer di Indonesia telah tiba, PS4 hadir di Indonesia. Tentu masih banyak hal yang perlu Sony tingkatkan, kualitas dan kuantitias permainan adalah beberapa di antaranya. Saya cukup penasaran, kira-kira seberapa besar angka penjualan PlayStation 4 di Indonesia selama satu tahun. Untuk saat ini, kami ucapkan selamat pada Sony atas peluncuran console next-gen anyar ini di nusantara.
Seperti yang kita tahu, Sony PlayStation 4 dibanderol seharga Rp 6,99 juta. Jika Anda merasa harganya masih cukup mahal – apalagi jika dibandingkan dengan harga di Amerika yang hanya mencapai US$ 399, saya sarankan untuk bersabar sekitar empat hingga lima bulan untuk membelinya. Alasan pertama adalah kita sebaiknya menunggu hingga layanan PlayStation di Indonesia semakin ‘kokoh’, mengawasi perkembangan game-nya dan siapa tau harganya bisa menurun.
Mungkin sudah banyak dari Anda yang menyaksikannya, tetapi saya tidak lupa membubuhkan video demo The PlayRoom di bawah ini. Silakan menikmati.